Dewi., Tika Noviana and Dr. Ir. Nur Edy Suminarti,, MS. and Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro,, MS. (2022) Uji Volume Pemberian Air pada Dua Varietas Tanaman Bit Merah (Beta vulgaris L.) di Dataran Medium. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, menyebabkan permintaan terhadap buah bit di Indonesia cenderung tinggi. Hal ini dapat dilihat dari besarnya impor buah bit selama periode 2014-2015. Indonesia merupakan negara terbesar yang mengimpor buah bit dari Australia dan hingga tahun 2020 Indonesia masih mengimpor buah bit yang termasuk dalam kategori sayur premium. Sementara itu, menurut peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tentang ketentuan impor produk hortikultura menyatakan bahwa buah bit tergolong produk yang dibatasi jumlah impornya. Di sisi lain, sejak tahun 2010 Dirjen Hortikultura telah menghimbau penanaman tanaman dataran tinggi untuk diarahkan ke dataran rendah/medium dibawah 1000m dpl untuk menghindari tingginya pembukaan hutan. Berkaitan dengan hal tersebut, strategi yang dapat ditempuh dalam upaya peningkatan ketersediaan buah bit ialah melalui pengembangan penanaman ke dataran yang lebih rendah seperti dataran medium. Namun demikian, suhu dataran medium relatif lebih tinggi dibandingkan dataran tinggi, sehingga tingkat kehilangan air dari tanah dan tanaman cenderung meningkat dan menyebabkan tanaman kekurangan air. Hal ini berdampak pada rendahnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, partisi fotosintat dan produksi tanaman. Selain dipengaruhi oleh lingkungan, produksi suatu tanaman juga ditentukan oleh faktor genetik. Varietas yang tahan atau toleran akan tetap tumbuh dan memberi hasil yang tinggi dibandingkan varietas yang peka. Berkaitan dengan hal tersebut, melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi tentang varietas dan tingkat kebutuhan air yang sesuai untuk tanaman bit yang ditanam di dataran medium sehingga akan mempermudah dalam pengembangannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga Oktober 2019 di rumah kaca Lanud Abdul Rachman Shaleh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Lahan penelitian berada pada ketinggian 486 mdpl, dengan curah hujan rata–rata antara 302 mm/bulan – 478 mm/bulan, suhu udara minimum antara 20,2oC–21,2oC dan suhu udara maksimum sekitar 28,6oC–29,6oC, kelembaban minimum antara 50%–60% serta kelembaban maksimum antara 93%–98% dengan jenis tanah Inseptisol. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah polybag, penggaris, Leaf Area Meter, timbangan analitik, soil moisture tester, thermometer, oven, spektrofotometer dan buku Royal Horticultural Society. Bahan yang digunakan adalah benih tanaman bit varietas Vikima dan Ayumi 04, pupuk Urea, SP36, KCl dan pupuk kandang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan menempatkan varietas+volume pemberian air sebagai perlakuan, yang terdiri dari 10 macam yaitu: 1) Vikima+350 mm/musim, 2) Vikima+550 mm/musim, 3) Vikima+750 mm/musim, 4) Vikima+950 mm/musim, 5)Vikima+1150 mm/musim, 6) Ayumi 04 +350 mm/musim, 7) Ayumi 04+550 mm/musim, 8) Ayumi 04 +750 mm/musim, 9) Ayumi 04+950 mm/musim, 10) Ayumi 04+1150 mm/musim. Parameter yang diamati meliputi: 1) pengamatan pertumbuhan (panjang akar, luas daun, bobot segar total tanaman dan bobot kering total tanaman), 2) pengamatan panen (bobot segar umbi per tanaman), 3) pengamatan warna daun dan umbi, 4) pengamatan fisiologi (kandungan klorofil, kerapatan stomata dan kandungan betasianin), 5) pengamatan iklim mikro (suhu tanah minimum dan maksimum, kelembaban tanah minimum dan maksimum serta evaporasi). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Analisis Ragam (Uji F) taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas+volume pemberian air memberi pengaruh nyata pada parameter pertumbuhan dan panen. Pada umur 60 hst, perlakuan P10 memberikan hasil yang paling tinggi pada parameter pertumbuhan yaitu panjang akar sebesar 12,50 cm, luas daun sebesar 1797,05 cm2, bobot segar total tanaman sebesar 363,89 g serta bobot kering total tanaman sebesar 35,54 g. Demikian pula pada parameter panen, perlakuan P10 memberikan hasil bobot segar umbi per tanaman yang paling tinggi yaitu 193,78 g. Pada parameter warna daun dan umbi, perlakuan P5 dan P10 menghasilkan warna daun berupa hijau kekuningan dengan kategori kuat (pekat), sedangkan warna umbi yang dihasilkan yaitu merah keunguan dengan kategori sedang. Pada parameter fisiologi, perlakuan P5 dan P10 memiliki kandungan klorofil a yang tidak berbeda nyata masing-masing sebesar 30,09 μg/2g dan 31,44 μg/2g berat segar daun, sedangkan kandungan klorofil b masing-masing sebesar 4,30 μg/2g dan 4,50 μg/2g berat segar daun. Sedangkan untuk kerapatan stomata pada perlakuan P5 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P9 dan P10 yaitu masing-masing sebesar 264,20 mm2, 257,58 mm2 dan 284,09 mm2.
English Abstract
The increasing public awareness of health, causing the demand for beetroot in Indonesia tends to be high. This can be seen from the amount of beetroot imports during the 2014-2015 period. Indonesia is the largest country that imports beetroot from Australia. Until 2020, Indonesia is still importing beetroot which are included in the category of premium Australian vegetables. Meanwhile, according to the regulation of the Minister of Trade of the Republic of Indonesia concerning the provisions on the import of horticultural products states that beetroot is classified as a type of product that is limited by the number of imports. On the other hand, since 2010 the Director General of Horticulture has instructed for planting highland plants to be directed to low/medium land below 1000 m above sea level to avoid deforestation. So that, the strategy that can be taken as an effort to increase the availability of beetroot is through the development of planting directed to lower land such as medium land. Meanwhile the medium land relatively higher temperatures than highlands so that the rate of water loss from soil and plants tends to increase and causes plants to lack water. This will affect the plant growth and development, photosynthate partitioning and plant production. Besides being influenced by the environment, the production of a plant is also determined by genetic factors. Resistant or tolerant varieties will be able to grow and give high yields compared to sensitive varieties. In this regard, through this research activity, it is expected to obtain information about varieties and levels of water requirements for beetroot that grown in medium land, so that it will facilitate the development of beetroot. The research was conducted in July to October 2019 in the greenhouse of Lanud Abdul Rachman Shaleh, located in Pakis District, Malang Regency. The research area is at an altitude of 486 meters above sea level, with an average rainfall 302 mm/month-478 mm/month, minimum air temperature between 20,2oC-21,2oC and maximum air temperature around 28,6oC-29,6oC , minimum humidity between 50%-60% and maximum humidity between 93%-98%. Soil type at the research site is Inseptisol. The tools used in this research were polybag, Leaf Area Meter, analytical scales, soil moisture tester, thermometer, spectrophotometer and Royal Horticultural Society book. The material used were beetroot seeds of Vikima and Ayumi 04 varieties, fertilizer (Urea, SP36, KCl and manure). This research used a randomized block design by placing a combination of beetroot varieties and the water volume as a treatment and consists of 10 types, namely: 1) Vikima+350 mm/season, 2) Vikima+550 mm/season, 3) Vikima+750 mm/season, 4) Vikima+950 mm/season, 5) Vikima+1150 mm/season, 6) Ayumi 04+350 mm/season, 7) Ayumi 04+550 mm/season, 8) Ayumi 04+750 mm/season, 9) Ayumi 04+950 mm/season, 10) Ayumi 04+1150 mm/season. The parameters observed included: 1) growth observations (root length, leaf area, total fresh weight of plants and total dry weight of plants), 2) harvest observations (fresh weight of tubers per plant), 3) morphological observations (color of leaves and tubers), 4) physiological observations (chlorophyll content and stomata density), 5) microclimate observations (minimum and maximum soil temperature and minimum and maximum soil moisture). Observational data were analyzed using Analysis of Variance ( F Test) at 5% level. If there is a real effect, then it is continued with Honestly Significant Difference (HSD) test at 5%.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 042204 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 18 Jan 2024 06:37 |
Last Modified: | 18 Jan 2024 06:37 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212058 |
Text (DALAM MASA EMBAGO)
tika noviana dewi.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |