Kajian Lingual pada Tuturan Penyintas Bipolar di Klinik Jiwa Rsud Dr. Saiful Anwar Malang: Analisis Semantik dan Sintaksis.

Oktavia, Nova and Dr. Dani Ardhian, S.Pd., M.Pd (2023) Kajian Lingual pada Tuturan Penyintas Bipolar di Klinik Jiwa Rsud Dr. Saiful Anwar Malang: Analisis Semantik dan Sintaksis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tuturan penyintas bipolar di klinik jiwa RSUD dr. Saiful Anwar Malang berdasarkan analisis semantik dan sintaksis dan menggali penyebab terjadinya tuturan atau perilaku semantik dan sintaksis pada penyintas bipolar tersebut. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori terkait semantik dan sintaksis. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan data berupa pola atau bentuk tuturan atau ujaran penyitas bipolar. Sedangkan, sumber data penelitian berasal dari ujaran penyitas bipolat tipe I dan II di klinik jiwa RSUD dr. Saiful Anwar. Jumlah objek atau penyintas yang diteliti berjumlah 6 orang dari seluruh fase bipolar yang ada. Untuk memperoleh sumber data, maka peneliti melakukan metode observasi dengan teknik simak-cakap dan metode wawancara dengan teknik wawancara tidak terstruktur. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan model Spradley yang terbagi menjadi empat tahap, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensian, dan analisis tema kultural. Hasil penelitian menyebutkan bahwa bentuk semantik dan pola kalimat penyintas bipolar tidak mengalami gangguan dan hampir sama seperti orang pada normalnya. Namun, karakteristik bentuk semantik dan sintaksis dari masing-masing fase yang dialami penyintas bipolar mengalami perbedaan yang cukup signifikan. Pada fase depresi bentuk semantik yang banyak dijumpai adalah adjektiva bernilai negatif berkolokasi depresi, seperti kata sedih, frustasi, dan buruk. Sedangkan, pada fase mania atau hipomania banyak dijumpai adjektiva positif yang mengandung maksud memamerkan diri, seperti kata baik pada ujaran ‘Saya orang yang baik.’ Bentuk sintaksis yang paling banyak dijumpai pada fase depresi adalah banyak unsur kalimat yang dilesapkan, seperti adanya pelesapan subjek pada kalimat ‘Suka berenang tapi kok masih gak berani.’ Sedangkan, pada fase mania penyintas banyak memproduksi kalimat dalam satu stimulus. Misalnya pada stimulus buku diproduksi menjadi empat kalimat lengkap.

English Abstract

This study aims to describe the form of speech of bipolar disorder in the psychiatric clinic of RSUD dr. Saiful Anwar Malang is based on semantic and syntactic analysis and explores the causes of speech or semantic and syntactic behavior in bipolar disorder. The theory used in this study is a theory related to semantics and syntax. This research is a qualitative descriptive research with data in the form of patterns or forms of speech or utterances of bipolar survivors. Meanwhile, the research data source came from the utterances of type I and II bipolar disorder in the psychiatric clinic of RSUD dr. Saiful Anwar. The number of objects or disorder studied totaled 6 people from all existing bipolar phases. To obtain data sources, the researcher used observation and interview unstructured. Furthermore, the data obtained analyzed using the Spradley model which is divided into four stages, namely domain, taxonomic, component, and cultural theme analysis. The results of the study reported that the semantic forms and sentence patterns of bipolar disorder were not disturbed and were almost the same as normal people. However, the characteristics of the semantic and syntactic forms of each phase experienced by bipolar disorder experience significant differences. There is depressive phase, the semantic forms that are often found are negative-valued adjectives with depressive collocations, such as sad, frustrated, and bad. Meanwhile, in the mania or hypomania phase there are many positive adjectives that contain the intention of showing off, such as the good word in the utterance ‘Saya orang baik.’ (I am a good person). The most common syntactic form in the depression phase is that many sentence elements are omitted, such as the omission of the subject in the sentence 'Suka berenang tapi kok masih gak berani’. (Like swimming but how come you still don't dare). Meanwhile, during the mania phase, survivors produce many sentences in one stimulus. For example, the stimulus book is made into four complete sentences.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052312
Uncontrolled Keywords:	Bipolar, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, Fase Depresi, Fase Mania
Divisions:	Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User:	maria
Date Deposited:	15 Jan 2024 04:21
Last Modified:	15 Jan 2024 04:21
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210022

Text (DALAM MASA EMBARGO) NOVA OKTAVIA.pdf Restricted to Registered users only until 2025. Download (2MB)

Actions (login required)

View Item