Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Tebu Pada Petani eanggotaan Koperasi Unit Desa (KUD) di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Nabila, Farah Hanan and Dr. Fahriyah ,, SP.,M.Si. and Condro Puspo Nugroho,, SP., MP. (2023) Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Tebu Pada Petani eanggotaan Koperasi Unit Desa (KUD) di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tebu sebagai bahan baku industri gula merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian di Indonesia. Dengan luas areal sekitar 430,540 hektar pada tahun 2022, industri gula berbahan baku tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi ribuan petani tebu dan pekerja di industri gula. Kabupaten Malang merupakan daerah sentra produksi tebu di Jawa Timur. Pada tahun 2022 produksinya mencapai 397.900 ton, dengan produktivitas 8960 kg/ha, namun baik produksi maupun produktivitasnya pada tahun 2022 mengalami penurunan. Kecamatan Gondanglegi sebagai salah satu kecamatan dengan produksi tebu terbesar di kabupaten Malang juga mengalami penurunan baik produksi maupun produktivitas dari tahun sebelumnya. Penurunan produktivitas di kabupaten Malang khususnya di kecamatan Gondanglegi diduga dipengaruhi oleh masih kurang efektifnya penggunaan faktor faktor produksi, KUD sebagai penghubung kemitraan memberikan beberapa fasilitas kepada petani tebu dalam penyediaan input, kemudahan akses pasar, permodalan, dan transfer knowledge diharapkan dapat membantu petani dalam menggunakan faktor-faktor produksi secara efisien sehingga usahatani tebu yang dijalankan dapat memberikan keuntungan melalui peningkatan pendapatan yang diperoleh petani. Koperasi khususnya KUD Gondanglegi merupakan lembaga keuangan memiliki peranan besar dalam membantu petani mencukupi kebutuhan input mulai dari permodalan, penyediaan input bersubsidi, pendampingan pada masa budidaya, hingga jembatan pemasaran dengan pabrik gula, namun berdasarkan data produksi tebu di kecamatan Gondanglegi yang mayoritas petani tebunya tergabung dalam keanggotaan KUD masih terjadi penurunan yang diduga karena aplikasi input yang belum sesuai dengan anjuran dan adanya faktor sosial ekonomi yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis pada usahatani tebu. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi tebu di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang (2) Tingkat efisiensi teknis usahatani tebu petani keanggotaan Koperasi Unit Desa (KUD) di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang (3) Faktor Sosial Ekonomi yang berpengaruh terhadap usahatani tebu pada petani keanggotaan Koperasi Unit Desa (KUD) di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif dengan pengambilan sampel menggunakan kuesioner melalui kegiatan wawancara. Pemilihan sampel dipilih melalui teknik Cluster Random Sampling. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan fungsi produksiii Cobb-Douglass untuk menjawab tujuan pertama, kemudian menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) untuk menjawab tujuan kedua, dan untuk menganalisis tujuan ketiga menggunakan regresi tobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani tebu diKecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang Sebagian besar berada pada usia produktif yaitu 46-55 tahun, pendidikan terakhir petani tebu terbesar adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), jumlah anggota keluarga terbanyak yang dimiliki adalah 3-4 orang dan rata rata pengalaman usahatani yang dimilki oleh petani adalah adalah 24 tahun. Selanjutnya faktor-faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap produksi usahatani tebu yaitu luas lahan, pupuk ZA, pupuk phonska dan tenaga kerja. Nilai efisiensi teknis rata-rata usahatani tebu di Kabupaten Malang adalah 0,583, sehingga produksi tebu di daerah penelitian belum efisiensi secara teknis. Hasil analisis tobit menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis usahatani tebu adalah pengalaman usahatani dan frekuensi kepras. Upaya peningkatan efisiensi teknis dapat dilakukan dengan pelatihan yang mendorong petani untuk meningkatkan keterampilan dalam berusahatani dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan produksi melalui program penyuluhan secara intensif.

English Abstract

Sugarcane as a raw material for the sugar industry is one of the plantation commodities that has a strategic role in the economy in Indonesia. With an area of around 430,540 hectares in 2022, the sugar industry made from sugarcane is one of the sources of income for thousands of sugarcane farmers and workers in the sugar industry. Malang Regency is the center of sugarcane production in East Java. In 2022 its production reached 397,900 tons, with a productivity of 8960 kg/ha, but both production and productivity in 2022 have decreased. Gondanglegi district as one of the districts with the largest sugarcane production also experienced a decline in both production and productivity from the previous year. The decline in productivity in Malang district, especially in Gondanglegi sub-district, is thought to be influenced by the ineffective use of production factors, KUD as a partnership link provides several facilities to sugarcane farmers in the provision of inputs, easy access to markets, capital, and transfer of knowledge is expected to help farmers use production factors efficiently so that sugarcane farming can provide benefits through increased income earned by farmers. Cooperatives especially KUD Gondanglegi, are financial institutions that have a big role in helping farmers meet input needs ranging from capital, provision of subsidized inputs, assistance during the cultivation period, to marketing bridges with sugar factories, but based on data on sugarcane production in Gondanglegi sub-district, the majority of sugarcane farmers are members of KUD membership, there is still a decline which is suspected due to the application of inputs that are not in accordance with the recommendations and socio-economic factors that are thought to affect technical inefficiency in sugarcane farming. The results showed that the characteristics of sugarcane farmers in Gondanglegi District, Malang Regency were mostly at a productive age of 46-55 years, the last education of the largest sugarcane farmers was Senior High School (SMA), the largest number of family members owned was 3-4 people and the average farming experience owned by farmers was 24 years. Furthermore, production factors that have a significant effect on sugarcane farming production are land area, ZA fertilizer, phonska fertilizer and labor. The average technical efficiency value of sugarcane farming in Malang Regency is 0.583, so that sugarcane production in the research area is not technically efficient. The results of tobit analysis showed that socio-economic factors that significantly influenced the technical efficiency of sugarcane farming were farming experience and frequency of cracking. Efforts to increase technical efficiency can be done with training that encourages farmers toiv improve skills in farming and take advantage of opportunities to increase production through intensive extension programs.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 15 Jan 2024 04:54
Last Modified: 15 Jan 2024 04:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210113
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Farah Hanan Nabila.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item