Rohmah, Silvia Nur and Prof. Dr. Ir Harsuko Riniwati, MP (2022) Analisis Indeks Pembangunan Gender (IPG) Menggunakan System Dynamics dan Analisis Kerentanan Wilayah Pesisir Menggunakan Aplikasi ArcGIS. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kesetaraan gender masih diperbincangkan di masyarakat baik didalam negeri ataupun diluar negeri. Kesetaraan gender dapat terwujud apabila tidak adanya diskriminasi baik laki-laki atau perempuan. Diskriminasi gender terjadi terutama pada pihak perempuan serta anak perempuan yang dapat menyebabkan adanya kerentanan gender. Kerentanan gender yang terjadi perlu adanya tindakan pembangunan yang berspektif pada gender. Pembangunan gender yang dapat melihat nilai adanya kerentanan pada masyarakat dapat dilihat pada indeks pembangunan gender (IPG). Indeks pembangunan gender (IPG) tiap wilayah memiliki nilai IPG berbeda-beda. Terutama pada Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat berdasarkan dari data BPS Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat memiliki nilai IPG paling rendah dari kabupaten lainnya di Provinsi Sulawesi Barat. Nilai IPG diKabupaten Pasangkayu memiliki nilai IPG 85,25 pada tahun 2021. Nilai IPG pada Kabupaten Pasangkayu masih jauh dalam mendekati angka standar nasional nilai IPG. Sehingga nilai IPG di Kabupaten Pasangkayu dapat dikatakan masih rendah. Tujuan Penelitian ini yaitu menganalisis peta kerentanan wilayah pesisir pada Studi Kasus Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat pada Indeks Pembangunan Gender (IPG) dengan membandingkan Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat dan Menganalisis peningkatan nilai IPG di kabupaten pasangkayu dengan menggunkan system dynamics. Penelitian ini dilaksanakan secara daring dengan waktu dari bulan januari 2022 hingga Maret 2022. Pemilihan wilayah ada Kabupaten pasangkayu diakrenakan wilayah yang memiliki kerentanan secara geospasial dan pada Indeks pembangunan gender memiliki nilai yang rendah. Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik dan data Digital Elevation Model (DEM) Provinsi Sulawesi Barat yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi literature. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi ArcGis dan system dynamics. Hasil yang didapat dalam penelitian dengan menggunakan aplikasi ArcGIS bahwa wilayah Pesisir di Kabupaten Pasangkayu terjadi kerentanan dengan variabel fisik dan sosial dari pembentuk dari Indeks Pembangunan Gender (IPG). Wilayah pesisir di Kabupaten Pasangkayu terjadi kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah non pesisir. Tingginya kerentanan pada wilayah pesisir dikabupaten pasangkayu disebabkan karena memiliki ketinggian dan kelerengan yang rendah serta dekatnya jarik garis pantai dan jarak dari sungai, dan keadaan sosial rendah yang disebabkan dari Indeks Pembangunan Gender. Sedangkan hasil dalam peningkatan nilai Indeks Pembangunan Gender menggunakan System Dynamics didapatkan hasil bahwa simulasi awal variabel Indeks Pembangunan Gender mengalami peningkatan dari tahun-ketahun, namun dalam simulasi awal masih belum mencapai angka 100 (angka capaian standar nasional). Sehingga perlu dilakukan dengan membuat beberapa skenario yang dapat meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Gender (IPG). Skenario peningkatan yang dapat berpengaruh paling signifikan yaitu skenario peningkatan pertumbuhan Rata-rata Lama Sekolah (RLSP growth).
English Abstract
Gender equality is still being discussed in society both domestically and abroad. Gender equality can be realized if there is no discrimination between men and women. Gender discrimination occurs mainly on the part of women and girls which can cause gender vulnerability. Gender vulnerability that occurs requires development actions that have a gender perspective. Gender development that can see the value of vulnerability in society can be seen in the gender development index (IPG). The gender development index (IPG) of each region has a different IPG value. Especially in Pasangkayu Regency, West Sulawesi Province based on BPS data, Pasangkayu Regency, West Sulawesi Province has the lowest IPG value than other districts in West Sulawesi Province. The IPG value in Pasangkayu Regency has an IPG value of 85.25 in 2021. The IPG value in Pasangkayu Regency is still far from close to the national standard number of IPG values. So that the IPG value in Pasangkayu Regency can be said to be still low. The purpose of this study is to analyze the vulnerability map of coastal areas in the Case Study of Pasangkayu Regency, West Sulawesi on the Gender Development Index (IPG) by comparing districts in West Sulawesi Province and analyzing the increase in IPG value in Pasangkayu regency by using system dynamics. This research was carried out online with a time from January 2022 to March 2022. Regional selection there are tidal districts in areas that have geospatial vulnerability and in the gender development index have low values. The data used in this study used secondary data from the Central Statistics Agency and Digital Elevation Model (DEM) data from West Sulawesi Province obtained from the Geospatial Information Agency. Data collection techniques use literature study techniques. Data analysis in this study used ArcGis application and system dynamics. The results obtained in the study using the ArcGIS application showed that coastal areas in Pasangkayu Regency were vulnerable with physical and social variables from the shapers of the Gender Development Index (IPG). Coastal areas in Pasangkayu Regency have a higher vulnerability compared to non-coastal areas. The high vulnerability in coastal areas in tidal plantations is due to low altitude and marbles as well as the proximity of coastlines and distances from rivers, and low social conditions caused by the Gender Development Index. Meanwhile, the results in increasing the value of the Gender Development Index using System Dynamics obtained the results that the initial simulation of the Gender Development Index variable increased from year to year, but in the initial simulation it still did not reach the number 100 (national standard achievement figure). So it needs to be done by creating several scenarios that can increase the value of the Gender Development Index (IPG). The improvement scenario that can have the most significant effect is the scenario of increasing the growth of the Average Length of School (RLSP growth).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522080627 |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | soegeng Moelyono |
Date Deposited: | 15 Jan 2024 07:10 |
Last Modified: | 15 Jan 2024 07:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210268 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Silvia Nur Rohmah.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |