Analisis Efisiensi Teknis, Alokatif dan Biaya Usahatani Sawi Putih (Brassica pekinensis L.) di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Sunana., Era and Dr. Rosihan Asmara,, SE., MP and Novil Dedy Andriatmoko,, SP., MP., MBA (2023) Analisis Efisiensi Teknis, Alokatif dan Biaya Usahatani Sawi Putih (Brassica pekinensis L.) di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Subsektor tanaman hortikultura merupakan salah satu sumber pendapatan ekonomi Indonesia dari sektor pertanian. Komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat yaitu sayuran. Sawi putih merupakan salah satu tanaman yang populer di kalangan masyarakat dan biasanya digunakan sebagai pelengkap makanan. Sawi putih memiliki nama latin Brassica pekinensis L. memiliki kandungan dari beberapa antioksidan yang penting, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Permintaan sawi putih yang terus meningkat sejalan dengan tingkat konsumsi masyarakat, tidak hanya masyarakat dalam negeri yang mengonsumsi sawi putih sebagai makanan, tetapi juga masyarakat internasional. Produktivitas usahatani sawi putih berkaitan dengan kegiatan produksi yang dilakukan oleh petani. Oleh karena itu dalam peningkatan pengelolaan lahan pertanian dalam kegiatan produksi perlu adanya kombinasi faktor produksi yang efisien dan optimal. Permasalahan yang berkaitan dengan efisien selain dari manajerial petani juga terdapat pada aspek input, dari kurang efisiennya produksi usahatani juga berkaitan dengan masalah pengalokasian input yang tidak sesuai sehingga berdampak pada kurang efisien antara input yang dikeluarkan dan output yang dihasilkan. Hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat efisien usahatani baik secara teknis maupun alokatif. Perlu dilakukannya penelitian tentang efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi biaya usahatani sawi putih agar dapat dilakukan penyesuaian input-input produksi dan biaya yang akan digunakan dalam kegiatan usahatani sawi putih. Penelitian dilakukan di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Desa Sumberbrantas ini dengan pertimbangan bahwa Desa tersebut merupakan salah satu desa yang memproduksi sayuran termasuk sawi putih di Kota Batu dan sebagai pemasok sayuran di Kota lain. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2022 dengan jumlah petani sawiii putih sebanyak 52 orang. Penelitian ini di analisis dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan model Variabel Return to Scale (VRS) dan berorientasi pada input. Variabel input yang digunakan yaitu variabel luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk anorganik, ALSINTA, tenaga kerja dan pestisida. Sedangkan untuk variabel output menggunakan data hasil produksi sawi putih yang diperoleh dari petani. Hasil analisis DEA dengan model VRS didapatkan bahwa Tingkat efisiensi teknis pada usahatani sawi putih di Desa Sumberbrantass mempunyai rata-rata efisiensi sebesar 0,737 atau termasuk dalam kategori sedang. Tingkat efisiensi alokatif pada usahatani sawi putih di Desa Sumberbrantas mempunyai nilai ratarata efisiensi sebesar 0,745 atau termasuk dalam kategori tinggi. Tingkat efisiensi biaya pada usahatani sawi putih di Desa Sumberbrantas mempunya nilai rata-rata efisiensi sebesar 0,537 atau dalam kategori sedang. Serta diketahui bahwa petani yang full efisiensi biaya yaitu 4 petani. Saran yang diberikan kepada petani yaitu untuk petani yang belum memenuhi full efisien secara teknis, alokatif dan biaya perlu mengacu pada petani yang telah efisien secara teknis, alokatif dan biaya disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki.

English Abstract

The horticultural crops sub-sector is a source of Indonesian economic income from the agricultural sector. Horticultural commodities that are widely cultivated by the community are vegetables. Chinese cabbage is one of the plants that is popular among the people and is usually used as a food supplement. Chinese cabbage has the Latin name Brassica pekinensis L. contains several important antioxidants, protein, fat, carbohydrates, calcium, phosphorus, iron, vitamin A, B vitamins and vitamin C. The demand for chinese cabbage continues to increase in line with the level of public consumption, not only domestic people consume chinese cabbage as food, but also the international community. The productivity of chinese cabbage farming is related to the production activities carried out by farmers. Therefore, in improving the management of agricultural land in production activities, it is necessary to have an efficient and optimal combination of production factors. Problems related to efficiency apart from farmer managerialism are also found in the input aspect, from the inefficiency of farming production it is also related to the problem of inappropriate input allocation so that it has an impact on inefficiency between the input issued and the output produced. This greatly affects the efficient level of farming both technically and allocatively. It is necessary to conduct research on technical efficiency, allocative efficiency, and cost efficiency of chinese cabbage farming so that production inputs and costs can be adjusted to be used in chinese cabbage farming activities. The research was conducted in Sumberbrantas Village, Bumiaji District, Batu City, East Java Province. The selection of Sumberbrantas Village was based on the consideration that this village is a village that produces vegetables including chinese cabbage in Batu City and as a supplier of vegetables in other cities. The research was conducted in December 2022 with a total of 52 chinese cabbage farmers. This study was analyzed using Data Envelopment Analysis (DEA) with the Variable Return to Scale (VRS) model and is input oriented. The input variables used are land area, seeds, organic fertilizers, inorganic fertilizers, ALSINTA, laboriv and pesticides. As for the output variable, it uses data on the production of chinese cabbage obtained from farmers. The results of the DEA analysis with the VRS model found that the level of technical efficiency in chinese cabbage farming in Sumberbrantass Village has an average efficiency of 0.737 or is included in the medium category. The level of allocative efficiency in chinese cabbage farming in Sumberbrantas Village has an average efficiency value of 0.745 or is included in the high category. The level of cost efficiency in chinese cabbage farming in Sumberbrantas Village has an average efficiency value of 0.537 or in the medium category. And it is known that farmers who are full of cost efficiency are 4 farmers. The advice given to farmers is that for farmers who have not met full efficiency technically, allocatively and costly, they need to refer to farmers who are technically efficient, allocatively and costly according to the area of land owned.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 15 Jan 2024 03:09
Last Modified: 15 Jan 2024 03:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209805
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Era Sunana.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item