Analisis Waste untuk Perbaikan Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan Q-Mas pada CV Kinarya Berkah Abadi Dengan Metode Waste Assessment Model

Pantoro, Chika Ausha Putri and Dr. Eng. Zefry Darmawan, ST., MT (2023) Analisis Waste untuk Perbaikan Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan Q-Mas pada CV Kinarya Berkah Abadi Dengan Metode Waste Assessment Model. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

CV Kinarya Berkah Abadi merupakan salah satu perusahaan air minum dalam kemasan demineral yang memproduksi beberapa produk, salah satunya kemasan cup 240 ml. Pada proses produksi air minum dalam kemasan Q-Mas ditemukan beberapa indikasi waste yang menyebabkan kerugian. Salah satunya adalah terjadinya ketidakefisiensian dalam proses yang menyebabkan waktu produksi tidak dapat memuhi target yang telah ditetapkan. Kendala ini terjadi karena adanya beberapa faktor, diantaranya yaitu terjadinya maintenance mesin, defect pada kemasan air minum, dan penempatan storage yang tidak efisien. Berdasarkan data presentase produksi dapat diketahui produktivitas dari objek amatan sebesar 67,47% menandakan perusahaan masih berada dalam kategori typical dalam Overall Equipment Effectivenes (OEE) oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk mengidentifikasi dan pengurangan waste sehingga perusahaan dapat mencapai target produksinya dan berada dalam kategori world class. Waste Assessment Model (WAM) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam mengidentifikasi waste sehingga ditemukan penanganan yang paling tepat untuk dapat meminimalisasi waste tersebut. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan menggunakan metode lean manufacturing yang mana merupakan hasil filosofi manajemen proses pada Toyota Production System (TPS), yang terkenal karena menitikberatkan pada penghapusan seven waste yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen secara keseluruhan. Oleh karena itu dilakukan untuk mengidentifikasi waste yang nantinya akan ditemukan penyebab utama permasalahan tersebut, serta mendapatkan rekomendasi perbaikan untuk dapat meniminimalisir waste sehingga dapat menurunkan tingkat kerugian yang timbul akibat waste yang ada pada proses produksi air minum dalam kemasan Q-Mas cup berukuran 240 ml. Penelitian ini dilakukan dengan membentuk Value Stream Mapping (VSM) untuk mengetahui aliran aktivitas produksi, lalu dilanjuttkan denga metode Waste Assessment Model (WAM) untuk mengetahui waste pada proses produksi yang terdiri dari beberapa tahapan didalamnya yaitu Seven Waste Relationship (SWR), Waste Relationship Matrix (WRM), serta Waste Assessment Questionnaire (WAQ). Selanjutnya dilakukan analisis waste kritis dengan metode Root Cause Analysis (RCA) dengan menggunakan fishbone. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil waste kritis dan presentasenya yaitu waste defect sebesar 25.92%, waste waiting sebesar 14.31%, dan waste inventory sebesar 14.10%. Rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan untuk mengatasi waste defect adalah melakukan penambahan thermocouple pada mesin cup sealer, pembuata SOP pengoperasian mesin cup sealer, pembuatan jadwal maintenance mesin, serta pembuatan SOP incoming. Sedangkan untuk mengatasi waste waiting rekomendasi yang dapat diberikan adalah melakukan pembuatan SOP set up mesin, pelaksanaan maintenance oleh ahli, pembuatan kartu maintenance mesin, serta membuat jadwal penggantian komponen kritis. Lalu untuk waste inventory, dapat dilakukan pembuatan SOP pemesanan oleh administrasi, penerapan metode 5S, pembuatan temporary inventory, dan pemanfaatan produk defect untuk CSR.

English Abstract

CV Kinarya Berkah Abadi is a demineralized bottled water company that produces several products, one of which is a 240 ml cup. In the Q-Mas bottled water production process, several indications of waste were found, which caused losses. One of them is the occurrence of inefficiencies in the process which causes the production time to not meet the set targets. This obstacle occurs due to several factors, including the occurrence of machine maintenance, defects in drinking water packaging, and inefficient storage placement. Based on production percentage data, it can be seen that the productivity of the observed object is 67.47%, indicating that the company is still in the typical category for Overall Equipment Effectiveness (OEE). As a result, improvements are required to identify and reduce waste so that the company can meet its production targets and compete on a global scale. The Waste Assessment Model (WAM) is a method that can be used in an effort to identify waste so that the most appropriate treatment is found to minimize this waste. This can be minimized by using the lean manufacturing method, which is the result of the process management philosophy of the Toyota Production System (TPS), which is well known for its focus on eliminating seven wastes with the aim of increasing overall customer satisfaction. Therefore, it is carried out to identify waste, which will later be found to be the main cause of the problem, as well as obtain recommendations for improvements to be able to minimize waste so as to reduce the level of losses arising from waste in the production process of drinking water in Q-Mas cup packaging measuring 240 ml. This research was conducted by forming a Value Stream Mapping (VSM) to determine the flow of production activities, then proceeding with the Waste Assessment Model (WAM) method to determine waste in the production process which consists of several stages in it, namely Seven Waste Relationship (SWR), Waste Relationship Matrix (WRM), as well as the Waste Assessment Questionnaire (WAQ). Then, using the Fishbone tools, a critical waste analysis is performed using the Root Cause Analysis (RCA) method. Based on the results of the research, it was found that the critical waste results and their percentages were waste defects of 25.92%, waiting waste of 14.31%, and waste inventory of 14.10%. Recommendations for improvements that can be made to overcome waste defects include adding a thermocouple to the cup sealer machine, making an SOP for operating the cup sealer machine, making a machine maintenance schedule, and making incoming SOP. Meanwhile, to overcome wasteful waiting, the recommendations that can be given are to make machine setup SOP, carry out maintenance by experts, make machine maintenance cards, and make a schedule for replacing critical components. Then, for waste inventory, the administration can make order SOP, apply the 5S method, make temporary inventory, and use defective products for CSR.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: Lean Manufacturing, Waste Management, Waste Assessment Model (WAM)
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri
Depositing User: Unnamed user with username tunjungsari
Date Deposited: 17 Jan 2024 06:59
Last Modified: 17 Jan 2024 06:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/211534
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
CHIKA AUSHA PUTRI PANTORO.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item