Pemanfaatan Bahan Sisa Cangkang Kapsul Gelatin Dari Proses Kapsulasi Vitamin A Sebagai Pakan Ikan Lele.

Anliza, Nurha Nirvia and Akbar, Alaydrus Ridho and Ir. Aji Hendra Sarosa, S.T., M.T. and Ir. Bambang Ismuyanto, M.S., IPM (2023) Pemanfaatan Bahan Sisa Cangkang Kapsul Gelatin Dari Proses Kapsulasi Vitamin A Sebagai Pakan Ikan Lele. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kapsul vitamin A merupakan salah satu kapsul vitamin yang banyak digunakan di Indonesia. Dalam proses pembuatannya terdiri dari beberapa proses salah satunya adalah proses kapsulasi. Pada proses kapsulasi terdapat beberapa bahan sisa yang tidak tercetak sebagai kapsul vitamin A. Bahan sisa tersebut berupa lembaran gelatin yang langsung dibuang tanpa dilakukan pemanfaatan lebih lanjut. Padahal bahan baku dari kapsul vitamin A tersebut adalah gelatin yang memiliki kandungan protein berkisar 84%-90%. Oleh karena itu, bahan sisa cangkang kapsul gelatin dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan lele yang membutuhkan kandungan protein yang tinggi yaitu 25%-30%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi pakan ikan yang menghasilkan pertumbuhan tertinggi dan terendah dan keberlangsungan hidup ikan serta untuk mengetahui pengaruh kandungan kadar air, abu, protein, lemak, dan serat kasar terhadap pertumbuhan ikan lele tertinggi dan terendah. Pada penelitan ini dilakukan pembuatan pakan ikan berbahan baku bahan sisa cangkang kapsul gelatin, tepung ikan, dan tepung terigu dengan 8 perbandingan komposisi yang telah ditentukan. Dari pakan tersebut dilakukan pengamatan menggunakan ikan lele selama 30 hari untuk mengetahui parameter pengamatan seperti bobot mutlak, laju pertumbuhan bobot spesifik, dan keberlangsungan hidup ikan. Selain itu, digunakan pakan ikan komersil yang digunakan sebagai variabel kontrol. Pembuatan pakan ikan dilakukan dengan pemanasan bahan sisa cangkang kapsul gelatin dengan suhu 70oC selama 2 menit. Kemudian dilakukan pencampuran dengan menambahkan tepung ikan, tepung terigu, dan vitamin pakan ikan. Dilakukan pencetakan dengan menambahkan minyak ikan sebanyak 10 gram dan dilakukan pengeringan menggunakan oven pada suhu 50oC selama 24 jam. Proses pembuatan pakan dilakukan pengulangan sebanyak 8 kali dengan menggunakan komposisi perbandingan yang telah ditentukan. Dari penelitian diperoleh hasil bobot mutlak paling besar ke rendah secara berurutan adalah pada perlakuan ke 8, 2, pakan komersil, 1, 7, 3, 5, 6 dan 4. Laju pertumbuhan bobot spesifik diperoleh hasil tertinggi disetiap minggunya pada perlakuan 8 sedangkan terendah pada perlakuan 4. Keberlangsungan hidup ikan diperoleh 100% yang dapat disimpulkan bahwa pakan yang diberikan aman terhadap keberlangsungan hidup ikan lele. Kemudian dilakukan uji proksimat terhadap perlakuan 8 diperoleh kandungan kadar air sebesar 11,56%, abu sebesar 8,25%, protein sebesar 24,59%, lemak sebesar 6,15%, dan serat kasar sebesar 21,17%. Sedangkan pakan ikan perlakuan 4 diperoleh kandungan kadar air sebesar 16,92%, abu sebesar 0,65%, protein sebesar 40,76%, lemak sebesar 2,42%, dan serat kasar sebesar 4,76%. Meskipun didapatkan kandungan protein pada pakan ikan perlakuan 4 lebih besar namun, pertumbuhan ikan lele yang tertinggi diperoleh pada pakan ikan perlakuan 8 dikarenakan pakan ikan perlakuan 4 memiliki tekstur dan sifat yang sama ix dengan gelatin sehingga sifatnya mudah larut dalam air kolam ikan lele. Selain itu, ditinjau dari kandungan lemak pakan ikan perlakuan 4 menghasilkan kandungan lemak lebih rendah dibanding perlakuan 8, sehingga membuat sumber energi non protein tidak tercukupi dan dapat mengambil fungsi protein yang digunakan dalam pertumbuhan.

English Abstract

Vitamin A capsules are one of the vitamin capsules that are widely used in Indonesia. In the manufacturing process, it consists of several processes, one of which is the capsulation process. In the capsulation process, there are some leftover materials that are not printed as vitamin A capsules. Though the raw material of the vitamin A capsule is gelatin which has a protein content ranging from 84% to 90%. Therefore, the remaining material of gelatin capsule shells can be used as catfish feed which requires a high protein content of 25%-30%. The purpose of this study was to determine the effect of fish feed composition that produces the highest and lowest growth and survival of fish and to determine the effect of water content, ash, protein, fat, and crude fiber content on the growth of the highest and lowest catfish. In this research, fish feed was made from remaining ingredients from gelatin capsule shells, fish meal, and wheat flour with 8 predetermined composition ratios. Observations were made from the feed using catfish for 30 days to determine the observed parameters such as absolute weight, growth rate of specific weight, and fish survival. In addition, commercial fish feed was used as a control variable. The production of fish feed was carried out by heating the remaining material from the gelatin capsule shells at 70oC for 2 minutes. Then do the mixing by adding fish meal, wheat flour, and fish feed vitamins. Milling was done by adding 10 grams of fish oil and drying in an oven at 50oC for 24 hours. The process of making fish feed was repeated 8 times using a predetermined ratio composition. From the research, the highest to lowest absolute weight results were obtained sequentially in treatments 8, 2, commercial feed, 1, 7, 3, 5, 6 and 4. The specific weight growth rate obtained the highest results every week in treatment 8 while the lowest was in treatment 4. The survival rate of the fish was obtained 100% which can be concluded that the feed given is safe for the survival of catfish. Then the proximate test was carried out on treatment 8 to obtain a moisture content of 11.56%, ash content of 8.25%, protein of 24.59%, fat of 6.15%, and crude fiber of 21.17%. While fish feed treatment 4 obtained a moisture content of 16.92%, ash of 0.65%, protein of 40.76%, fat of 2.42%, and crude fiber of 4.76%. Although the protein content in treatment 4 fish feed was highest, however, the highest growth of catfish was obtained in the fish feed treatment 8 because the fish feed treatment 4 has the same texture and properties as gelatin so that it is easily soluble in catfish pond water. In addition, in terms of the fat content of the fish feed, treatment 4 produced a lower fat content than treatment 8, thus making non-protein energy sources insufficient and able to take on the function of protein used in growth.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: Gelatin, Ikan Lele, Lemak, Pakan Ikan, Protein, Gelatin, Catfish, Fat, Fish Feed, Protein.
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Kimia
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 16 Jan 2024 06:59
Last Modified: 16 Jan 2024 06:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210983
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nurha Nirvia Anliza.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item