Firdaus, Ilham and Prof. Dr. Ir Tri Eko Susilorini, MP., IPM., ASEAN Eng (2023) Hubungan Antara Bcs (Body Condition Score) Dan Statistik Vital Dengan Lingkar Ambing Pada Kambing Peranakan Etawa (Pe) Di Desa Bangelan Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kambing merupakan salah satu ternak ruminansia yang banyak dipelihara oleh masyarakat luas untuk usaha peternakan baik dalam skala kecil (10 – 50 ekor) maupun skala besar (lebih dari 500 – 1000 ekor). Kambing cukup mudah dipelihara dikarenakan perkembangbiakannya cepat, modal yang dibutuhkan untuk usaha peternakan relatif kecil yaitu sekitar Rp6.000.000 – Rp10.000.000 untuk memulai beternak 5 ekor kambing (Nurrahmi, 2020), serta dapat digunakan sebagai tabungan hingga investasi. Ternak kambing memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ternak ruminansia besar, sehingga memelihara jenis ternak ini membutuhkan ukuran kandang dan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan ruminansia besar seperti sapi. Kambing merupakan salah satu komoditi ternak di Indonesia yang memberikan peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani dalam negeri dimana produksi daging kambing di Indonesia lebihvii besar dibanding domba, kerbau dan kuda. Data BPS menyebutkan bahwa terdapat 63,65 ribu ton produksi daging kambing pada tahun 2022. Angka tersebut meningkat 6,57% dari tahun sebelumnnya. Kambing PE memiliki produktivitas yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan yang saling berkaitan. Genetik merupakan faktor bawaan yang diwariskan dari induk kepada anaknya dalam menentukan kemampuan produksi ternak tersebut, sedangkan lingkungan merupakan faktor pendukung agar ternak mampu berproduksi sesuai dengan kemampuannya. Ternak yang memiliki genetik yang baik harus didukung dengan lingkungan yang baik juga supaya potensi genetik ternak tersebut dapat keluar secara maksimal. Faktor genetik dan lingkungan memiliki peran penting terhadap produktivitas ternak dalam menghasilkan performa produksi dan reproduksi yang baik. Performa produksi dan reproduksi kambing PE yang baik dapat dilihat dari parameter BCS dan statistik vital. BCS merupakan metode untuk memberi nilai terhadap kondisi tubuh ternak baik secara visual maupun dengan perabaan timbunan lemak tubuh di bawah kulit sekitar tulang punggung, pinggul dan pangkal ekor. Rifai dan Agriawan (2020) menyatakan bahwa BCS merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk menentukan potensi produksi ternak kambing dimana BCS yang tinggi akan mengindikasikan perlemakan yang baik pada tubuh kambing. Selain BCS, parameter yang digunakan dalam melihat performa produksi kambing PE adalah statistik vital. Statistik vital merupakan metode pendugaan kondisi tubuh ternak melalui ukuran tubuh antara lain lingkar dada, panjang badan, dan tinggi badan. BCS dan statistik vital adalah prosedur yang sederhana namun bermanfaat, yang dapatviii membantu peternak membuat keputusan manajemen terkait kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ternak untuk mengoptimalkan kinerja serta sebagai penilaian rutin kondisi tubuh kambing. Bentuk dan ukuran ambing sebagai kelenjar penghasil susu diyakini oleh para ahli dapat mempengaruhi jumlah susu yang dihasilkan. Ukuran ambing yang secara visual ukurannya besar memiliki volume yang besar pula, sehingga dapat menampung susu yang banyak. Besarnya ambing dapat diketahui dari ukuran lingkar ambing. Ukuran lingkar ambing berbanding lurus dengan volume ambing, sehingga memiliki sel sekretori dan jaringan alveolus yang lebih banyak dan besar untuk mensintesis cairan susu (Santoso, Hamdani dan Sulastri. 2020). Ukuran lingkar ambing dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam seleksi betina unggul pada kambing PE. Penelitian dilaksanakan pada Agustus - Oktober 2022. Lokasi penelitian berada Di Desa Bangelan Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Tujuan penelitan adalah untuk menganalisis hubungan antara BCS dan statistik vital dengan lingkar ambing pada kambing PE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kambing PE betina laktasi sebanyak 120 ekor pada umur poel 1 (1 - 1,5 tahun), poel 2 (1,5 - 2 tahun) dan 3 tahun (2 - 3 tahun). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Variabel pada penelitian adalah nilai BCS, statistik vital yang terdiri dari lingkar dada (LD), panjang badan (PB) dan tinggi badan (TB) serta lingkar ambing (LA). Data diperoleh melalui analisis korelasi dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa BCS tidak berhubungan nyata dan sangat lemah terhadap lingkar ambing (P>0,05) dengan nilai korelasi 0,12 dan persamaan regresi linear yaitu Y = 1,15X + 29,10. Statistik vital berhubungan sangat nyataix (P<0,01) dengan lingkar ambing dengan hubungan sedang hingga kuat. Lingkar dada (LD) memiliki hubungan sangat nyata dan kuat dengan lingkar ambing (P<0,01) dengan nilai korelasi 0,61 dan persamaan regresi linear yaitu Y = 0,44X – 3,97. Tinggi badan (TB) memiliki hubungan sangat nyata dengan lingkar ambing (P<0,01) dengan nilai korelasi 0,43 dan persamaan regresi linear yaitu Y = 0,55X – 10,82. Panjang badan (PB) memiliki hubungan sangat nyata dengan lingkar ambing (P<0,01) dengan nilai korelasi 0,42 dan persamaan regresi linear Y = 0,35X + 5,40. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, lingkar dada dapat dijadikan sebagai parameter untuk menentukan ukuran lingkar ambing dalam seleksi betina unggul. Semakin besar ukuran pada lingkar dada maka akan menaikkan diameter dari lingkar ambing.
English Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship between BCS and statistics vital with udder circumference in Etawa Crossbred Goats in Bangelan Village, Wonosari District, Malang Regency. This study was conducted in August - October 2022. The materials used in this study were lactating Etawa Crossbred Goats at the ages of PI 1 (1 - 1.5 years), PI 2 (1.5 - 2 years) and PI 3 (2 – 3 years). The method use in this study is survey with collecting data by purposive sampling. The variables in the study were BCS, vital statistics consisting of chest circumference, body length and height and udder circumference. Data obtained through correlation analysis and simple linear regression. The results showed that BCS had no significant and highly weak correlation with udder circumference (P>0.05) with a correlation value of 0.12 and the linear regression equation is Y = 1.15X + 29.10. Statistics vital had a highly significant correlation (P<0.01) with moderate to strong influence with udder circumference. Chestv circumference had a highly significant and strong correlation with udder circumference (P<0.01) with a correlation value of 0.61 and the linear regression equation is Y = 0.44X – 3.97. Body height had a highly significant and moderate correlation with udder circumference (P<0.01) with a correlation value of 0.43 and the linear regression equation is Y = 0.55X – 10.82. Body length had a highly significant and moderate correlation with udder circumference (P<0.01) with a correlation value of 0.42 and the linear regression equation is Y = 0.35X + 5.40. It can be concluded that chest circumference can be used as a parameter to determine the size of the udder circumference, where the larger the size of the chest circumference the larger diameter of the udder circumference.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052305 |
Uncontrolled Keywords: | Etawa Crossbreed Goat, Body Condition Score, Statistics Vital, Udder Circumference |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Annisti Nurul F |
Date Deposited: | 19 Jan 2024 01:33 |
Last Modified: | 19 Jan 2024 01:33 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212066 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ilham Firdaus.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |