Aryanada, Povarezza and Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro ,, MS and Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto,, SU. (2023) Penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) pada Sistem Tanam Monokultur dan di Bawah Naungan Tanaman Jeruk Manis (Citrus aurantinum). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Cabai rawit merupakan komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal ini merupakan indikator bahwa cabai dapat dikategorikan sebagai komoditas komersil dan potensial untuk dikembangkan. Seiring dengan permintaan akan komoditas tersebut terus mengalami peningkatan, namun produktivitas dan kepemilikan lahan oleh petani semakin menurun. Permasalahan yang timbul yaitu semakin hari maka lahan pertanian cabai rawit semakin rusak dan hal tersebut dapat menyebabkan produktivitas cabai rawit terganggu dalam jangka panjang. Dalam mengatasi masalah tersebut, maka produksi cabai rawit harus ditingkatkan salah satunya dengan menggunakan agen hayati seperti PGPR yang terdiri dari beberapa bakteri yaitu : Azotocabter sp., Azospirillum sp., Bacillus sp., Pseudomonas sp., Arthrobacter sp., Bacterium sp., dan Mycobacterium sp., PGPR dapat mempengaruhi tanaman secara langsung dan tidak langsung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor yaitu konsentrasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan sistem penanaman. Perlakuan diacak pada setiap kelompok. Terdapat 8 kombinasi perlakuan konsentrasi PGPR ( Plant Growth Promoting Rhizobacteria ) dan perlakuan sistem tanam, setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 32 petak percobaan. Tahapan penelitian meliputi persiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyulaman, pemberian PGPR, Pemeliharaan tanaman, panen, pengamatan. Parameter pengataman yang diamati yaitu intensitas cahaya, tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, bobot buah panen per ha, luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, serapan hara pada tanaman dan laju pertumbuhan tanaman. Penggunaan pola tanaman tumpangsari dengan tanaman jeruk menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pola tanam monokultur. Pengaplikasian PGPR dengan konsentrasi 30 ml l-1 menunjukan hasil panen tertinggi dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi 20 dan 10 ml l-1 serta perlakuan tanpa PGPR, baik pada pola tanam monokultur dan tumpangsari.
English Abstract
Cayenne pepper is a vegetable commodity that is widely cultivated by farmers in Indonesia because it has a high selling price. This is an indicator that chili can be categorized as a commercial commodity and has the potential to be developed. As the demand for these commodities continues to increase, productivity and land ownership by farmers are decreasing. The problem that arises is that day by day the agricultural land for cayenne pepper is getting damaged and this can cause the productivity of cayenne pepper to be disrupted in the long run. In overcoming this problem, the production of cayenne pepper must be increased, one of which is by using biological agents such as PGPR which consists of several bacteria namely: Azotocabter sp.,Azospirillum sp., Bacillus sp., Pseudomonas sp., Arthrobacter sp., Bacterium sp., and Mycobacterium sp., PGPR can affect plants directly and indirect. This study used a split plot design with two factors, namely the concentration of PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) and the planting system. Treatment was randomized in each group. There were 8 combinations of PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) concentration treatments and planting system treatments, each treatment was repeated 4 times so there were 32 experimental plots. The stages of the research included land preparation, planting, fertilizing, replanting, giving PGPR, maintaining plants, harvesting, observing. The observed parameters were plant height, number of leaves, flowering age, number of fruits per plant, fruit weight per plant, fruit weight harvested per hectare, leaf area, total fresh weight of plants, total dry weight of plants, nutrient uptake in plants and growth rate plant. The use of intercropping patterns with citrus plants resulted in higher growth and yield of cayenne pepper compared to the use of monoculture cropping patterns. The application of PGPR with a concentration of 30 ml l-1 showed the highest yields compared to the treatments with concentrations of 20 and 10 ml l-1 and the treatment without PGPR, both in monoculture and intercropping cropping patterns.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 042304 |
Divisions: | S2/S3 > Magister Bioteknologi Agroindustri, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username ismiatun |
Date Deposited: | 15 Jan 2024 04:17 |
Last Modified: | 15 Jan 2024 04:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/210012 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
POVAREZZA ARYANADA.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |