Androgynous character against traditional Japanese gender roles in anime Witchcraft Works by Ryū Mizunagi.

Agustin,, Firda. and Fariska Pujiyanti,, S.S., and Juliati,, S.S., (2022) Androgynous character against traditional Japanese gender roles in anime Witchcraft Works by Ryū Mizunagi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

ABSTRAK Agustin, Firda. 2021. Karakter androgini melawan peran gender tradisional Jepang pada anime Witchcraft Works oleh Ryū Mizunagi. Program studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Brawijaya. Pembimbing : Juliati M. Hum. Kata Kunci : Peran gender, anime, androgini Peran gender adalah hasil produk budaya maupun ekspektasi masyarakat yang mengatur perilaku laki-laki menjadi maskulin dan perempuan menjadi feminim. Dalam dunia ini, gender roles akan berbeda antara satu negara dengan negara lainnya karena tergantung dari budaya masyarakatnya. Salah satunya adalah traditional Japanese gender roles. Peran gender tradisional Jepang berlandaskan pada sistem konfusianisme, dimana laki-laki akan berkuasa terhadap seluruh member keluarga sedangkan wanita mempunyai hak yang sangat lemah dalam keluarga. Namun, pada era sekarang, gender tidak hanya dibedakan menjadi feminim atau maskulin. Pada tahun 70 an, Sandra Bem, mengemukakan istilah androgyny. Androgyny adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai sifat maskulin dan feminim yang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sifat feminim dan maskulin dari Krakater Takamiya Honoka pada anime Witchcraft Works untuk mengukur kadar sifat androgininya. Kemudian peneliti juga bertjuan untuk meneliti sifat androgini dari Takamiya Honoka yang melawan peran gender tradisional Jepang Penelitian ini menggunakan teori the BSRI (Bem Sex-Role inventory) dari Sandra Bem untuk mengukur androginitas pada karakter utama, serta menggunakan referensi Gender roles Japanese culture untuk menganalisis sifat Takamiya Honoka yang melawan peran gender tradisional Jepang. Penelitian ini metode campuran untuk menyajikan data dalam bentuk table dan teks deskriptif. Kemudian hasil menunjukkan bahwa Takamiya Honoka adalah seorang androgini. Takamiya menunjukkan kedua sifat feminim dan maskulinnya melalui emosi dan perilaku. Lalu sifat androgini dari Takamiya Honoka juga melawan peran gender tradisional Jepang. Sifat androgini dari Takamiya Honoka sangat fleksibel karena ia bisa menjadi feminim atau maskulin dan Takamiya dapat hidup dengan bebas tanpa terkekang oleh ekspektasi peran gender tradisional Jepang.

English Abstract

ABSTRACT Agustin, Firda. 2022. Androgynous character against traditional Japanese gender roles in anime Witchcraft Works by Ryū Mizunagi. Study Program of English, Department of Language and Literature, Faculty of Cultural Studies, Brawijaya University. Supervisor : Juliati M. Hum. Keyword : Gender roles, anime, androgyny Gender roles result from cultural products and societal expectations that regulate the behavior of men to become masculine and women to become feminine. In this world, gender roles will differ from country to country because it depends on the society’s culture. One of them is traditional Japanese gender roles. Traditional Japanese gender roles were based on the Confucian system, where men would rule over all family members while women had very weak rights in the family. However, in the current era, gender is not only differentiated into feminine or masculine. In the 70s, Sandra Bem coined the term androgyny. Androgyny is a term for someone with a balanced masculine and feminine nature. This study aimed to analyze the feminine and masculine traits of Takamiya Honoka's character in the Witchcraft Works anime to measure the level of androgynous characteristics. Then examine the androgynous trait of Takamiya Honoka against traditional Japanese gender roles. This study used the theory of the BSRI by Sandra Bem to measure androgyny in the main character and also used a reference to the Gender roles of Japanese culture to analyze the nature of Takamiya Honoka against traditional Japanese gender roles. This study used a mixed-method, and the researcher presented the data in a table and descriptive text. The results revealed that Takamiya Honoka is androgynous. Takamiya showed both his feminine and masculine traits through emotions and behavior. Then Takamiya Honoka's androgynous trait was also against traditional Japanese gender roles. Takamiya Honoka's androgynous traits were very flexible because he can be feminine or masculine and Takamiya can live freely without being constrained by the expectations of traditional Japanese gender roles.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052312
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Unnamed user with username saputro
Date Deposited: 12 Jan 2024 02:37
Last Modified: 12 Jan 2024 02:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208861
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
FIRDA AGUSTIN.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item