Pengaruh Biaya Pemasaran dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Telur Ayam Ras di Malang

Nuha, Zidan Alvin and Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS., IPU., ASEAN Eng. (2023) Pengaruh Biaya Pemasaran dan Harga Jual Terhadap Volume Penjualan Telur Ayam Ras di Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan pada bidang perdagangan di tengah perlambatan ekonomi global. Usaha sektor peternakan ayam petelur merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, konsumsi protein penduduk Indonesia mencapai 62,21 gram per kapita setiap harinya (gram/kap/hari) pada 2022. Jumlah itu turun 1,3% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 62,87 gram/kap/hari dan stok telur ayam rata-rata selama tahun 2021 sebanyak 76.812 ton. Produksi telur di Jawa Timur pada 2021 setara dengan 29,44% dari produksi telur di Tanah Air yang sebesar 5,93 juta ton. Produksi telur di Jawa Timur pada 2022 setara dengan 23,61% dari produksi telur di Tanah Air yang sebesar 5,57 juta ton. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, produksi telur di Jawa Timur mencapai 1,31 juta ton pada 2022, produksi telur tersebut menurun sejak tahun 2020. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur menyatakan untuk rata-rata produksi telur ayam ras di Kota Malang pada periode tahun 2022 mencapai 2.363,973 ton dan terdapat kenaikan produksi dari tahun 2021, Sedangkan untuk rata-rata produksi telur ayam ras pada tahun 2022 di Kabupaten Malang sebanyak 44.829,831 ton, dan produksi meningkat dari tahun 2020. Volume penjualan yang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh selera konsumen yang terus berubah, harga yang terus naik, dan persaingan usaha yang semakin kompetitif. Harga jual yang lebih tinggi menyebabkan pembeli beralih pada produk alternatif yang dianggap lebih murah, sehingga akan menyebabkan penurunan volume penjualan para pedagang telur ayam ras. Apabila ingin menambahkan biaya pemasaran, maka harus diimbangi oleh harga jual yang stabil dan diikuti pula kenaikan volume penjualannya, dikarenakan untuk menghadapi persaingan antar usaha telur ayam ras dan mendapatkan konsumen baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar kontribusi dan nilai signifikansi dari biaya pemasaran dan harga jual terhadap volume penjualan telur ayam ras di Malang. Penelitian dilaksanakan di salah satu pasar di Kota dan Kabupaten Malang, Jawa Timur yaitu pada Pasar Kedungkandang dan Pasar Kepanjen yang kurang lebih memakan waktu 1 bulan yaitu dimulai Bulan September – Oktober Tahun 2022. Metode dalam penelitian menggunakan metode survey ke lokasi penelitian melalui pendekatan kepada pedagang telur ayam ras. Penelitian ini akan menjelaskan tentang hubungan kausal antara variabel independen yaitu biaya pemasaran (X₁) dan harga jual (X₂) terhadap variabel dependen yaitu volume penjualan (Y) telur ayam ras di Pasar Kedungkandang Kota Malang dan Pasar Kepanjen Kota Malang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan di kedua pasar tersebut adalah Teknik Total Sampling atau sampel jenuh yang merupakan suatu tipe sampling non probabilitas, yaitu secara keseluruhan pedagang telur ayam ras di Pasar Kedungkandang Kota Malang dan Pasar Kepanjen Kabupaten Malang dijadikan responden atau sample. Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Alat analisa data yang digunakan adalah statistik inference yang bertujuan untuk menguji hipotesis (eksplanatori) dengan menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini adalah penentuan lokasi penelitian dipertimbangkan pada tingkat keramaian konsumen (berada di tengah-tengah kepadatan daerah), jumlah pedagang telur ayam ras yang cukup untuk diteliti, belum ada peneliti yang membahas tentang judul ini, volume penjualan yang beragam dan lokasi penjualan ke pasar berdasarkan sebagian besar lokasi penjualan telur ayam ras dengan mewakilkan daerah perbandingan antara Kota Malang dengan Kabupaten Malang. Pasar Kedungkandang merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Jalan Muharto Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur. aktivitas di Pasar Tradisional ini tidak lama yang sebagian besar memulai kegiatan berdagang pada pukul 05.00 WIB sampai pada pukul 07.00 WIB pagi hari, dan sebagian kecil pedagang yang mempunyai toko/ruko dapat beraktivitas sampai sore hari. Pasar Kedungkandang hanya menjual kebutuhan pokok mulai dari telur, daging, buahbuahan, sayur dan bumbu masak dapur. Sedangkan Pasar Kepanjen juga salah satu pasar tradisional yang terletak di Jalan Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pasar Kepanjen menjual berbagai macam kebutuhan mulai dari blok sandang (baju, celana, sandal sepatu dll.) hingga blok pangan (buah, bumbu dapur, sayur, daging, telur dll). Aktivitas di Pasar Kepanjen dilaksanakan setiap hari dimulai pada pukul 05.00 WIB sampai pada pukul 17.00 WIB sore hari, namun ada sebagian pedagang yang berjualan hingga malam hari seperti warung/tempat makan. Responden yang berumur 51 – 61 tahun memiliki jumlah yang terbesar, pada responden Pasar Kedungkandang dengan frekuensi 9 orang (65%), sedangkan responden di Pasar Kepanjen yaitu 6 orang (28%). Pedagang telur ayam terbanyak didominasi oleh kelompok laki-laki yang berjumlah 14 orang pada responden Pasar Kepanjen dan pedagang yang berkelompok perempuan berjumlah 7 orang di Pasar Kedungkandang. pendidikan terbanyak responden menyelesaikan pendidikannya sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat yaitu dengan total 12 orang dengan persentase 37,2%. pengalaman berusaha dagang telur ayam di Pasar Kedungkandang dan Kepanjen berkisar dari 1 – 40 tahun. Adapun jumlah responden terbanyak yaitu 8 orang dengan persentase 38% di Pasar Kepanjen, namun untuk keseluruhan total responden yaitu 15 orang dengan persentase 31% dengan pengalaman berdagang antara 15-21 tahun. Uji validitas ditentukan dari rhitung dan rtabel. Pada hasil penelitian, jumlah responden di Pasar Kedungkandang yang digunakan adalah 14 orang sedangkan di Pasar Kepanjen 21 orang dan tingkat signifikasi dari kedua pasar adalah 0,05, sehingga nilai rtabel yang digunakan pada Pasar Kedungkandang adalah 0,5324 sedangkan Pasar Kepanjen 0,4329. Data dapat dikatakan valid ketika rhitung > rtabel dan seluruh data valid (biaya pemasaran, harga jual, dan volume penjualan telur ayam ras) pada kedua pasar tersebut. Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh poin pertanyaan yang valid dan konsisten dengan cara melihat nilai cronbach alpha. Data dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha melebihi dari 0,60. Berdasarkan data permintaan telur ayam ras yang telah dihitung menggunakan SPSS 22, dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha yaitu 0,926 pada Pasar Kedungkandang sedangkan di Pasar Kepanjen 0,930 dan nilai cronbach alpha > 0,60 seluruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh data reliabel di seluruh pasar tersebut. Pada Kota Malang, biaya pemasaran dan harga jual memiliki koefisien regresi secara berturut-turut sebesar 0,237 dan 1,190, dengan nilai adjusted r square sebesar 0,953. Artinya adalah, variabel independen (biaya pemasaran dan harga jual) berpengaruh terhadap variabel dependen (volume penjualan) sebesar 95,3%. Pada kabupaten Malang, biaya pemasaran dan harga jual memiliki koefisien regresi secara berturut turut sebesar 0,120 dan 0,938. dengan nilai adjusted r square sebesar 0,903. Artinya adalah, variabel independen (biaya pemasaran dan harga jual) berpengaruh terhadap variabel dependen (volume penjualan) sebesar 90,3%. Pada kota Malang, biaya pemasaran dan harga jual memiliki nilai signifikansi secara berturut turut sebesar 0,004 dan 0,000. Artinya adalah seluruh variabel independen berpengaruh nyata terhadap volume penjualan. Pada kabupaten Malang, biaya pemasaran dan harga jual memiliki nilai signifikansi secara berturut turut sebesar 0,002 dan 0,000. Artinya adalah variabel biaya pemasaran dan harga jual berpengaruh nyata terhadap volume penjualan. Berdasarkan kesimpulan dari hasil skripsi menunjukkan bahwa Pasar Kedungkandang Kota Malang memiliki hubungan positif biaya pemasaran sebesar 0,237% dan harga jual 1,190% terhadap volume penjualan telur ayam ras sedangkan Pasar Kepanjen Kabupaten Malang memiliki hubungan positif biaya pemasaran sebesar 0,120% dan harga jual 0,938% terhadap volume penjualan telur ayam ras. Variabel independen (biaya pemasaran dan harga jual telur ayam ras) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (volume penjualan telur ayam ras) di Pasar Kedungkandang Kota Malang dan Pasar Kepanjen Kabupaten Malang. Saran dari skripsi yaitu Sebaiknya pedagang telur ayam ras yang ada di Pasar Kedungkandang Kota dan Pasar Kepanjen Kabupaten Malang selalu memperhatikan biaya pemasaran yang dikeluarkan dan penetapan harga produk telur ayam ras pada setiap bulannya sehingga tidak terjadi selisih harga yang signifikan pada setiap pedagang. Selain itu, untuk peneliti selanjutkan direkomendasikan melakukan pengembangan atau menambahkan populasi sebagai responden penelitian dan variabel dependen maupun independen agar hasil dari penelitian lebih maksimal.

English Abstract

The purpose of this research is to find out how much the contribution of the significance value of marketing costs and selling prices to the volume of sales of eggs in Malang. The research was conducted in Malang, East Java, for approximately a month from September to October 2022 with research locations at Kedungkandang Market, Malang City and Kepanjen Market, Malang Regency. The sampling technique used from both markets is the Total Sampling or Saturated Sample technique. The sample in this study were all traders of purebred chicken eggs (without respondent criteria) in both markets totaling 35 respondents with details namely Kedungkandang Market, Malang City, 14 respondents and Kepanjen Market, Malang Regency, 21 respondents. The data analysis tool used is statistical inference which aims to test the hypothesis using Multiple Linear Regression through SPSS software. The results showed that the value of Kedungkandang Market in Malang City had a positive relationship between marketing costs of 0.237% and selling price of 1.190% to sales volume of purebred chicken eggs while Kepanjen Market in Malang Regency had a positive relationship between marketing costs of 0.120% and selling price of 0.938% to sales volume broiler chicken eggs. Marketing costs and selling prices have a significant effect on the sales volume of purebred chicken eggs at Kedungkandang Market, Malang City and Kepanjen Market, Malang Regency.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052305
Uncontrolled Keywords: harga jual 0,938% terhadap volume penjualan telur ayam ras. Variabel independen (biaya pemasaran dan harga jual telur ayam ras) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (volume penjualan telur ayam ras) di Pasar Kedungkandang Kota Malang dan Pasar Kepanjen Kabupaten Malang. Saran dari skripsi yaitu Sebaiknya pedagang telur ayam ras yang ada di Pasar Kedungkandang Kota dan Pasar Kepanjen Kabupaten Malang selalu memperhatikan biaya pemasaran yang dikeluarkan dan penetapan harga produk telur ayam ras pada setiap bulannya sehingga tidak terjadi selisih harga yang signifikan pada setiap pedagang. Selain itu, untuk peneliti selanjutkan direkomendasikan melakukan pengembangan atau menambahkan populasi sebagai responden penelitian dan variabel dependen maupun independen agar hasil dari penelitian lebih maksimal.
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 11 Jan 2024 08:24
Last Modified: 11 Jan 2024 08:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208634
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ZIDAN ALVIN NUHA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item