Agustina, Isna Lutfia and Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, M.S (2023) Pengaruh Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon (Cucumis melo L) Sistem Hidroponik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu hortikultura tanaman buah semusim yang memiliki prospek pasar yang baik karena memiliki berbagai manfaat dan kandungan gizi. Menurut BPS (2019) produksi melon nasional pada 2015-2019 secara berturut-turut adalah 137.887 ton; 117.344 ton; 92.434 ton; 118.708 ton; dan 122.105 ton, artinya produksi melon mengalami fluktuasi. Adanya perubahan iklim global menjadi salah satu kendala yang menyebabkan turunnya produktivitas buah melon. Sehingga diperlukan solusi yang mampu meningkatkan hasil produksi, salah satunya dengan penggunaan budidaya hidroponik. Faktor utama dalam hidroponik yakni kecukupan nutrisi, ketepatan dosis, dan efisiensi penggunaan nutrisi. Permasalahan efisiensi pemberian nutrisi pada sistem hidroponik merupakan masalah yang berpengaruh pada produktivitas tanaman. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi nutrisi yakni dengan penggunaan mikroba fungsional seperti PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR memberikan dampak efisiensi pemberian nutrisi melalui peningkatan ketersediaan unsur hara. Aplikasi PGPR dengan konsentrasi dan frekuensi pemberian tertentu mampu memberikan efektivitas dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, sehingga pemberiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Aplikasi PGPR yang tepat untuk meningkatkan produktivitas tanaman melon secara hidroponik belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian terkait perbaikan budidaya melalui pemberian PGPR. Penelitian dilaksanakan di Greenhouse 3 CV. Happy Tani Jalan Gotong Royong 1, No. 63, Jetakngasri, Mulyoagung, Kec. Dau, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2023. Alat yang digunakan ialah polibag ukuran 35 cm x 35 cm, penggaris, jangka sorong, gelas ukur, timbangan digital, oven, kamera. Bahan yang digunakan selama penelitian adalah benih melon, cocopeat, air, nutrisi AB mix, dan PGPR dengan komposisi Azotobacter sp., Azospirillum sp., Pseudomonas fluorecens, dan Bacillus subtillis yang masing�masing memiliki kerapatan 1 x 108 CFU/ml. Metode yang digunakan yakni Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan faktor pertama adalah konsentrasi yang terdiri dari 5 taraf, yakni PGPR 0 ml/L (K0), 5 ml/L (K1), 10 ml/L (K2), 15 ml/L (K3), dan 20 ml/L (K4). Sedangkan faktor kedua adalah frekuensi pemberian PGPR dengan 3 taraf, yakni 1 minggu sekali, 2 minggu sekali, dan 3 minggu sekali. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Pada masing-masing satuan percobaan terdapat 4 populasi tanaman sehingga total tanaman yaitu 180 tanaman. Pengamatan variabel yang dilakukan terdiri dari pengamatan komponen pertumbuhan (bobot kering bagian tajuk, bobot kering akar, dan bobot kering total tanaman), pengamatan komponen hasil tanaman (bobot buah, diameter buah, panjang buah, ketebalan daging buah, indeks kemanisan buah, dan uji organoleptik dengan atribut tekstur, rasa, aroma, dan aftertaste), serta pengamatan pendukung (intensitas penyakit dan populasi koloni bakteri). Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan adalah analisis statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Jika data yang diuji menunjukkan pengaruh nyata maka pengujian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara konsentrasi PGPR dengan frekuensi pemberian PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon. Faktor konsentrasi PGPR memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan faktor frekuensi pemberian PGPR. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian PGPR secara berkala atau susulan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap tanaman karena bakteri membutuhkan waktu untuk menginokulasi media, sehingga pemberian di awal saja sudah cukup. Hal ini menjadi penyebab tidak munculnya interaksi karena masing-masing faktor perlakuan memberikan pengaruh secara terpisah. Perlakuan konsentrasi PGPR memberikan pengaruh pada variabel bobot kering tajuk, bobot kering akar, bobot kering total tanaman, bobot buah, diameter buah, panjang buah, ketebalan daging buah, indeks kemanisan buah, uji organoleptik (tekstur, rasa aroma dan aftertaste), serta intensitas penyakit layu fusarium. Sedangkan perlakuan frekuensi pemberian PGPR memberikan pengaruh pada bobot kering akar, bobot buah, panjang buah, uji organoleptik (rasa, aroma, dan aftertaste).
English Abstract
Melon (Cucumis melo L.) is one of the horticultural seasonal fruit crops that have good market prospects because it has various benefits and nutritional content. According to BPS (2019) national melon production in 2015-2019 was 137,887 tons; 117,344 tons; 92,434 tonnes; 118,708 tonnes; and 122,105 tonnes, meaning that melon production has fluctuated. The existence of global climate change is one of the obstacles that cause a decrease in the productivity of melons. So we need a solution that can increase production, one of which is by using hydroponic cultivation. The main factors in hydroponics are nutrient adequacy, dosage accuracy, and nutrient use efficiency. The problem of the efficiency of providing nutrients in a hydroponic system is a problem that affects plant productivity. One effort to improve nutritional efficiency is by using functional microbes such as PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR has an impact on the efficiency of providing nutrition by increasing nutrients availability. PGPR application with a certain concentration and frequency of application are able to provide effectiveness in increasing plant growth and yield, so the application must be adjusted to the needs of the plant. The exact application of PGPR to increase the productivity of hydroponic melon plants is unknown, so it is necessary to do research related to improving cultivation through the provision of PGPR. The research was conducted at Greenhouse 3 CV. Happy Tani Jalan Mutual Cooperation 1, No. 63, Jetakngasri, Mulyoagung, Kec. Dau, Malang. The research was conducted in February - May 2023. The tools used were polybags measuring 35 cm x 35 cm, rulers, calipers, measuring cups, digital scales, oven, camera. The materials used during the study were melon seeds, cocopeat, water, AB mix nutrition, and PGPR with the composition of Azotobacter sp., Azospirillum sp., Pseudomonas fluorecens, and Bacillus subtillis, each of which has a density of 1 x 108 CFU/ml. The method used was a factorial randomized block design (RBD) with the first factor being concentration consisting of 5 levels, namely PGPR 0 ml/L (K0), 5 ml/L (K1), 10 ml/L (K2), 15 ml/L (K3), and 20 ml/L (K4). While the second factor is the frequency of giving PGPR with 3 levels, namely once a week, once every 2 weeks, and once every 3 weeks. Each treatment was repeated 3 times so that there were 45 experimental units. In each experimental unit there were 4 plant populations so that the total plant was 180 plants. Observation of the variables carried out consisted of observing the growth components (shoot dry weight, root dry weight, and total plant dry weight), observing plant yield components (fruit weight, fruit diameter, fruit length, fruit flesh thickness, fruit sweetness content, and organoleptic test with attributes of texture, taste, aroma, and aftertaste), as well as supporting observations (disease intensity and population of bacterial colonies). Data analysis used to determine the effect of treatment is statistical analysis using analysis of variance (ANOVA). If the data tested shows a significant effect, then the test is continued with the Honest Significant Difference (HSD) test at the 5% level. The results showed that there was no interaction between PGPR concentration and the frequency of PGPR application on the growth and yield of melon. The PGPR concentration factor had a better influence than the frequency of PGPR application. This shows that periodic or follow-up application of PGPR does not have a significant effect on plants because bacteria need time to inoculate the media, so initial application is sufficient. This causes no interaction, because each treatment factor has an influence separately. The PGPR concentration treatment influenced the variables to shoot dry weight, root dry weight, total plant dry weight, fruit weight, fruit diameter, fruit length, fruit flesh thickness, fruit sweetness index, organoleptic tests (texture, aroma and aftertaste), and intensity of fusarium wilt disease. Meanwhile, the frequency of PGPR treatment influenced root dry weight, fruit weight, fruit length, organoleptic tests (taste, aroma and aftertaste)
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with username ihwan |
Date Deposited: | 15 Jan 2024 04:20 |
Last Modified: | 15 Jan 2024 04:20 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210024 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Isna Lutfia Agustina.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |