Optimasi Suhu untuk Meningkatkan Hasil Maskulinisasi pada Ikan Lele (Clarias gariepinus) dalam Budidaya

Aisya, Fajrina Malkha and Dr. Ir. Maheno Sri Widodo, M.S and Muhammad Dailami, S.Si., M.Si. (2023) Optimasi Suhu untuk Meningkatkan Hasil Maskulinisasi pada Ikan Lele (Clarias gariepinus) dalam Budidaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produksi lele menunjukkan hasil yang positif, setiap tahun mengalami kenaikan sebanyak 4%. Kenaikan jumlah permintaan akan Ikan Lele mengakibatkan perlunya teknologi inovatif untuk meningkatkan jumlah produksi. Perlunya Upaya peningkatan produksi benih dapat dilakukan dengan cara pembenihan secara buatan untuk memenuhi permintaan pasar ikan lele. Ikan lele dalam pembenihan buatan perlu untuk membunuh indukan jantan sehingga jumlah indukan jantan semakin sedikit. Stripping dapat dilakukan pada indukan ikan lele betina sedangkan jantan tidak bisa karena struktur sperma yang bergerigi. Faktor tersebut yang membuat perlunya jumlah ikan lele Jantan yang lebih banyak dari betina dengan cara membudidayakan ikan kelamin tunggal . Terdapat inovasi teknologi yang disebut sex reversal. Sex reversal merupakan teknologi yang membalikkan arah perkembangan kelamin menjadi berlawanan baik untuk pengarahan dari ikan betina kejantan (maskulinisasi). Maskulinisasi dapat dilakukan saah satunya dengan cara perendaman dengan suhu. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 22oC, 29 oC, dan 36 oC serta control yang diulang sebanyak 4x.. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Ikan Kabat, Banyuwangi. Dari bulan oktober hingga desember 2023. Perlakuan suhu diberikan Selama 28 hari sedari larva ikan sehari menetas. Pengamatan yang dilakukan adalah persentase Jantan dengan melakukan pengamatan histologi gonad menggunakan asetokarmin. Parameter selanjutnya adalah kelulushidupan ikan (SR). parameter penunjang lainya adalah kualitas air DO,pH, dan panjang ikan. Alaisis data menggunakan Ms. Excel sertaSPSS. Hasil yang didapat pada penelitian suhu terhadap maskulinisasi ikan didapatkan nilai rerata Jantan yang tertinggi didapatkan pada perlakuan dengan suhu 36 oC yang diasumsikan bahwa suhu 36 oC berpengaruh terhadap maskulinisasi larva ikan lele. Rerata persentase ikan lele jantan tertinggi ada pada perlakuan C dengan suhu 36 oC sebesar 70.25%. diikuti dengan perlakuan B suhu 29 oC dengan persentase sebesar 54,5. Kemudian diikuti dengan persentase pada perlakuan control sebesar 50,25%. Nilai persentase ikan lele terendah ada pada perlakuan dengan suhu 22 oC sebesar 37%. Hasil uji BNT pada Tabel 5 diketahui bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata pada perlakuan C (36oC) dengan perlakuan A (22oC), diketahui bahwa persentase Jantan pada perlakuan C (suhu 36 oC) memiliki nilai tertinggi dan pada perlakuan A (suhu 22 oC) memiliki prosesntase terenda. Hasil yang didapat pada penelitian suhu terhadap survivale rate (SR) rerata persentase kelulushidupan ikan lele tertinggi ada pada perlakuan B dengan suhu 29 oC sebesar 88%. diikuti dengan perlakuan kontrol dengan persentase sebesar 80%. Kemudian diikuti dengan persentase pada perlakuan A (suhu 22 oC) sebesar 75% dan perlakuan C (suhu 36 oC) sebesar 74%. Berdasarkan perhitungan sidik ragam pemberian suhu yang berbeda berpengaruh terhadap nilai SR Ikan Lele (Clarias gariepinus) Pengukuran parameter penunjang yang dilakukan ada pengukuran kuaitas air dan panjang larva. Kualitas air didapatka kadar oksigen terlarut tercatat dicapai dengan nilai terendah sebesar 5.64 dipagi hari pada suhu 36 disore hari. Sedangkan nilai DO paling tinggi dengan nilai 7.6 pada sore hari di suhu 29 oC namun masih masuk dalam nilai yang optimal. Nilai pH didapatkan angka pagi dan siang hari berkisar 6 hingga 8. Panjang larva yang diamati didapatkan nilai larva terpendek sebesar 1.7 cm dan larva terpanjang sepanjang 2.8 cm. Berdasarkan hasil dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan pemberian suhu 36,29,dan 22oC pada larva ikan lele selama 28hari mampu meningkatkan persentase Jantan pada ikan lele. Perlakuan terbaik ada pada perlakuan C dengan suhu 36 oC sebanyak 79,25%. Kelulushidupan perlakuan C mendapatkan nilai yang rendah sebesar 74%. Perlakuan dengan suhu sebesar 36 oC mampu meningkatkan proses maskulinisasi ikan lele.

English Abstract

Catfish production has shown positive results, experiencing an annual increase of 4%. The growing demand for catfish has necessitated innovative technology to boost production. Efforts to increase larval production can be conducted through artificial breeding to meet the market demand for catfish. In artificial breeding, it is necessary to euthanize the male breeders, resulting in a decreasing number of male breeders. Stripping can be performed on female catfish breeders, while it cannot be done on males due to the toothed structure of sperm. This necessitates having a higher number of male catfish than females by cultivating single-sex fish. There is an innovative technology called sex reversal. Sex reversal is a technology that reverses the direction of sex development, either from female to male (masculinization). Masculinization can be achieved, among other methods, by immersion at a certain temperature. The temperatures used in this research are 22°C, 29°C, and 36°C, and a control group repeated four times. This study was conducted at the Kabat Fish Cultivation Center, Banyuwangi, from October to December 2023. The temperature treatment was given for 28 days starting from the day the fish larvae hatched. Observations conducted included the percentage of males by histological observation of the gonads using acetocarmine. The next parameter was fish survival rate (SR). Other supporting parameters were water quality (DO, pH), and fish length. Data analysis was done using Ms. Excel and SPSS. The results obtained from the temperature study on fish masculinization showed the highest average percentage of males in the treatment with a temperature of 36°C, suggesting that the temperature of 36°C affects the masculinization of catfish larvae. The highest average percentage of male catfish was in treatment C with a temperature of 36°C, at 70.25%. This was followed by treatment B at 29°C with a percentage of 54.5%. Then followed by the control treatment at 50.25%. The lowest percentage of catfish was in treatment with a temperature of 22°C at 37%. The BNT test results in Table 5 showed that there were highly significant differences in treatment C (36°C) compared to treatment A (22°C), indicating that the percentage of males in treatment C (36°C) had the highest value, and treatment A (22°C) had the lowest percentage. The results obtained from the temperature study on the survival rate (SR) showed the highest average percentage of catfish survival in treatment B at 29°C, at 88%. This was followed by the control treatment with a percentage of 80%. Then followed by the percentage in treatment A (22°C) at 75% and treatment C (36°C) at 74%. Based on the analysis of variance, different temperature treatments had an effect on the SR value of catfish (Clarias gariepinus). Supporting parameter measurements included water quality measurements and larva length. Dissolved oxygen levels were recorded with the lowest value is 5.64 in the morning at 36°C in the evening. The highest DO value was 7.6 in the evening at 29°C, which still falls within the optimal range. pH values ranged from 6 to 8 in the morning and afternoon. The observed larval length ranged from the shortest at 1.7 cm to the longest at 2.8 cm. Based on the results of the study, it can be concluded that temperature treatments of 36°C, 29°C, and 22°C on catfish larvae for 28 days were able to increase the percentage of males in catfish. The best treatment was in treatment C with a temperature of 36°C at 79.25%. The survival rate of treatment C obtained a low value of 74%. Treatment with a temperature of 36°C was able to increase the process of catfish masculinization

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052308
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: Nur Subchan
Date Deposited: 17 Jan 2024 09:14
Last Modified: 17 Jan 2024 09:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/211663
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fajrina Malkha Aisya.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item