Modal Sosial Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Desa Mandiri Pangan Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamonga

Fauziah, Septia Hana and Gunawan Prayitno, SP., MT., Ph.D. and Dian Dinanti,, ST., MT. (2023) Modal Sosial Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Desa Mandiri Pangan Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamonga. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Desa Sedayulawas merupakan salah satu desa di Kabupaten Lamongan yang dijadikan pilot project pengentasan kemiskinan ekstrim dimana mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani serta memiliki potensi hasil pertanian lahan terbesar kedua di Kecamatan Brondong. Komoditas pertanian pangan yang berkembang meliputi jagung, ubi-ubian, serta kacang-kacangan. Adanya alih fungsi lahan pertanian sebesar 7 hektar sebagai kawasan industri menyebabkan penurunan hasil produksi setiap tahunnya (tercatat penurunan 2019- 2022 sebesar 35-40%). Potensi-potensi dan kendala tersebut pada pelaksanaannya tidak hanya didukung oleh karakteristik wilayah saja, akan tetapi harus ditunjang oleh modal sosial yang terbentuk. Masih adanya peningkatan kemiskinan, serta ditambah dengan kondisi hubungan petani dengan ketua kelompok tani yang dianggap menyulitkan para petani untuk mendapatkan pupuk subsidi dan bantuan yang tidak tepat sasaran (Hasil Survei Pendahuluan, 2022). Akibatnya petani tidak bisa memaksimalkan hasil lahan pertaniannya sendiri, bahkan mereka rela untuk membantu menggarap lahan milik petani lain untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan pangan (karbohidrat) rumah tangga sedangkan kajian modal sosial belum di. Oleh karena itu, kajian hubungan modal sosial dalam mendukung ketahanan pangan ini diharapkan menjadi alternatif terhadap modalitas masyarakat serta membawa keuntungan dalam meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Desa Sedayulawas terutama di masa pandemi maupun sesudah pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan analisis statistic deskriptif dan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan hasil penelitian bahwa adanya hubungan positif atau sejajar antara kedua variabel yakni modal sosial dan ketahanan pangan. Hal ini mempresentasikan bahwa apabila kondisi indikator modal sosialnya baik maka akan memengaruhi katahanan pangan yang baik pula dan sebaliknya. Dimana modal sosial yang terbentuk (kepercayaan, jaringan, dan norma) pada rumah tangga petani Desa Sedayulawas diketagorikan baik dengan rata-rata jawaban responden (4) dimana kepercayaan tersebut dibentuk oleh kepercayaan terhadap sesama, kepercayaan terhadap tokoh agama, serta kepercayaan terhadap ketua GAPOKTAN, akan tetapi masih tidak dengan kepercayaan terhadap ketua kelompok tani yang sebagian petani kurang percaya dengan kinerja ketua kelompok tani. Sedangkan kondisi ketahanan pangan, secara keseluruhan tiap indikator, didapatkan bahwa Desa Sedayulawas sudah dikategorikan sebagai desa dengan “tahan pangan tinggi” akan tetapi masih terdapat beberapa indikator yang kondisinya cukup tahan pangan. Kondisi tersebut tentunya salah satunya dipengaruhi oleh kondisi modal sosial. Kepercayaan dan jaringan sosial memiliki peran yang besar terhadap pembentukan modal sosial masyarakat (Hasil Analisis CFA, 2021). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, disebutkan bahwa kondisi modal sosial dinilai memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap ketahanan pangan terutama kepercayaan dan. Oleh karena itu, modal sosial yang berupa kepercayaan berpengaruh sangat penting dalam ketahanan pangan rumah tanggapetani lokal. Kepercayaan terhadap ketua kelompok tani harus diperbaiki dalam membantu meningkatkan ketersediaan pangan guna menuju ketahanan pangan baik dalam usaha tani. Selain itu, kepercayaan terhadap pemerintah desa dapat sangat mendukung programprogram yang telah dibuat untuk meningkatkan ketahanan pangan petani. Modal sosial tersebut dinilai dapat berkontribusi terhadap keberhasilan program desa mandiri pangan. Masyarakat Desa Sedayulawas sudah memiliki tingkat kemauan kerjasama yang tinggi untuk keberhasilan bersama dan tingkat kepercayaan yang baik terhadap pemerintah desa maupun lembaga pertanian atau GAPOKTAN dengan nilai R2 sebesar 0,764 atau 76,4% variasi variabel ketahanan pangan dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh modal sosial.

English Abstract

Sedayulawas Village is one of the villages in Lamongan Regency which has been used as a pilot project for alleviating extreme poverty where the people's livelihood is as farmers and has the second largest potential for agricultural land in Brondong District. Agricultural food commodities that are developing include corn, sweet potatoes, and beans. The conversion of 7 hectares of agricultural land as an industrial area causes a decrease in production every year (a 35-40% decline was recorded in 2019-2022). In practice, these potentials and constraints are not only supported by regional characteristics, but must be supported by social capital that is formed. There is still an increase in poverty, coupled with the condition of the relationship between farmers and the heads of farmer groups which are considered difficult for farmers to get subsidized fertilizers and assistance that are not on target (Results of Preliminary Survey, 2022). As a result, farmers cannot maximize the yield of their own agricultural land, they are even willing to help work on other farmers' land to get more yields to meet household food (carbohydrate) needs, while studies on social capital have not been carried out. Therefore, it is hoped that the study of the relationship between social capital in supporting food security will be an alternative to community modalities and will bring benefits in increasing the food security of the people of Sedayulawas Village, especially during the pandemic and after the COVID-19 pandemic. This study uses descriptive statistical analysis and Structural Equation Modeling (SEM) analysis with the results of the study that there is a positive or parallel relationship between the two variables, namely social capital and food security. This represents that if the condition of the social capital indicator is good then it will also affect good food security and vice versa. Where the social capital formed (trust, network, and norms) in the Sedayulawas Village farmer households is categorized as good with the average respondent's answer (4) where trust is formed by trust in others, trust in religious leaders, and trust in the GAPOKTAN chairman, however, there is still no trust in the farmer group chairmen, some farmers lack confidence in the performance of the farmer group chairmen. While the condition of food security, as a whole for each indicator, it was found that Sedayulawas Village was categorized as a village with "high food security" but there were still several indicators whose conditions were quite food secure. Of course, one of these conditions is influenced by the condition of social capital. Trust and social networks have a large role in the formation of community social capital (CFA Analysis Results, 2021). Based on the results of previous studies, it was stated that the condition of social capital is considered to have a significant positive influence on food security, especially trust and. Therefore, social capital in the form of influential trust is very important in the food security of local farmer households. Trust in farmer group leaders must be improved in helping to increase food availability in order to lead to good food security in farming. In addition, trust in the village government can greatly support theprograms that have been created to improve farmers' food security. This social capital is considered to be able to contribute to the success of the food self-sufficient village program. The people of Sedayulawas Village already have a high level of willingness to cooperate for mutual success and a good level of trust in the village government and agricultural institutions or GAPOKTAN with an R2 value of 0.764 or 76.4%, variations in food security variables can be explained or influenced by social capital.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: Modal Sosial, Ketahanan Pangan, Rumah Tangga Petani-Social Capital, Food Security, Farmer Households
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Emy Sukartini
Date Deposited: 17 Jan 2024 08:05
Last Modified: 17 Jan 2024 08:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/211626
[thumbnail of Dalam masa EMBARGO] Text (Dalam masa EMBARGO)
Septia Hana Fauziah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (11MB)

Actions (login required)

View Item View Item