Analisis Hidro-oseanografi Zona Upwelling untuk Prediksi Fishing Ground Ikan Pelagis di Perairan Selatan Jawa

Azizah, Nassyandra and Ir. Aida Sartimbul, M.Sc, Ph.D and Prof. Dr. Ing. Widodo Setiyo Pranowo, S.T., M.Si (2023) Analisis Hidro-oseanografi Zona Upwelling untuk Prediksi Fishing Ground Ikan Pelagis di Perairan Selatan Jawa. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perairan Selatan Jawa yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia merupakan perairan yang biasanya terjadi fenomena antara lautan dan atmosfer yang salah satunya yaitu fenomena upwelling. Fenomena upwelling merupakan pergerakan massa air dari kolom menuju permukaan perairan atau kedalaman tertentu. Fenomena ini bisa dimanfaatkan sebagai daerah fishing ground ikan pelagis karena daerah yang terjadi upwelling memiliki kandungan nutrien yang tinggi sehingga meningkatkan produktivitas primer dan menarik ikan-ikan kecil untuk menghampiri daerah tersebut yang mana nantinya juga memancing ikan pelagis besar untuk menuju daerah upwelling dengan tujuan mencari makan. Maka dari itu, zona upwelling ini bisa dijadikan daerah prediksi fishing ground ikan pelagis khususnya dalam penelitian ini menggunakan spesies Katsuwonus pelamis atau lebih dikenal dengan nama ikan cakalang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022 – Juni 2023 dengan lokasi penelitian yang mencakup sebagian besar perairan Selatan Jawa dengan data Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan data-data parameter perairan seperti suhu, salinitas, klorofil, fitoplankton, dan arus vertikal yang didapatkan dari website marine copernicus yang mana data ini berasal dari citra satelit. Selain itu, data hasil tangkapan dan titik penangkapan ikan cakalang juga dibutuhkan sebagai validasi zona upwelling untuk prediksi fishing ground ikan cakalang. Data tersebut digunakan untuk menghasilkan rentang kedalaman ikan cakalang yang mana kedalaman ini akan digunakan untuk menghasilkan peta zona upwelling dengan menggunakan software ArcGIS 10.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Tahun 2021 didapatkan rentang kedalaman ikan cakalang berkisar 50 – 100 meter berdasarkan suhu dan salinitas yang disukai oleh ikan cakalang. Setelah itu, data kedalaman akan digunakan untuk memetakan zona upwelling baik secara bulanan, musiman, dan tahunan. Pemetaan zona upwelling ini menunjukkan hasil yang sebagian besar titik penangkapan ikan cakalang berada di zona upwelling. Selain itu, juga dilakukan perhitungan luas zona upwelling yang mana dikaitkan dengan hasil tangkapan dan laju pancing ikan cakalang. Luas upwelling tertinggi terjadi pada Bulan Februari dan Agustus dengan luas secara berurutan yaitu 190.965 km2 dan 159.774,05 km2, sedangkan yang terendah dengan luas 95.938,35 km2 pada Bulan Juli, serta didapatkan rata-rata luas upwelling dari Bulan Januari – Desember 2021 sebesar 142.996,46 km2. Luas upwelling tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap CPUE ikan cakalang yang dilihat dari nilai korelasi dan koefisien determinasi. Selain itu, adanya selang waktu (time lag) antara luas upwelling dengan hasil tangkapan ikan cakalang

English Abstract

The southern waters of Java, which are directly adjacent to the Indian Ocean, are waters where phenomena between the ocean and the atmosphere usually occur, one of which is the upwelling phenomenon. The upwelling phenomenon is the movement of water masses from the column towards the surface of the water or a certain depth. This phenomenon can be utilized as a pelagic fish fishing ground because the upwelling area has a high nutrient content that increases primary productivity and attracts small fish to approach the area which in turn also lures large pelagic fish to the upwelling area with the aim of finding food. Therefore, the upwelling zone can be used as a predicted fishing ground for pelagic fish, especially in this study using the species Katsuwonus pelamis or better known as skipjack. This research was conducted in December 2022 - June 2023 with research locations covering most of the southern waters of Java with 2021 data. This study uses data on water parameters such as temperature, salinity, chlorophyll, phytoplankton, and vertical currents obtained from the marine copernicus website where this data comes from satellite imagery. In addition, catch data and skipjack fishing points are also needed to validate the upwelling zone for predicting skipjack fishing grounds. The data is used to generate a range of skipjack depths which will be used to generate upwelling zone maps using ArcGIS 10.3 software. The results showed that in 2021, the depth range of skipjack fish was found to range from 50 - 100 meters based on the temperature and salinity preferred by skipjack fish. After that, the depth data will be used to map upwelling zones on a monthly, seasonal, and annual basis. This upwelling zone mapping shows the results that most of the skipjack fishing points are in the upwelling zone. In addition, the calculation of the area of the upwelling zone is also carried out which is associated with the catch and fishing rate of skipjack. The highest upwelling area occurred in February and August with an area of 190.965 km2 and 159.774,05 km2, respectively, while the lowest was 95.938,35 km2 in July, and the average upwelling area from January to December 2021 was 142.996,46 km2. The extent of upwelling does not have a significant effect on skipjack catch for unit effort as seen from the correlation value and the coefficient of determination. In addition, there is a time lag between the extent of upwelling and skipjack catch.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052308
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: Nur Subchan
Date Deposited: 18 Jan 2024 23:47
Last Modified: 18 Jan 2024 23:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212036
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nassyandra Azizah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (11MB)

Actions (login required)

View Item View Item