Mekanisme Antagonis Jamur Endofit Terhadap Patogen Sclerotium rolfsii. Sacc. Penyebab Penyakit Busuk Batang pada Tanaman Kacang Tanah.

Adielfina, Siska and Luqman Qurata Aini,, SP., M.Si., Ph.D and Dr. Alfi Inayati,, SP., MP (2022) Mekanisme Antagonis Jamur Endofit Terhadap Patogen Sclerotium rolfsii. Sacc. Penyebab Penyakit Busuk Batang pada Tanaman Kacang Tanah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kacang tanah merupakan sumber protein nabati yang penting. Kebutuhan kacang tanah meningkat setiap tahunnya namun, peningkatan produksi lebih sedikit daripada kebutuhan. Penurunan produksi kacang tanah disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah serangan hama dan penyakit tanaman. Penyakit penting pada kacang tanah adalah penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii. S. rolfsii merupakan patogen tular tanah yang dapat menurunkan hasil panen dan hasil polong. Pengendalian untuk patogen tular tanah pada umumnya yaitu dengan penggunaan fungisida kimia, namun penggunaan bahan-bahan kimia pada pengendalian penyakit tanaman mulai dihindari karena berdampak negatif dan dapat merusak lingkungan. Pengendalian hayati dengan memanfaatkan agens hayati yang berada di alam seperti jamur endofit dapat dijadikan alternatif untuk pengendalian penyakit pada tanaman kacang tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan 2 Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Hasil penelitian mendapatan 28 isolat jamur endofit. Jamur endofit tersebut kemudian diuji kemampuan antagonisnya untuk menekan S. rolfsii dan diperoleh isolat EKT 3 yang menunjukkan persentase penghambatan tertinggi. Identifikasi molekuler dilakukan pada isolat EKT 3 dan didapatkan kemiripan dengan spesies Trichoderma asperellum. Hasil uji antagonis dengan jamur S. rolfsii mendapatkan persentase penghambatan tertinggi yaitu jamur Trichoderma asperellum dengan persentase penghambatan mencapai 90.24%. Mekanisme antagonis T. asperellum terhadap S. rolfsii yaitu mikoparasit, ditandai dengan hifa yang mengkolonisasi hifa S. rolfsii, kerusakan hifa yaitu lisis, dan pertumbuhan hifa abnormal menjadi keriting. Pengujian enzim selulase dan kitinase menunjukkan bahwa jamur T. asperellum memiliki aktivitas kedua enzim tersebut. Enzim selulase dan kitinase berperan sebagai pendegradasi dinding sel jamur patogen S. rolfsii.

English Abstract

Peanuts are an important source of protein. The need for peanuts increases every year, however, the increase in production is lower the demand. The constrain in peanut production is caused by several factors, one of which is the attack of pests and plant diseases. An important disease in peanut cultivation is stem rot caused by Sclerotium rolfsii. S. rolfsii is a soil-borne pathogen that can reduce crop yields and decrease pod yields. Management to control for soil-borne pathogens in general is the use of chemical fungicides, but the use of chemicals in plant disease control is being avoided because they have a negative impact and can damage the environment. So that biological control by utilizing biological agents that exist in nature such as endophytic fungi can be used as an alternative to control diseases in peanut plants. This research was carried out at the Plant Disease Laboratory, Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute (ILETRI) and Plant Disease Laboratory 2, Department of Pests and Plant Diseases, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya. The results showed that there were 28 isolates of endophytic fungi has been isolated. Endophytic fungi were tested for antagonists and the highest percentage of inhibition, namely isolate EKT 3. Molecular identification of EKT 3 isolate and obtained similarities with Trichoderma asperellum species. The results of the antagonist with S. rolfsii fungus got the highest percentage of inhibition, presented by Trichoderma asperellum with the percentage of inhibition was 90.24%. Observation of the antagonist mechanism that occurs in T. asperellum, was mycoparasitism, which characterized by colonization of S. rolfsii hyphae, damaging S. rolfsii hyphae or lysis, and abnormal growth of pathogen hyphae. Tests for cellulase and chitinase enzymes showed that T. asperellum perfome the activity of both enzymes. Cellulase and chitinase enzymes acted as cell wall degrading agents for the pathogenic fungus S. rolfsii.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040643
Divisions: Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 18 Jan 2024 04:57
Last Modified: 18 Jan 2024 07:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212003
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Siska Adielfina.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item