Hubungan Antara Skor Cha2ds2-Vasc Terhadap Derajat Aliran Timi Pada Pasien Infark Miokard Akut-Elevasi Segmen St Yang Dilakukan Intervensi Koroner Perkutan Primer Di RSUD Dr. Saiful Anwar

Saputra S., Muhammad Bayu Aji and dr. Sasmojo Widito,, Sp.JP(K) and dr. Setyasih Anjarwani,, Sp.JP(K) (2023) Hubungan Antara Skor Cha2ds2-Vasc Terhadap Derajat Aliran Timi Pada Pasien Infark Miokard Akut-Elevasi Segmen St Yang Dilakukan Intervensi Koroner Perkutan Primer Di RSUD Dr. Saiful Anwar. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Infark Miokard Akut (IMA) adalah gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan kematian sel otot jantung. Serangan jantung terjadi ketika suatu area otot di sekitarnya tidak mendapatkan perfusi darah atau perfusinya sangat rendah sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung. Intervensi koroner perkutan (IKP), dibandingkan dengan trombolisis, merupakan metode yang lebih dipilih untuk tatalaksana infark miokard akut-elevasi segmen ST (IMA-EST) di era revaskularisasi. Reperfusi suboptimal dari miokardium yang terganggu pada area arteri koroner kulprit adalah salah satu masalah utama yang terkait dengan IKP primer. Sekitar 5–15% kasus IMA-EST yang menjalani IKP primer mengalami fenomena slow flow-no relow. Fenomena slow flow-no relow digambarkan sebagai kegagalan reperfusi miokardium pada area yang mengalami iskemia berkepanjangan meskipun pembukaan kembali infarct related coronary artery (IRA) telah dilakukan melalui IKP primer. Fenomena slow flow-no relow menandakan prognosis jangka pendek dan jangka panjang yang buruk. Pasien IMA-EST yang mengalami slow flow-no relow pasca IKP primer memiliki resiko tinggi terjadinya aritmia malignan, re-infark, komplikasi mekanik (ruptur septum ventrikel, regurgitasi mitral yang berat atau bahkan ruptur dinding ventrikel kiri) dan gagal jantung akut. Skor CHA2DS2-VASc adalah skor sederhana dan tervalidasi untuk memprediksi kejadian tromboemboli. Saat ini skor CHA2DS2-VASc digunakan untuk memprediksi kejadian tromboembolisasi pada pasien atrial fibrilasi non-valvular. Namun, masing-masing komponen di dalam skor CHA2DS2-VASc memiliki hubungan terhadap mekanisme yang mendasari terjadinya fenomena slow flow-no reflow. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross-sectional. Subjek penelitian yang masuk dalam kelompok penelitian dilakukan secara consequtive sampling yang diambil dari ACS registry pasien yang dirawat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Januari 2018-Agustus 2023. Adapun kriteria inklusi penelitian ini yaitu seluruh pasien IMA-EST yang menjalani IKP primer di RSUD Dr Saiful Anwar Malang. Dengan kriteria eksklusi sebagai berikut: (a) data tidak lengkap (b) pasien dengan keganasan atau penyakit terminal lain (c) IMA-EST yang telah menjalani fibrinolitik (d) pasien yang tidak terpasang stent DES (e) pasien yang tidak mendapat terapi statin dan atitrombotik sebelum IKP primer. Penegakkan diagnosis IMA-EST berdasarkan EKG, enzim jantung dan hasil koronariangiografi. Setelah didapatkan karakteristik dasar, dilakukan analisis univariat pada penelitian ini berupa nilai rerata, simpangan baku dan proporsi untuk menilai karakteristik dasar dari subjek penelitian. Rerata Meliputi skor CHA2DS2-VASc, Gula darah, LDL, HDL, TG, kolesterol, panjang lesi kulprit, tekanan inflasi balon dan EF. Proporsi : Jenis kelamin, HT, DM, Merokok, multivessel CAD, karakteristik lesi dan medikamentosa. Data akan digambarkan sebagai rerata (mean) ± standar deviasi untuk data dengan distribusi normal. Median (range) untuk variabel dengan distribusi yang x asimetri dan dalam prosentase. Uji normalitas data akan menggunakan Kolmogorov-Smirnov (n>50) atau Shapiro Wilk (n<50). Variabel kuantitatif akan dibandingkan menggunakan ANOVA bila normalitas data menunjukkan distribusi normal. Bila normalitas data tidak terdistribusi normal, akan digunakan Kruskal Wallis test. Variabel kategorikal diantara grup akan dibandingkan dengan Chi-squared test. Multiple logistic regression akan digunakan untuk menentukan faktor resiko independent terhadap kejadian Slow Flow/No Reflow. Variabel yang berhubungan dengan kejadian derajat aliran TIMI pada analisis bivariate akan dimasukkan dalam multivariable logistic. Derajat kepercayaan yang dipakai 95% (α = 0.05). Berdasarkan hasil uji korelasi spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 (sig<0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan dengan hasil korelasi negatif (p=0.000 ; r = - 402) yang artinya makin tinggi skor CHA2DS2 VASC maka terdapat penurunan derajat aliran TIMI. Analisis ROC digunakan untuk mengetahui nilai sensitifitas dan spesifisitas cut off CHA2DS2 VASC skor. Hasil uji diagnostik menunjukkan nilai AUC sebesar 0.778 (77.8%) yang tergolong cukup baik (70%-80%) dan bermakna secara statistik, nilai p = 0.000 (p<0.05). Pasien dengan aliran TIMI <3 didominanasi CHA2DS2-VASc skor ≥3 (47.7%), sedangkan pasien dengan aliran TIMI derajat 3 dominan CHA2DS2-VASc <3 (91%). Terdapat hubungan cut off CHA2DS2-VASc skor dengan aliran derajat TIMI (p=0.000 , OR =9.172) artinya pasien dengan cut off CHA2DS2-VASc skor ≥3 meningkatkan resiko SF/NR dibandingkan skor <3. Dari hasil analisis regresi dengan menggunakan metode Backward dihasilkan model terbaik dimana variabel CHA2DS2, Usia, LVEF, Kilip class dan DM berpengaruh signifikan terhadap derajat aliran TIMI. Dari hasil uji wald diketahui bahwa variabel yang berpengaruh paling signifkan terhadap aliran derajat TIMI adalah: (a) usia (p=0.014) dengan OR = 1.027 (CI 95% 1.006 – 1.049) artinya pasien dengan usia yang lebih tinggi meningkatkan resiko SF/NR (OR > 1) (b) Killip (3 atau 4) memiliki nilai p=0.000 dengan OR 2.940 (CI 95% 1.917 – 4.508) artinya pasien dengan Killip class 3 atau 4 meningkatkan resiko terjadinya SF/NR dibandingkan killip class ≤ 2 (c) DM (+) memiliki nilai p=0.000 dengan OR 2.680 (CI 95% 1.683 – 4.269) artinya pasien DM meningkatkan resiko terjadinya SF/NR dibandingkan tidak merokok (d) CHA2DS2-VASc (≥3) memiliki nilai p=0.000 dengan OR 5.243 (CI 95% 3.391 – 8.108) artinya pasien dengan skor CHA2DS2-VASc ≥3 meningkatkan resiko terjadinya SF/NR dibandingkan <3. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa skor CHA2DS2-VASc ≥3 meningkatkan resiko terjadinya fenomena SF/NR. Di dalam skor CHA2DS2-VASc itu sendiri, komponen usia, DM dan kelas Killip merupakan komponen yang memiliki pengaruh paling besar terhadap fenomena SF/NR.

English Abstract

Acute Myocardial Infarction (AMI) is a disruption of blood flow to the heart which causes the death of heart muscle cells. A heart attack occurs when an area of the surrounding muscle does not receive blood perfusion or the perfusion is so low that it cannot maintain heart muscle function. Percutaneous coronary intervention (PCI), compared with thrombolysis, is the preferred method for the management of acute ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) in the era of revascularization. Suboptimal reperfusion of the compromised myocardium in the area of the culprit coronary arteries is one of the main problems associated with primary PCI. Approximately 5–15% of STEMI cases undergoing primary PCI experience the slow flow-no relow phenomenon. The slow flow-no relow phenomenon is described as failure of myocardial reperfusion in areas experiencing prolonged ischemia even though reopening of the infarct related coronary artery (IRA) has been carried out via primary PCI. The slow flow-no relow phenomenon indicates a poor short-term and long-term prognosis. STEMI patients who experience slow flow-no relow after primary PCI have a high risk of malignant arrhythmias, re-infarction, mechanical complications (ventricular septal rupture, severe mitral regurgitation or even left ventricular wall rupture) and acute heart failure. The CHA2DS2-VASc score is a simple and validated score for predicting thromboembolic events. Currently the CHA2DS2-VASc score is used to predict thromboembolization events in non-valvular atrial fibrillation patients. However, each component in the CHA2DS2-VASc score has a relationship to the mechanism underlying the slow flow-no reflow phenomenon. This research is an analytical observational study with a cross-sectional study design. The research subjects included in the research group were carried out using consecutive sampling taken from the ACS registry of patients treated at RSUD Dr. Saiful Anwar Malang in January 2018-August 2023. The inclusion criteria for this study were all STEMI patients who underwent primary PCI at Dr Saiful Anwar Hospital Malang. With the following exclusion criteria: (a) incomplete data (b) patients with malignancy or other terminal diseases (c) STEMI who have undergone fibrinolytics (d) patients who have not had a DES stent installed (e) patients who have not received statin therapy and atithrombotic before primary IKP. The diagnosis of STEMI is made based on ECG, cardiac enzymes and coronaryangiography results. After obtaining the basic characteristics, univariate analysis was carried out in this study in the form of mean values, standard deviations and proportions to assess the basic characteristics of the research subjects. Mean includes CHA2DS2-VASc score, blood sugar, LDL, HDL, TG, cholesterol, culprit lesion length, balloon inflation pressure and EF. Proportions: Gender, HT, DM, smoking, multivessel CAD, lesion characteristics and medication. Data will be described as mean ± standard deviation for data with a normal distribution. Median (range) for variables with asymmetric distribution and in percentages. The data normality test will use Kolmogorov-Smirnov (n>50) or xii Shapiro Wilk (n<50). Quantitative variables will be compared using ANOVA if the normality of the data shows a normal distribution. If the normality of the data is not normally distributed, the Kruskal Wallis test will be used. Categorical variables between groups will be compared using the Chi-squared test. Multiple logistic regression will be used to determine independent risk factors for Slow Flow/No Reflow events. Variables related to the incidence of TIMI flow grade in bivariate analysis will be included in multivariable logistic. The degree of confidence used is 95% (α = 0.05). Based on the results of the Spearman correlation test, a significance value of 0.000 (sig<0.05) was obtained, which indicates that there is a significant correlation with negative correlation results (p=0.000; r = - 402), which means that the higher the CHA2DS2 VASC score, the lower the degree of TIMI flow. ROC analysis was used to determine the sensitivity and specificity value of the cut off CHA2DS2 VASC score. The diagnostic test results showed an AUC value of 0.778 (77.8%) which was considered quite good (70%-80%) and statistically significant, p value = 0.000 (p<0.05). Patients with TIMI flow <3 had a predominant CHA2DS2-VASc score ≥3 (47.7%), whereas patients with TIMI flow grade 3 had a predominant CHA2DS2-VASc <3 (91%). There was a relationship between the cut off CHA2DS2-VASc score and TIMI flow grade (p=0.000, OR =9.172), meaning that patients with a cut off CHA2DS2-VASc score ≥3 had an increased risk of SF/NR compared to a score <3. From the results of regression analysis using the Backward method, the best model was produced where the variables CHA2DS2, Age, LVEF, Kilip class and DM had a significant effect on the degree of TIMI flow. From the results of the Wald test, it is known that the variable that has the most significant influence on TIMI grade flow is: (a) age (p=0.014) with OR = 1.027 (CI 95% 1.006 – 1.049) meaning that patients with a higher age increase the risk of SF/NR (OR > 1) (b) Killip (3 or 4) has a p value = 0.000 with OR 2.940 (CI 95% 1.917 – 4.508) meaning that patients with Killip class 3 or 4 have an increased risk of SF/NR compared to Killip class ≤ 2 ( c) DM (+) has a p value = 0.000 with OR 2.680 (CI 95% 1.683 – 4.269) meaning that DM patients have an increased risk of SF/NR compared to non-smokers (d) CHA2DS2-VASc (≥3) has a p value = 0.000 with OR 5.243 (CI 95% 3.391 – 8.108) means that patients with a CHA2DS2-VASc score ≥3 have an increased risk of SF/NR compared to <3. From these results it was concluded that a CHA2DS2-VASc score ≥3 increases the risk of SF/NR phenomena. In the CHA2DS2-VASc score itself, the components of age, DM and Killip class are the components that have the greatest influence on the SF/NR phenomenon.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042306
Uncontrolled Keywords: IMA-EST, IKP primer, CHA2DS2-VASc, fenomena slow flow-no reflow STEMI, Primary PCI, slow flow-no reflow phenomenon
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Unnamed user with username ihwan
Date Deposited: 12 Jan 2024 07:03
Last Modified: 12 Jan 2024 07:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/209249
[thumbnail of MASIH DALAM MASA EMBARGO] Text (MASIH DALAM MASA EMBARGO)
Muhammad Bayu Aji Saputra S..pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item