Milinia, Itta Qillah and Hery Toiba, SP., MP., Ph.D and Dr. Ir. Hendro Prasetya, SP., M.Si (2023) Pengaruh Contract Farming Petani Kopi Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ketahanan pangan merupakan salah satu indikator penting dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi dimana pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dapat terpenuhi dengan cukup, baik itu dari segi kualitas, mutu, jumlah (kuantitas) maupun tingkat gizi. Ketahanan pangan pada setiap daerah berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan banyak lagi hal lainnya. Ketahanan pangan dapat menjadi ancaman bagi suatu negara jika tidak terpenuhi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa ketahanan pangan selalu menjadi pusat perhatian dunia, dimana dalam suatu pertemuan tiap negara masalah ketahanan pangan selalu menjadi agenda utama. Meskipun ketahanan pangan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang, namun hingga saat ini ketahanan pangan di beberapa negara berkembang masih relatif rendah terutama petani, dimana petani yang memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan global. Oleh karena itu, contract farming menjadi salah satu indikator peningkatan ketahanan pangan petani dan solusi dari permasalahan pertanian seperti kendala input pertanian, keuangan, dan jaminan pasar untuk hasil pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk (i) menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani kopi di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan dan Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, (ii) menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi partisipasi petani kopi terhadap contract farming, (iii) menganlisis pengaruh contract farming terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani kopi di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan dan Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Penentuan sampel dilakukan dengan metode multistage random sample procedure dengan jumlah sampel sebanyak 200 responden petani. Metode analisis yang digunakan adalah indikator pengukuran ketahanan pangan Food Insecurity Experience Scale (FIES) untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani, metode analisis regresi logit untuk melihat faktor – faktor sosiodemografi terhadap partisipasi petani dalam contract farming, dan Propensity Score Matching (PSM) untuk mengetahui dampak contract farming terhadap ketahanan pangan petani kopi di Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketahanan pangan rumah tangga di Kecamatan Prigen dan Kecamatan Dampit berdasarkan pengukuran FIES, dikategorikan tahan pangan baik yang berpartisipasi maupun yang tidak berpartisipasi dalam contract farming. Berdasarkan analisis regresi logit, terdapat lima variabel yang berpengaruh signifikan terhadap partisipasi petani dalam contract farming yaitu pekerjaan sampingan, pengalaman usahatani, akses internet, pendapatan, dan pinjaman. Sedangkan variabel lain yaitu tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, usia, dan tabungan tidak berpengaruh signifikan terhadap partisipasi petani dalam contract farming. Pada hasil analisis dampak contract farming terhadap ketahanan pangan rumah tangga dengan menggunakan PSM diperoleh bahwa berpartisipasi dalam contract farming dapat memperoleh ketahanan pangan dengan skor nilai FIES sekitar -0,152 hingga - 0,040 lebih rendah dibandingkan dengan petani yang tidak berpartisipasi dalam contract farming. Artinya, petani yang berpartisipasi dalam contract farming berpeluang lebih tahan pangan dibandingkan dengan petani yang tidak berpartisipasi dalam contract farming. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani kopi di Kecamatan Prigen dan Kecamatan Dampit, baik yang berpartisipasi dan tidak berpartisipasi dalam contract farming dikategorikan dalam kondisi tahan pangan. Pada faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk berpartisipasi dalam contract farming yaitu pekerjaan sampingan, pengalaman usahatani, akses internet, pendapatan, dan pinjaman. Sehingga, dampak contract farming terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani kopi berpengaruh signifikan dalam meningkatkan ketahanan pangan. Saran penelitian ini adalah diperlukan adanya kebijakan pemerintah seperti Dinas Pertanian atau Koperasi untuk meningkatkan keputusan petani untuk berpartisipasi dalam contract farming seperti penyebaran informasi secara merata kepada petani terkait penyuluhan dan pendampingan skema contract farming sehingga petani kopi dapat memahami keuntungan maupun bentuk kerjasama dalam contract farming, dan akses modal atau pinjaman untuk memaksimalkan pengolahan pertanian.
English Abstract
Food security is one of the crucial indicators in meeting human livelihood needs. Food security refers to a condition where the food required by the population is adequately met in terms of quality, quantity, nutritional value, and overall sufficiency. Food security varies across regions and is influenced by various factors such as occupation, educational level, and others. Failure to achieve food security can pose a threat to a nation. This is evident from the fact that food security consistently remains a global concern, with discussions on food security always being a top priority in international meetings. Despite its significance in improving the quality of life for individuals, food security in several developing countries, particularly among farmers who play a significant role in global food security, remains relatively low. Consequently, contract farming emerges as one of the indicators for enhancing farmers' food security and serves as a solution to agricultural challenges such as limited agricultural inputs, financial constraints, and market assurance for agricultural produce. This study aims to (i) analyze the level of food security among coffee farmer households in the Prigen District, Pasuruan Regency, and the Dampit District, Malang Regency, (ii) identify the factors that influence coffee farmers' participation in contract farming, and (iii) examine the impact of contract farming on food security among coffee farmer households in the Prigen District, Pasuruan Regency, and the Dampit District, Malang Regency. The sample selection was conducted using a multistage random sample procedure with a total of 200 farmer respondents. The analysis methods employed include the Food Insecurity Experience Scale (FIES) as an indicator to measure household food security levels among farmers, logistic regression analysis to examine the socio-demographic factors affecting farmers' participation in contract farming, and Propensity Score Matching (PSM) to assess the impact of contract farming on food security among coffee farmers in East Java. The results of this research indicate that household food security levels in the Prigen District and the Dampit District, based on FIES measurement, are categorized as good for both participants and non-participants in contract farming. The logistic regression analysis reveals that five variables have a significant influence on farmers' participation in contract farming, namely, side jobs, farming experience, internet access, income, and loans. On the other hand, other variables such as education level, family size, age, and savings do not significantly affect farmers' participation in contract farming. The analysis of the impact of contract farming on household food security using PSM indicates that participating in contract farming can lead to improved food security, with FIES scores ranging from -0.152 to -0.040 lower compared to farmers who do not participate in contract farming. This means that farmers who participate in contract farming have a greater likelihood of achieving food security compared to those who do not participate in contract farming The conclusion of this study is that the food security levels among coffee farmer households in the Prigen District and the Dampit District, both participants and non-participants in contract farming, are categorized as food secure. The factors influencing farmers' decision to participate in contract farming include side jobs, farming experience, internet access, income, and loans. Therefore, contract farming has a significant impact on improving household food security. Based on the results, it is recommended that government policies, such as those from the Department of Agriculture or cooperatives, be implemented to enhance farmers' decision-making process to participate in contract farming. This can be achieved through the equitable dissemination of information to farmers regarding training and assistance in contract farming schemes, enabling coffee farmers to understand the benefits and forms of collaboration in contract farming. Additionally, access to capital or loans should be facilitated to maximize agricultural processing.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Unnamed user with username ihwan |
Date Deposited: | 15 Jan 2024 04:25 |
Last Modified: | 15 Jan 2024 04:25 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210032 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Itta Qillah Milinia.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |