Pengaruh Pemberian Ekstrak Temu Ireng (Curcuma aeruginosa) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Sebagai Aditif Pakan Terhadap Persentase Karkas, Lemak Abdominal dan Organ Dalam Itik Pedaging

Munir, Sirojul and Dr. Drh. Rositawati Indrati,, M.P. (2023) Pengaruh Pemberian Ekstrak Temu Ireng (Curcuma aeruginosa) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Sebagai Aditif Pakan Terhadap Persentase Karkas, Lemak Abdominal dan Organ Dalam Itik Pedaging. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Temu ireng (Curcuma aeruginosa, Roxb) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan rimpangnya dimanfaatkan sebagai obat herbal/ jamu. Temu ireng dan temulawak dapat digunakan sebagai fitobiotik pada unggas karena kandungan aktif kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antimikroba, antioksidan, antibakteri, meningkatkan aktivitas pencernaan dan meningkatkan nafsu makan. Sehingga berpotensi dijadikan aditif pakan alternatif pengganti antibiotik. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2022 sampai dengan tanggal 29 November 2022 di Peternakan Mitra Karya Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar milik Bapak David Kurniawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak temu ireng (Curcuma aeruginosa, Roxb) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb) sebagai aditif pakan terhadap persentase karkas, lemak abdominal dan organ dalam itik pedaging yang meliputi jantung, hati, gizzard dan limpa. Materi yang digunakan sebanyak 120 ekor itik pedaging umur 3 minggu tanpa pemisahan jenis kelamin dengan rataan bobot badan 771,79 ± 97,05 g/ekor dan koefisien keragaman 12,57%. Itik pedaging dipelihara selama 4 minggu. Pakan yang digunakan berupa pakan basal pabrikan. Metode penelitian ini adalah percobaan lapang dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0 = tanpa pemberian aditif pakan (kontrol negatif), P1 = pemberian aditif sintetik kalimun 33,34 mg/ kg BB (kontrol positif), P2 = pemberian ekstrak temu ireng dan temulawak 20 mg/ kg BB, P3 = pemberian ekstrak temu ireng dan temulawak 40 mg/ kg BB. Variabel yang diamati meliputi persentase karkas, persentase lemak abdominal dan persentase organ dalam yang meliputi jantung, hati, gizzard dan limpa. Analisis statistik data penelitian menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap, apabila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak temu ireng dan temulawak sebagai aditif pakan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas, lemak abdominal dan organ dalam itik pedaging. Rataan persentase karkas tiap perlakuan yakni (P0) 62,42%, (P1) 63,06%, (P2) 63,19% dan (P3) 63,48%. Rataan persentase lemak abdominal tiap perlakuan yakni (P0) 1,19%, (P1) 1,07%, (P2) 1,19% dan (P3) 1,06%. Rataan persentase organ dalam tiap perlakuan yakni (P0) 5,54%, (P1) 5,54%, (P2) 5,77% dan (P3) 5,33%. Rataan persentase jantung tiap perlakuan yakni (P0) 0,61%, (P1) 0,62%, (P2) 0,63% dan (P3) 0,62%. Rataan persentase hati tiap perlakuan yakni (P0) 2,50%, (P1) 2,11%, (P2) 2,26% dan (P3) 2,14%. Rataan persentase gizzard tiap perlakuan yakni (P0) 2,23%, (P1) 2,75%, (P2) 2,79% dan (P3) 2,49%. Rataan persentase limpa tiap perlakuan yakni (P0) 0,11%, (P1) 0,06%, (P2) 0,10% dan (P3) 0,08%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian campuran ekstrak temu ireng dan temulawak 40 mg/kg BB memberikan hasil cenderung lebih baik terhadap persentase karkas, persentase lemak abdominal serta persentase organ dalam pada itik pedaging umur 7 minggu. Ditunjukkan dengan nilai persentase karkas itik pedaging sebesar 63,48%, persentase lemak abdominal sebesar 1,06% dan persentase organ dalam sebesar 5,33%.

English Abstract

The research was aimed to evaluate the effect of additional temu ireng (Curcuma aeruginosa, Roxb) and temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb) extract as a feed additive on carcass percentage, abdominal fat percentage and internal organs percentage of fattening ducks. The materials used were 120 of 3 weeks fattening ducks (unsexed) with average body weight 771.79 ± 97.05 g and coefficient of diversity 12.57%. The research method was a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 6 replications. The treatments were T0 (without feed additive), T1 (synthetic feed additive), T2 (20 mg/kg BW of temu ireng and temulawak extract) and T3 (40 mg/kg BW of temu ireng and temulawak extract). Variables measured were carcass percentage, abdominal fat and internal organs (heart, liver, gizzard and spleen) of fattening ducks. Data obtained were analyzed by ANOVA. The results showed that the treatments were not significantly difference (P>0.05) on carcass percentage, abdominal fat percentage and internal organs percentage of fattening ducks. Treatment with 40 mg/kg BW give better results to fattening ducks which were carcass v percentage was 63.48%, abdominal fat was 1.06% and internal organs was 5.33%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052305
Uncontrolled Keywords: Carcass percentage, fattening ducks, internal organs, temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb), temu ireng (Curcuma aeruginosa, Roxb)
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 15 Jan 2024 06:37
Last Modified: 15 Jan 2024 06:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210182
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Sirojul Munir.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item