Ghassani Syam, Ikram and Isti Purwaningsih, STP, MT and Andan Linggar Rucitra, STP, MP (2023) Analisis Postur Kerja pada Proses Pencetakan Tahu Menggunakan Metode Novel Ergonomic Postural Assesment (NERPA) dan Quick Exposure Check (QEC) (Studi pada Unit Usaha Tahu Kres KWB, Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tahu merupakan produk pangan berbahan dasar kedelai yang diproses melalui pengendapan protein, di kalangan masyarakat, tahu sudah tidak asing lagi dan telah banyak digunakan sebagai asupan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Salah satu produsen tahu adalah Tahu Kres KWB. Tahu Kres KWB merupakan unit usaha yang memproduksi tahu putih dengan berbagai ukuran siap olah. Setiap harinya, Tahu Kres KWB Batu dapat memproduksi sebanyak 1000 hingga 1500 bungkus tahu putih dengan tiga jenis ukuran kemasan yang berbeda yaitu kemasan kecil, normal dan kemasan kotak. Proses produksi tahu di Unit Usaha Tahu Kres KWB mencakup perendaman, penggilingan, ekstraksi, penyaringan, pemasakan, pencetakan dan pengemasan. Proses pencetakan tahu merupakan salah satu tahapan yang melelahkan karena dilakukan secara berulang dalam kurun waktu 4 hingga 5 jam. Posisi kerja pada pencetakan tahu juga cenderung kurang baik dan tidak ergonomis, seperti posisi leher yang menunduk serta punggung yang membungkuk. Hal tersebut dapat berdampak negatif bagi pekerja dan apabila tidak ditangani dapat menimbulkan gangguan pada otot atau bisa disebut dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat keluhan sakit pada pekerja dan tingkat risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian dan analisis dilakukan menggunakan metode Novel Ergonomic Postural Assesment (NERPA) dan Quick Exposure Check (QEC) untuk mengetahui tingkat risiko MSDs serta kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui tingkat keluhan sakit pekerja. Penelitian dilakukan terhadap 2 orang pekerja di proses pencetakan tahu yang terdiri dari 6 aktivitas kerja meliputi proses pengambilan sari tahu, penuangan sari tahu, penutupan dengan kain, pengepresan, pemotongan, pencetakkan dan peletakan tahu. Penelitian dilakukan dengan cara observasi secara langsung disertai dokumentasi dan pemberian kuesioner terhadap pekerja. Hasil analisis menggunakan kuesioner NBM menunjukkan bahwa pekerja memiliki tingkat keluhan sakit yang didominasi oleh area tubuh seperti punggung, pergelangan tangan kanan dan tangan bagian kanan. Keluhan yang dialami pekerja ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang ergonomisnya postur kerja karena ketidaksesuaian dengan fasilitas kerja dan adanya pemberian tumpuan serta tekanan berlebih. Gerakan repetitif dalam durasi lama juga merupakan faktor terjadinya keluhan karena akan memaksa kerja yang berlebih pada otot/sendi tulang sehingga membuat otot berkontraksi dengan jumlah yang banyak. Berdasarkan metode NERPA dan QEC, diketahui hampir seluruh aktivitas memiliki action level dengan rentang nilai 3-4. Aktivitas pengambilan sari tahu, penuangan sari tahu, pemotongan tahu dan peletakan tahu memiliki nilai action level 4 berdasarkan analisis menggunakan metode NERPA yang mengindikasikan bahwa perlu dilakukan perbaikan secara langsung, sedangkan nilai action level 3 didapatkan berdasarkan analisis menggunakan metode QEC yang mengindikasikan bahwa dilakukan perbaikan segera. Tindakan perbaikan yang diusulkan pada penelitian ini yaitu melakukan perbaikan desain fasilitas penggumpalan tahu, perbaikan desain area pencetakan dan penambahan meja untuk mengatasi adanya ketidak ergonomisan postur pekerja
English Abstract
Tofu is a food product made from soybeans that processed through protein deposition. Among the people, tofu is familiar and has been widely used as an intake to meet nutritional needs. One of the tofu producers is Tahu Kres KWB. Tahu Kres KWB is an business unit that produces white tofu in various sizes. Every day, Tahu Kres KWB Batu can produce as many as 1000 to 1500 packs of white tofu with three different types of package sizes, such as small, normal and box packages. The tofu production process in Tahu Kres KWB Business Unit includes soaking, milling, extracting, filtering, cooking, printing and packaging. The tofu printing process is one of the tiring stages because it is done repeatedly within 4 to 5 hours. The working position in tofu printing also tends to be unfavorable and not ergonomic, where the neck’s position tens to bend down and the back’s positios tends to hunched over. This can give a negative impact on workers and if left untreated can cause disturbances in the muscles or can be called Musculoskeletal Disorders (MSDs). Therefore, a study was conducted to determine the level of pain complaints in workers and the level of risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). Research and analysis were carried out using the Novel Ergonomic Postural Assessment (NERPA) and Quick Exposure Check (QEC) methods to determine the risk level of MSDs and Nordic Body Map (NBM) questionnaire to determine the level of workers' pain complaints. The study was conducted on 2 workers at the tofu printing station which consisted of 6 work activities including the process of extracting tofu extract, pouring tofu extract, covering with cloth, pressing, cutting, molding and placing tofu. The research was conducted by direct observation accompanied by documentation and giving questionnaires to workers. The results of the analysis using the NBM questionnaire show that workers have pain complaints that are dominated by areas of the body such as the back, right wrist and right hand. Complaints experienced by workers were caused by several factors such as the lack of ergonomic work postures due to incompatibility with work facilities and the provision of support and excessive pressure. Repetitive movements for a long duration also can be a factor in the occurrence of complaints because it will force excessive work on the muscles/bone joints, causing the muscles to contract in large numbers. Based on the NERPA and QEC methods, it is known that almost all activities have an action level with a value range of 3-4. The activities of extracting tofu, pouring out, cutting tofu and placing tofu have an action level 4 value based on an analysis using the NERPA method which indicates that direct improvements are needed, while an action level 3 value is obtained based on an analysis using the QEC method which indicates that improvements are to be made immediately. The corrective actions proposed in this study by improve the design of the cooking stove facility, improve the design of the printing area and add a table to overcome the ergonomics of the worker's posture.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052310 |
Uncontrolled Keywords: | Postur Kerja, Pencetakan, MSDs, NERPA, QEC, Work Posture, Moulding, MSDs, NERPA, QEC |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian |
Depositing User: | Annisti Nurul F |
Date Deposited: | 16 Jan 2024 03:38 |
Last Modified: | 16 Jan 2024 03:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210732 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
IKRAM GHASSANI SYAM.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |