Analisis Kelayakan Usaha Tani Tanaman Sela Ubi Kayu Dan Kedelai Diantara Tanaman Kelapa Sawit Yang Belum Menghasilkan: Studi Kasus Kebun Percobaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Dan Pt Paya Pinang Sumatera Utara

Simatupang, Ronaldo and r. Ir. Agustina Shinta, HW,MP. and Neza Fadia Rayesa,, S. TP., MS.c (2022) Analisis Kelayakan Usaha Tani Tanaman Sela Ubi Kayu Dan Kedelai Diantara Tanaman Kelapa Sawit Yang Belum Menghasilkan: Studi Kasus Kebun Percobaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Dan Pt Paya Pinang Sumatera Utara. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Official URL: www.aging-us.com

Abstract

Tingginya biaya investasi untuk kelapa sawit membuat perusahaan menjadi kesulitan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, oleh karena itu perlu adanya pemasukan/side income yang dapat menutupi biaya biaya yang dikeluarkan seperti biaya tenaga kerja, biaya produksi usahatani dan juga biaya-biaya yang dikeluarkan selama tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang diatas yaitu melakukan side product/usahatani tanaman sela pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kelayakan tanaman sela pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, analisis biaya dan pendapatan dan analisis kelayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pusat Penelitian Kelapa Sawit memanfaatkan lahan untuk tanaman sela dengan luasan masing masing 1 hektar. Biaya yang dikeluarkan selama satu musim tanam untuk tanaman kedelai sebesar Rp. 2.683.719./Ha sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk tanaman ubi kayu selama satu musim tanam sebesar Rp.5.521.053 /Ha. Hasil analisis pendapatan usahatani Kedelai di Pusat Penelitian Kelapa Sawit dengan memproduksi sebesar 504 Kg dalam satu kali musim tanam, diperoleh pendapatan usahatani kedelai sebesar Rp. 4.032.000/Ha sedangkan hasil analisis pendapatan untuk usahatani ubi kayu dengan memproduksi sebesar 35.224 Kg dalam satu kali musim tanam memperoleh pendapatan sebesar Rp.35.224.000/Ha. Hasil perhitungan analisis kelayakan yang didapat tanaman kedelai sebesar 1,50 sedangkan tanaman ubi kayu sebesar 6,38 dapat disimpulkan bahwa usahatani ubi kayu di Pusat Penelitian Kelapa Sawit lebih menguntungkan dibandingkan dengan kedelai, karena nilai R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1, artinya bahwa setiap pengeluaran RP.1 dapat memberikan penerimaan sebesar Rp.638. sehingga usahatani tanaman ubi kayu lebih profitable ditanam selama kelapa sawit belum menghasilkan. Hal yang perlu diperhatikan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam menerapkan usahatani tanaman sela di masa tanaman kelapa sawit belum menghasilkan yaitu perlunya peningkatan pengawasan dalam proses pemeliharan, pemupukan dan pemanenan secara tepat serta manajemen pengolohan lahan seperti pembuatan irigasi yang dapat mengurangi dampak dari intensintas hujan yang tinggi sehingga dapat memaksimalkan produksi usahatani ubi kayu selama kelapa sawit belum menghasilkan.

English Abstract

The high investment cost for oil palm makes it difficult for companies to get maximum results, therefore there is a need for side income that can cover costs incurred such as labor costs, farm production costs and also costs incurred during coconut plantations. immature palm oil. One way to overcome the problems above is to do side product / intercropping cultivation on immature oil palm plants. This study aims to analyze the feasibility of intercropping in immature oil palm plantations. This research uses descriptive analysis methods, cost and income analysis and feasibility analysis. The results of the study show that the Palm Oil Research Center utilizes land for intercropping with an area of 1 hectare each. The costs incurred during one growing season for soybeans are Rp. 2.683.719./Ha while the costs incurred for cassava plants for one growing season are Rp.5,521,053/Ha. The results of the analysis of soybean farming income at the Palm Oil Research Center by producing 504 Kg in one growing season, obtained soybean farming income of Rp. 4.032.000/Ha while the results of the income analysis for cassava farming by producing 35.224 Kg in one growing season earns an income of Rp.35.224.000/Ha. The results of the calculation of the feasibility analysis obtained for soybeans of 1.50 while cassava plants of 6.38 can be concluded that cassava farming at the Oil Palm Research Center is more profitable than soybeans, because the R/C Ratio value obtained is greater than 1, it means that every expenditure of RP.1 can generate revenue of Rp.638. so that cassava farming is more profitable when planted as long as oil palm has not yet been produced. Things that need to be considered by the Oil Palm Research Center in implementing intercropping farming during immature oil palm plantations are the need for increased supervision in the process of maintaining, fertilizing and harvesting properly as well as land management such as making drainase which can reduce the impact of high rainfall intensity so that can maximize the production of cassava farming as long as oil palm has not yet produced.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 042304
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Pitoyo Widhi Atmoko
Date Deposited: 19 Jan 2024 03:17
Last Modified: 19 Jan 2024 03:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209538
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
209538 Ronaldo Simatupang.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item