Maulana, Ivan and Dr. Sujarwo, SPL.,MP.. and Rini Mutisari, SP., MP (2023) Analisis Kerentanan Livelihood Assets Petani Padi Menggunakan Sustainable Livelihood Approach (SLA) di Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Masyarakat yang memiliki profesi sebagai petani dinilai sangat rentan terhadap berbagai resiko dan ketidakpastian dalam menjalan bisnisnya. Petani padi di Indonesia memiliki kerentanan yang cukup tinggi yang disebabkan oleh banyak faktor seperti perubahan iklim, cuaca yang tidak menentu, serangan hama dan penyakit, harga pasar yang turun sedangkan harga input pertanian justru bertambah, serta kurang atau sulitnya mengakses aset fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerentanan livelihood assets rumah tangga petani padi di Desa. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian berada di Desa Jatirejoyoso Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang yang dilakukan pada Agustus 2022 – November 2022. Desa Jatirejoyoso dipilih sebagai lokasi penelitian karena desa ini merupakan salah satu penyumbang produksi padi paling besar di Kecamatan Kepanjen dan memiliki potensi alam yang sangat baik. Desa ini juga mengalami kerentanan dalam penghidupan karena adanya keterbatasan modal aset seperti seperti rata-rata kepemilikikan lahan dibawah 1 Ha, harga jual padi yang rendah, dan ketergantungan pada tengkulak. Penelitian ini menggunakan metode multi�stage random sampling dengan jumlah sampel 51 petani padi dengan luas lahan di bawah 2 hektar. Analisis penelitian ini menggunakan indeks kerentanan penghidupan atau Livelihood vulnerability index (LVI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi livelihood assets di Desa Jatirejoyoso berada pada kategori kerentanan kecil dengan nilai sebesar 0.43. Modal yang memiliki nilai kerentanan paling tinggi adalah modal fisik, sedangkan modal manusia dan sosial memiliki nilai kerentanan terendah. Nilai dari masing-masing aset penghidupan yaitu modal manusia sebesar 0.39; modal alam sebesar 0.49; modal fisik sebesar 0.54; modal finansial sebesar 0.40; dan modal sosial sebesar 0.39. Penelitian ini menyarankan untuk menguatkan modal fisik dengan cara membangun lebih banyak pasar agar petani lebih mudah dalam menjual pertaniannya secara langsung. Modal alam juga perlu untuk dikuatkan dengan cara penerapan kredit pertanian dan sosialisasi khususnya untuk petani tua mengenai teknik pertanian yang bisa meningkatkan produktivitas.
English Abstract
People engaged in farming are considered highly vulnerable to various risks and uncertainties in their business endeavors. Rice farmers in Indonesia face a significant level of vulnerability due to multiple factors such as climate change, unpredictable weather, pest and disease attacks, declining market prices coupled with increasing agricultural input costs, and limited or difficult access to physical assets. The purpose of this research was to analyze the level of vulnerability of livelihood assets of rice farmer households in Jatirejoyoso. This research utilized a quantitative research approach. The research was conducted in Jatirejoyoso Village, Kepanjen District, Malang Regency, from August 2022 – November 2022. Jatirejoyoso Village was chosen as the research location because this village is one of the largest contributors to rice production in Kepanjen District and has excellent natural potential. This village also experiences vulnerability in livelihoods due to limited capital assets such as average land ownership of less than 1 Ha, low selling prices for rice, and dependence on middlemen. This research used a multi-stage random sampling method with a sample size of 51 rice farmers with land areas under 2 hectares. This research analysis utilized the Livelihood vulnerability index (LVI). The results of this research showed that the condition of livelihood assets in Jatirejoyoso Village is in the low vulnerability category with a value of 0.43. The capital that has the highest vulnerability value is physical capital, while human and social capital have the lowest vulnerability value. The value of each livelihood asset, namely human capital, is 0.39; natural capital of 0.49; physical capital of 0.54; financial capital of 0.40; and social capital of 0.39. This research suggested strengthening physical capital by building more markets so that it is easier for farmers to sell their agriculture directly. Natural capital also needs to be strengthened by implementing agricultural credit and providing outreach, especially to older farmers, regarding agricultural techniques that can increase productivity
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username ihwan |
Date Deposited: | 15 Jan 2024 04:33 |
Last Modified: | 15 Jan 2024 04:33 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210053 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ivan Maulana.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |