Pengaruh Kombinasi Feses Sapi Perah Dengan Limbah Pisang Terhadap Densitas, Survival Rate, Dan Panjang Badan Maggot (Hermetia Illucens)

Octavianus, Rachmawati and Ir.Nur Cholis, M.Si., IPM., ASEAN Eng. and Eka Nurwahyuni, S.Pt., MP (2023) Pengaruh Kombinasi Feses Sapi Perah Dengan Limbah Pisang Terhadap Densitas, Survival Rate, Dan Panjang Badan Maggot (Hermetia Illucens). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Usaha peternakan menghasilkan limbah dalam jumlah banyak. Limbah termasuk dalam bahan organik/anorganik yang tidak bermanfaat lagi, sehingga akan berdampak serius bagi lingkungan apabila tidak diatasi dengan baik. Limbah peternakan akan bernilai ekonomis tinggi jika diolah dengan perlakuan yang tepat. Salah satu limbah peternakan di komoditas ruminansia khususnya sapi perah adalah kotoran (feses/urin) dan sisa pakan (potongan hijauan, dedak, konsentrat atau sejenisya). Pengolahan limbah feses sapi perah yang dapat meningkatkan nilai ekonomis yaitu dengan biokonversi limbah feses sapi menggunakan maggot. Pengolahan ini termasuk dalam teknologi baru yang dulunya pengolahan limbah feses sapi perah hanya berfokus dijadikan pupuk kandang dan biogas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi feses sapi perah dengan limbah pisang terhadap densitas, survival rate, dan panjang badan maggot Black Soldier Fly. Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai informasi mengenai media tumbuh yang sesuai untuk budidaya maggot supaya meningkatkan produktivitas maggot. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 hingga bulan Februari 2023. Materi penelitian ini adalah maggot berumur 5 hari sebanyak 2.500 ekor. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini meliputi P0 (100% feses sapi perah), P1 (75% feses sapi perah + 25% limbah pisang), P2 (50% feses sapi perah + 50% limbah pisang), P3 (25% feses sapi perah + 75% limbah pisang), dan P4 (100% limbah pisang). Variabel yang diukur adalah densitas, survival rate, dan panjang badan maggot. Pengamatan dilakukan selama 10 hari mulai maggot berumur 5 hari hingga 15 hari. Data dianalisis dengan Analysis of Varians atau ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap panjang badan maggot, sedangkan densitas dan survival rate menunjukan perbedaan tidak nyata (P>0,05). Densitas tertinggi pada perlakuan P3 adalah 0,25 ekor/cm3, sedangkan densitas terendah pada perlakuan P0 adalah 0,238 ekor/cm3. Survival rate tertinggi pada perlakuan P3 adalah 86,28%, sedangkan survival rate terendah pada perlakuan P0 adalah 82,16%. Panjang badan tertinggi pada perlakuan P4 adalah 3,786 cm, sedangkan panjang badan terendah pada perlakuan P0 adalah 2,706 cm. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa kombinasi feses sapi dengan limbah pisang tidak mempengaruhi densitas dan survival rate tetapi penambahan limbah pisang akan meningkatkan panjang badan maggot. Nilai terbaik yaitu pada perlakuan P4 (100% limbah pisang) dengan densitas 0,0246 ekor/cm3, survival rate 85,6%, dan panjang badan 3,786 cm. Saran dari penelitian ini adalah perlu diperhatikan kondisi lingkungan penempatan media tumbuh seperti suhu, kelembapan, dan ancaman dari hewan lain serta adanya alat bantu yang efisien dan efektif untuk proses pemanenan maggot yang berfungsi memisahkan antara maggot dengan media tumbuh dan larva lalat jenis lainnya. Perlu adanya penelitian lanjutan terkait kandungan anti nutrisi atau tanin maggot yang menggunakan media tumbuh kombinasi feses sapi dengan limbah pisang.

English Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of the combination of dairy cow feces with banana waste on density, survival rate, and body length of maggot black soldier fly. The materials used in this study were maggot black soldier fly, dairy cow feces, and banana waste. The method used in this study was a field experiment and was designed in a Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 5 replications. The data obtained were then analyzed statistically with ANOVA. If it is significantly or very significantly different, proceed with the BNJ test. The results show that there is a very significant difference (P<0.01) in body length. While density and survival rate showed no significant difference (P>0.05). The highest average density in the T3 treatment was 0.25 individuals/cm3, while the lowest average density in the T0 treatment was 0.238 individuals/cm3. The highest average survival rate was in treatment T3 was 86.28%, while the lowest survival rate was in treatment T0 was 82.16%. The highest average body length in treatment T4 was 3.786 cm, while the lowest average body length in treatment T0 was 2.706 cm. Growing media conditions can affect the growth of BSF maggot. The best treatment is found at T4 with density 0,0246 individuals/cm3, survival rate 85,6%, and body length 3,786 cm.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052305
Uncontrolled Keywords: Banana waste, body length, dairy cow’s feces, density, maggot black soldier fly, survival rate.
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 12 Jan 2024 07:04
Last Modified: 12 Jan 2024 07:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208635
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rachmawati Octavianus.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item