Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kembang Kol (Brassica oleacera Var. Botrytis L.)

Ichsan, Janis Majida and Dr.agr. Nunun Barunawati, SP., MP (2023) Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kembang Kol (Brassica oleacera Var. Botrytis L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kembang kol merupakan salah satu komoditas penting dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kembang kol banyak digunakan masyarakat sebagai bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Dikenal dengan banyak nama kembang kol salah satu sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Yanto et al., 2014). Jumlah produksi kembang kol di Indonesia pada tahun 2020 yaitu 204 ribu ton dengan rata-rata hasil 13 ton ha-1 , dan mengalami penurunan produksi pada tahun 2021 dengan total produksi 203 ribu ton dengan rata-rata hasil 12,14 ton ha- 1 . Produksi kembang kol terus meningkat dari tahun 2018 hingga 2021 tahun terakhir di provinsi Jawa Timur (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2021). Produksi kembang kol mengalami fluktuatif yang dimana produksi seharusnya dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. Dari data tersebut, hasil produksi dari kembang kol dapat terus kita tingkatkan salah satunya dengan cara kegiatan pemupukan. Pupuk dalam praktik budidaya kembang kol tergolong menjadi dua jenis yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pemberian pupuk anorganik saja belum dapat meningkatkan produktivitas kembang kol secara berkelanjutan (Kholifah dan Maghfoer, 2019). Berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan kombinasi penambahan pupuk organik dan anorganik yaitu pupuk nitrogen dan pupuk kandang yang mengandung berbagai bahan organik yang dibutuhkan tanaman dan meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2023 – April 2023 di Lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Lokasi penanaman berada di dataran tinggi dengan ketinggian 460 mdpl. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang di ulangan sebanyak 3 kali. Terdapat 9 perlakuan dengan masing-masing satuan percobaan terdiri dari 25 tanaman. Perlakuan pertama pupuk nitrogen dengan dosis yaitu: N1: 100 kg ha-1 , N2: 200 kg ha-1 , N3: 300 kg ha-1 . Perlakuan kedua adalah dosis pupuk organik yaitu: K1: 10 ton ha-1 , K2: 20 ton ha-1 , K3: 30 ton ha-1 . Sehingga didapatkan jumlah tanaman seluruhnya adalah 675 tanaman. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, cetok, tugal, gembor, spidol, gunting, meteran, papan tabel, timbangan digital, pH meter digital, dan kamera. Bahan yang digunakan yaitu benih kembang kol varietas PM 126 F1, pupuk SP-36, pupuk kalium serta pupuk nitrogen dan organik sesuai dosis perlakuan. Parameter pertumbuhan yang diamati terdiri dari tinggi tanaman (cm), bobot segar tanaman (g), luas daun dan waktu muncul bunga. Parameter hasil terdiri dari bobot bunga (g), diameter bunga (cm) dan bobot panen per plot (kg) dan bobot panen per hektar (kg). Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan. Apabila dari hasil pengujian terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf 5% untuk menentukan pola tanggapan kembang kol terhadap dosis pupuk nitrogen dan pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk urea dan pupuk kandang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kembang kol. Dosis pupuk urea 300 kg ha-1 + 30 ton ha-1 pupuk kandang sudah mampu meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, waktu berbunga yang lebih cepat, diameter bunga dan bobot panen kembang kol dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Perlakuan 300 kg ha-1 urea + 30 ton ha-1 pupuk kandang menghasilkan bobot panen per hektar lebih tinggi yaitu 21,75 ton ha-1 kembang kol, dan menghasilkan bobot panen kembang kol yang sama dengan perlakuan 300 kg ha-1 urea + 20 ton ha-1 pupuk kandang dengan hasil 20,92 ton ha-1 kembang kol.

English Abstract

Cauliflower is one of the most important commodities and is widely cultivated in Indonesia. Cauliflower plants are widely used by the community as food to meet nutritional needs. Known by many names, cauliflower is a vegetable that has high economic value (Yanto et al., 2014). The total production of cauliflower in Indonesia in 2020 was 204 thousand tons with an average yield of 13 tons ha-1 and decreased production in 2021 to 203 thousand tons with an average yield of 12 to 14 tons ha-1 . Cauliflower production continued to increase from 2018 to 2021 in the last year in East Java province (Indonesian Central Statistics Agency, 2021). Cauliflower production has fluctuations where the productions should be maintained and improved. From this data, we can continue to increase the production of cauliflower, one of which is by means of fertilization activities. In the practice of cauliflower cultivation, fertilizers are classified into two types inorganic fertilizers and organic fertilizers. The provision of inorganic fertilizers alone has not been able to increase the productivity of cauliflower in a sustainable manner (Kholifah and Maghfoer, 2019). Therefore, it is necessary to add combination between organic fertilizer and inorganic fertilizer that contain various organic materials needed by plants and can increase soil fertility in a sustainable manner. This research conducted in January 2023 – April 2023 in the experimental field of the Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya, located in Jatimulyo, Lowokwaru District, Malang. The planting site is located in the highlands, at an elevation of 460 meters above sea level. This study used randomized block design, which was repeated 3 times. There were 9 treatments, with each experimental unit consisting of 25 plants. First treatment is nitrogen fertilizer: N1: 100 ton ha-1 , N2: 200 ton ha-1 , and N3: 300 ton ha-1 . The second treatments is the dosage of organic fertilizer, K1: 10 ton ha-1 , K2: 20 ton ha-1 , and K3: 30 ton ha-1 . The total number of plants is 675. The tools that used in this research are: hoe, trowel, tugal, gembor, marker, scissors, table board, digital scale, digital pH meter, and camera. The materials to be used are cauliflower seeds of the PM 126 F1 variety, SP-36 fertilizer, kalium fertilizer, nitrogen fertilizer and organic fertilizer based on treatments. The growth parameters observed consisted of plants height (cm), plant fresh weight (g), area of leaf and flower emergence time. Yield parameters consisted of flower weight (g), flower diameter (cm), harvest age (day), yield per plot (kg) and yield per hectare (kg). Observational data analyzed using the F test to determine whether or not there is an effect of treatment. If the test results have a significant effect, then continue with Duncan's test with a level of 5% to determine the response pattern of cauliflower to dosage of nitrogen fertilizer and goat manure dosage. This research showed the combination of urea fertilizer and manure has increased growth and yield of cauliflower. The treatment of 300 kg ha-1 urea fertilizer + 30 ton ha-1 manure increased plant height, number of leaves, flowering emergence, flower diameter, and cauliflower yield compared to another treatment. The treatment of 300 kg ha-1 urea fertilizer + 30 ton ha-1 manure showed higher yield per hectare 21,75 ton ha-1 cauliflower, and the yield compared to 300 kg ha-1 urea + 20 ton ha-1 manure was not different.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: maria
Date Deposited: 15 Jan 2024 06:53
Last Modified: 15 Jan 2024 06:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210221
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Janis Majida Ichsan.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item