Analisis Risiko dan Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Usahatani Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.) Di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Dwi Oktavia Karolina, Natasya and Rini Mutisari,, S.P. M.P. (2023) Analisis Risiko dan Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Usahatani Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.) Di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Komoditas cabai banyak dibudidayakan di Indonesia hampir di seluruh wilayah Indonesia karena cabai dikonsumsi hampir setiap hari oleh masyarakat Indonesia baik dalam bentuk segar maupun olahan. Dari tahun 2019 hingga tahun 2021 konsumsi cabai mengalami peningkatan sebesar 84.060 ton. Menurut data BPS, Statistik Pertanian Hortikultura (2020), Kabupaten Malang berkontribusi sebesar 29,56% pada produksi cabai merah di Jawa Timur. Kecamatan Karangploso merupakan salah satu daerah di Kabupaten Malang yang berkontribusi sebesar 25,92% terhadap produksi cabai merah di Kabupaten Malang. Kecamatan Karangploso menempati urutan pertama wilayah terbesar penghasil cabai merah di Kabupaten Malang dengan jumlah produksi sebesar 4.118,6 ton (BPS Kabupaten Malang, 2023). Produktivitas cabai merah besar di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada tahun 2018 hingga 2022 mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak stabil. Masalah mengenai produktivitas diduga berkaitan dengan perubahan iklim dan pengalokasian input yang kurang maksimal, adanya perubahan iklim dan serangan hama penyakit menyebabkan penurunan rata-rata produksi cabai merah. Produktivitas cabai merah besar yang berfluktuasi menyebabkan ketidakpastian, dimana ketidakpastian menyebabkan timbulnya risiko. Tingkat risiko produksi cabai merah besar akan mempengaruhi perilaku petani dalam menghadapi risiko yang terjadi. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1) Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat produksi cabai merah besar. 2) Mengetahui tingkat risiko produksi pada usahatani cabai merah besar di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. 3) Mengetahui perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi usahatani cabai merah besar di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan secara Multistage Sampling Procedure. Penentuan responden dilakukan menggunakan teknik sensus yaitu responden sebanyak 36 petani responden cabai merah besar. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat produksi cabai merah besar yang diidentifikasi dengan metode regresi linear berganda. 2) Untuk mengetahui besarnya tingkat risiko produksi diidentifikasi dengan melihat besarnya nilai koefisien variasi (CV). 3) Untuk mengetahui perilaku petani dalam menghadapi risiko diidentifikasi menggunakan nilai keengganan atau nilai K(s). Hasil analisis dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu: 1) Hasil analisis regresi linear berganda diketahui faktor yang berpengaruh signifikan pada tingkat produksi cabai merah dengan pola tanam relay adalah penggunaan pestisida, luas lahan, dan jumlah bibit serta pada pola tanam monokultur adalah pestisida, pupuk kandang, dan luas lahan. 2) Tingkat risiko produksi cabai merah di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada pola tanam relay memiliki nilai CV sebesar 0,55 dan pada pola tanam monokultur nilai CV sebesar 0,65 yang berarti risiko produksi cabai merah termasuk dalam kategori tinggi; 3) Petani yang berperilaku enggan terhadap risiko (risk averter) sebanyak 94,4% atau sebanyak 34 petani responden, petani yang berperilaku netral terhadap risiko sebanyak 2,8% atau 1 petani responden, dan petani yang berperilaku berani terhadap risiko (risk taker) sebanyak 2,8% atau 1 petani responden.

English Abstract

Chili Commodities are widely cultivated in Indonesia in almost all regions of Indonesia because chilies are comsumed almost every day by Indonesian people, both in fresh and processed. From 2019 to 2021 chili comsumption has increased by 84.060 tons. According to BPS data, Horticultural Agribisnis Statistics (2002), Malang Regency contributed 29,56% to red chili production in East Java. Karangploso District is one of the areas in Malang Regency which contributes 25,92% to red chili production in Malang Regency. Karangploso District ranks first in the largest red chili producing region in Malang Regency with total production of 4.118,6 tons (BPS, Malang Regency, 2023). The productivity of large red chilies in Karangploso District, Malang Regency from 2018 to 2022 experienced an unstable increase and decrease. Problems regarding productivity are through to be related to climate change and less than optimal allocation of inputs. Climate change and pest attacks have caused a decrease in the average production of red chilies.the fluctuating productivity of large red chilies causes uncertainty, where uncertainty cause risk. The risk level of large red chili production will influence farmers’ behavior in dealing with the risk that occur. Based on these problems, the objective of this research are 1) Know the factors that influence on red chili production levels. 2) To determine the risk level of red chili production in Karangploso District, Malang Regency. 3) Knowing the behavior of red chili farmers in facing production risks that occur in Karangploso District. This research uses a quantitative approach. Location determination is carried out using Multistage Sampling Procedure. The determination of respondents was carried out using cencus techniques, namely 36 red chili farmers in Karangploso District. The analytical method used in this research is 1) to determine the factors that influence on red chili production levels, identified using the multiple linear regression method. 2) to analyze the level of production risk using CV values. 3) to analyze farmers’ behavior in facing risk identified using the aversion value (K(s). The result of the analyze from the research that has been carried out are 1) The result of multiple linear regression analysis show the factors that influence on red chili production levels are the use of land area in Relay Cropping and pesticides in Monoculture. Every 1% increase in land area in Relay Cropping will increase red chuli production by 0,595% and increase in pestiside use by 1% in monoculture will increase red chili production by 0,727%, however pesticide use must be in appropriate dosage because if it is excessive it will cause pest resistance and risk of poisoning in farmers and consumer; 2) The risk level of red chili production in Karangploso District Malang Regency has a CV is 0,65 (in Monoculture) and CV is 0,55 (in Relay Cropping), CV value > 0,5, meaning that the production risk is included in the high category; 3) The result of K(s) value show that the majority of farmers behave in a risk averter manner, namely 94,4% or 34 farmer respondents.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username ismiatun
Date Deposited: 11 Jan 2024 08:43
Last Modified: 11 Jan 2024 08:43
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208636
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Natasya Dwi O K.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item