Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pada Fase Pemanjangan Batang dan Kemasakan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)

Siahaan, Erie Jeremi Frianto Pratama and Dr. Ir Setyono Yudo Tyasmoro,, MS (2023) Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pada Fase Pemanjangan Batang dan Kemasakan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman tebu sangat potensial untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan berperan penting sebagai penghasil bahan baku gula. Kebutuhan tebu apabila dilihat dari produktivitasnya menurut Wardiningsih dan Dahiri (2021) terus meningkat pada tahun 2020 mencapai 5,8 juta ton sedangkan kemampuan produksi gula di Indonesia hanya 2,1 juta ton. Maka dari itu diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas tebu di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gula di Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu adalah dengan penggunaan serta aplikasi pupuk yang tepat. Petani pada umumnya menggunakan pupuk anorganik dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Namun penggunaan pupuk anorganik yang dilakukan secara intensif dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan seperti penurunan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk organik dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tebu, salah satunya dengan penggunaan pupuk organik cair (POC). Salah satu pupuk organik cair yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair yang berbahan dasar dari vinasse. Vinasse memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi dengan presentase kalium sebesar 6,36-7,2% dari 100 gram vinasse. Kandungan kalium yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk menjadi salah satu bahan pupuk organik cair. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk menguji efektivitas dari kombinasi pupuk organik cair dengan pupuk anorganik pada berbagai dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tebu. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2023 sampai dengan bulan Juni 2023 di Desa Bumiayu, Kec Kedungkandang, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Total perlakuan yaitu 7 perlakuan dan setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali. Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : T1 (Kontrol), T2 (100% Anorganik), T3 (100% pupuk organik cair + 75% pupuk anorganik tanpa kalium ), T4 (50% pupuk organik cair + 75% pupuk anorganik tanpa kalium ), T5 (150% pupuk organik cair + 75% pupuk anorganik tanpa kalium ), T6 (200% pupuk organik cair + 75% pupuk anorganik tanpa kalium ) dan T7 (100% pupuk organik cair). Adapun variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu pengamatan pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan kesuburan tanah. Pengamatan pertumbuhan terdiri dari pengamatan tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah batang, jumlah daun, jumlah anakan dan luas daun (cm2). Pengamatan komponen hasil terdiri dari pengamatan brix (%), pengamatan rendemen, Relative Agronomis Efficiency (RAE) dan pengamatan panen. Sedangkan pengamatan kesuburan tanah berupa analisis kima tanah. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan uji F pada taraf 5% kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan’s Mulltiole Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik cair yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat mengifisiensikan penggunaan pupuk anorganik dengan nilai RAE ≥95%. Kombinasi pupuk organik dan anorganik yang memberikan efektifitas terhadap pupuk anorganik adalah perlakuan 150%ii POC + 80% anorganik tanpa kalium, 200% POC + 80% anorganik tanpa kalium yang terbukti efektif dengan nilai RAE ≥ 95%. Perlakuan kombinasi dosis pupuk anorganik sebesar 75% dari dosis standar yang dikombinasi dengan pupuk organik cair berbahan vinasse 150% merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan produktivitas tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol tanpa pupuk dan juga perlakuan pupuk standart petani. Nilai R/C rasio tertinggi terdapat pada perlakuan dosis pupuk anorganik sebesar 75% dari dosis standar yang dikombinasi dengan pupuk organi cair berbahan vinasse 150% dengan nilai 1,97. Sedangkan nilai Relative Agronomis Eficiency tertinggi terdapat pada perlakuan dosis pupuk anorganik sebesar 75% dari dosis standar yang dikombinasi dengan pupuk organik cair berbahan vinasse 200% dengan nilai 158%. Pemberian pupuk organik cair berbahan vinasse dengan dosis 150% menghasilkan peningkatan kandungan C-organik, Fosfor dan kalium dibandingkan dengan perlakuan kontrol tanpa pupuk dan juga perlakuan pupuk standart petani.

English Abstract

Sugarcane has the potential to be developed because it has high economic value and plays an important role as a producer of sugar raw materials. According to Wardiningsih and Dahiri (2021), the need for sugar cane will continue to increase in 2020 to reach 5.8 million tonnes, while the capacity to produce sugar in Indonesia is only 2.1 million tonnes. Therefore efforts are needed to increase the productivity of sugar cane in Indonesia to meet the demand for sugar in Indonesia. One of the efforts to increase the productivity of sugar cane is by using and applying the right fertilizer. Farmers generally use inorganic fertilizers in an effort to increase production. However, the intensive use of inorganic fertilizers can have a negative impact on the environment, such as a decrease in the physical, chemical and biological properties of the soil. The use of organic fertilizers can be an alternative to increase the growth and yield of sugar cane, one of which is the use of liquid organic fertilizer (POC). One of the liquid organic fertilizers that can be used is liquid organic fertilizer made from vinasse. Vinasse has a fairly high potassium content with a potassium percentage of 6.36-7.2% from 100 grams of vinasse. The high potassium content can be used as a liquid organic fertilizer. Therefore, research is needed to test the effectiveness of a combination of liquid organic fertilizers with inorganic fertilizers at various different doses on the growth and yield of sugarcane plants. This research will be carried out in February 2023 to June 2023. The research will be carried out in Bumiayu Village, Kedungkandang District, Malang City. This study used a non-factorial Randomized Block Design (RBD). The total treatment was 7 treatments and each treatment was repeated 4 times. The treatments used were as follows: T1 (Control), T2 (100% Inorganic), T3 (100% liquid organic fertilizer + 75% inorganic fertilizer -K ), T4 (50% liquid organic fertilizer + 75% inorganic fertilizer -K ) , T5 (150% liquid organic fertilizer + 75% inorganic fertilizer -K ), T6 (200% liquid organic fertilizer + 75% inorganic fertilizer -K ) and T7 (100% liquid organic fertilizer). The observed variables in this study were plant growth observations, yield components and soil fertility. Observation of growth consisted of observing plant height (cm), stem diameter (mm), number of stems, number of leaves, number of tillers and leaf area (cm2). Observations of the yield components consist of observations of brix(%), observations of yield, Relative Agronomis Efficiency (RAE) and observations of harvest. While the observation of soil fertility is in the form of soil chemical analysis. The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) with the F test at the 5% level then followed by the Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at the 5% level. The results showed that the treatment of liquid organic fertilizers combined with inorganic fertilizers can make the use of inorganic fertilizers more efficient with an RAE value of ≥95%. Combinations of organic and inorganic fertilizers that provide effectiveness against inorganic fertilizers are treatments 150% POC + 80% inorganic -K. 200% POC + 80% inorganic -K which are proven effective with RAE values ≥ 95%. The combination of organic and inorganic fertilizers that providesiv effectiveness over inorganic fertilizers is treatment150% POC + 80% inorganic without potassium, 200% POC + 80% inorganic without potassium which is proven to be effective with an RAE value ≥ 95%. The combination treatment of an inorganic fertilizer dose of 75% of the standard dose combined with liquid organic fertilizer made from 150% vinasse is the best treatment because it produces higher plant productivity compared to the control treatment without fertilizer and also the farmer's standard fertilizer treatment. The highest R/C ratio value was found in the treatment with an inorganic fertilizer dose of 75% of the standard dose combined with liquid organic fertilizer made from 150% vinasse with a value of 1.97. Meanwhile, the highest Relative Agronomis Efficiency value was found in the treatment with an inorganic fertilizer dose of 75% of the standard dose combined with liquid organic fertilizer made from 200% vinasse with a value of 158%. Providing liquid organic fertilizer made from vinasse at a dose of 150% resulted in an increase in organic C, phosphorus and potassium content compared to the control treatment without fertilizer and also the farmer's standard fertilizer treatment.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 15 Jan 2024 03:11
Last Modified: 15 Jan 2024 03:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209810
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ERIE JEREMI FRIANTO PRATAMA SIAHAAN.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item