Eksistensi Usaha Penggergajian Kayu Sengon di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang (Studi Kasus pada 4 Usaha Penggergajian Kayu)

Sela, Ulfana Mahendra and Dr. Ir. Kliwon Hidayat, MS. and Fitrotul Laili, SP., MP. (2022) Eksistensi Usaha Penggergajian Kayu Sengon di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang (Studi Kasus pada 4 Usaha Penggergajian Kayu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bisnis kayu sengon di Jawa berkembang pesat sejalan dengan perkembangan pasarnya. Adanya usaha pengolahan kayu seperti usaha penggergajian memberikan insentif kepada masyarakat untuk menanam kayu sengon. Walaupun usaha penggergajian kayu menjanjikan, namun bukan berarti tanpa masalah. Terdapat dua permasalahan utama yaitu turunnya pasokan bahan baku kayu bulat serta permasalahan yang ada dalam diri usaha sendiri. Akibat kedua permasalahan tersebut, tidak sedikit usaha penggergajian yang tutup. Namun di sisi lain, banyak juga usaha penggergajian yang didirikan karena melihat bahwa banyak usaha penggergajian yang masih eksis. Selain itu adanya pandemi Covid-19 juga memberikan dampak negatif bagi usaha penggergajian. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses awal mula berdirinya usaha serta eksistensi usaha tersebut. Penelitian dilakukan di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, karena di desa ini terdapat beberapa pelaku usaha industri penggergajian kayu. Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni untuk mengeksplorasi berdirinya usaha penggergajian kayu ini serta dinamika usahanya. Ada 4 pelaku usaha penggergajian kayu yang dipilih sebagai kasus, atas dasar pertimbangan usaha tersebut merupakan masing-masing 2 perwakilan dari usaha penggergajian kecil dan yang lebih besar. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan pelaku usaha dan pengamatan usahanya. Data yang dikumpulkan dan dianalisis menggunakan model interaktif Miles, Hibermans dan Saldana yaitu: kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mendirikan usaha penggergajian diantara keempat pelaku usaha kurang lebih sama yaitu adanya peluang usaha, kebutuhan yang mendesak serta keinginan untuk sukses. Secara umum, proses mendirikan usaha dimulai dari mendapatkan modal, membeli mesin dan kayu, memotong dan menggergaji kayu dan menjual produk. Kendala saat mendirikan usaha adalah modal finansial. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, ada pelaku usaha yang meminjam ada juga yang menabung. Eksistensi keempat usaha memiliki karakteristik masing-masing. Tidak ada permasalahan dalam hal ketersediaan bahan baku ataupun permintaan pasar sebelum pandemi. Namun selama pandemi, permintaan pasar menurun. Meskipun demikian, kegiatan penggergajian tetap berjalan. Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan usaha penggergajian adalah masalah finansial. Adanya relasi dan pekerjaan sampingan cukup membantu menyelesaikan masalah ini. Limbah usaha dimanfaatkan dengan baik yaitu dengan dijual dan diberikan kepada masyarakat sekitar. Tidak ada persaingan yang berarti yang dihadapi indsutri penggergajian. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut: (1) Bagi pelaku usaha, dapat memasarkan produk melalui online. Sehingga apabila terjadi kejadian serupa pandemi Covid-19 yang membatasi gerak, maka pelaku usaha masih bisa melakukan kesepakatan dan transaksi secara online. (2) Bagi penelitian yang akan datang, dapat menambah informan penelitian yaitu pemilik usaha penggergajian lain. Sehingga akan diperoleh data menyeluruh mengenai kondisi usaha penggergajian di Desa Kucur.

English Abstract

Sengon wood business in Java is growing rapidly in line with the development of the market. The existence of wood processing businesses such as sawmills provides incentives for the community to plant sengon wood. Although the sawmill business is promising, it is not without problems. There are two main problems, namely the decline in the supply of raw logs and problems that exist within the business itself. As a result of these two problems, many sawmills have closed. But on the other hand, there are also many sawmills that have been established because they see that many sawmills still exist. In addition, the Covid-19 pandemic has also had a negative impact on sawmills. The purpose of this study is to describe the process of the beginning of the establishment of the business and the existence of the business. The research was conducted in Kucur Village, Dau District, Malang Regency, because in this village there are several sawmill industrial business actors. In line with the research objectives above, this research uses a qualitative descriptive approach, namely to explore the establishment of this sawmill business and the dynamics of its business. There were 4 sawmill business actors who were selected as cases, based on the consideration that these businesses were 2 representatives each of the smaller and larger sawmills. Data was collected by means of in-depth interviews with business actors and observations of their businesses. Data were collected and analyzed using the interactive model of Miles, Hibermans and Saldana, namely: data condensation, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the motivation to set up a sawmill business among the four business actors was more or less the same, namely the existence of business opportunities, urgent needs and the desire to succeed. In general, the process of setting up a business starts with obtaining capital, buying machinery and wood, cutting and sawing wood and selling products. The obstacle when setting up a business is financial capital. To solve this problem, there are business actors who borrow while others save. The existence of the four businesses has their own characteristics. There were no problems in terms of raw material availability or market demand before the pandemic. But during the pandemic, market demand declined. Nevertheless, the sawmill activities continue. The problems faced in the development of the sawmill business are financial problems. The existence of relationships and side jobs is enough to help solve this problem. Business waste is put to good use, namely by selling it and giving it to the surrounding community. There is no significant competition facing the sawmill industry. Based on the conclusions above, the following suggestions can be made: (1) For business actors, they can market their products online. So that if an incident similar to the Covid-19 pandemic occurs that limits movement, then business actors can still make deals and transactions online. (2) For future research, it is possible to add research informants, namely owners of other sawmills. So that comprehensive data will be obtained regarding the condition of the sawmill business in Kucur Village.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080631
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 15 Jan 2024 07:34
Last Modified: 15 Jan 2024 07:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210329
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ulfana Mahendra Sela.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item