Airlangga, Gilang and Dr. dr. Thomas Erwin C.J. Huwae,, Sp.OT(K)., (2023) Pengaruh Cedera Reperfusi Iskemik Akibat Penggunaan Torniket Terhadap Kadar Bmp-2 Dan Bmp-7 Pada Jaringan Fraktur Tulang Tibia Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus Galur Wistar). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pendahuluan: Penggunaan torniket pada kontrol perdarahan pasca fraktur dapat menimbulkan cedera reperfusi-iskemik. Disebutkan bahwa teradapat penurunan kadar BMP-2 dan BMP-7 yang diakibatkan adanya cedera iskemik reperfusi yang dapat mengganggu osteogenesis tulang. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penurunan BMP-2 dan BMP- 7 pada penggunaan torniket pasca fraktur sehingga dapat diketahui waktu efektif dalam menggunakan torniket. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian randomized control trial post-test design only secara eksploratif laboratorik pada laboratorium secara in vivo pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Kelompok kontrol negatif merupakan kelompok sampel yang tidak terjadi fraktur dan diberi torniket. Kelompok kontrol positif merupakan kelompok sampel yang akan diberikan perlakuan pemasangan torniket selama dua jam (I) dan tiga jam (II). Pengukuran kadar BMP-2 dan BMP-7 dilakukan dengan metode ELISA. Analisis statistik dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics versi 24. Hasil : BMP-2 dan BMP-7 tulang tibia pada setiap kelompok perlakuan mempunya pesebaran yang normal dan homogen (p>0.05). Terdapat perbedaan yang signifikan pada BMP-2 tulang antara kelompok kontrol negatif, kontrol positif 1, dan kontrol positif 2 dengan nilai p = 0,018 (p<0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan pada BMP-2 tulang antara kelompok kontrol negatif, kontrol positif 1, dan kontrol positif 2 dengan nilai p = 0,006 (p<0,05). Seluruh kelompok penelitian memiliki perbedaan BMP-2 dan BMP-7 yang signifikan pada uji post hoc (p<0,05). Diskusi: Penggunaan torniket yang lebih dari 2 jam akan menyebabkan penurunan BMP-2 dan BMP-7 sehingga menganggu proses penyembuhan fraktur. Hal ini disebabkan karena BMP berfungsi untuk menginduksi selvi sel mesensimal perivaskular dan sel-sel osteoinduksi seperti interleukin yang meregulasi sel-sel untuk membantu proses penyembuhan fraktur. Kesimpulan: Penggunaan torniket pada durasi yang lebih dari dua jam dapat meningkatkan morbiditas pasien fraktur karena secara signifikan menurunkan kadar BMP-2 dan BMP-7
English Abstract
Introduction: The use of a tourniquet in post-fracture hemorrhage control can result in reperfusion-ischemic injury. It is mentioned that there is a decrease in BMP-2 and BMP-7 levels due to reperfusion-ischemic injury, which can disrupt bone osteogenesis. This study aims to prove the decrease in BMP-2 and BMP-7 with the use of a tourniquet post-fracture, to determine the effective time for tourniquet usage. Methods: This study utilized an exploratory laboratory post-test design only randomized control trial design in an in vivo laboratory setting on male white rats (Rattus norvegicus). The negative control group comprised samples without fractures. The positive control groups were given tourniquet application for two hours (I) and three hours (II). BMP-2 and BMP-7 levels were measured using the ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) method. Results: BMP-2 and BMP-7 in tibia bones for each treatment group showed a normal and homogeneous distribution (p>0.05). There was a significant difference in BMP-2 levels in bone between the negative control group, positive control 1, and positive control 2 with a p-value of 0.018 (p<0.05). There was a significant difference in BMP-7 levels in bone between the negative control group, positive control 1, and positive control 2 with a pvalue of 0.006 (p<0.05). All research groups had a significant difference in BMP-2 and BMP-7 in the post-hoc test (p<0.05). Discussion: The use of a tourniquet for more than 2 hours causes a decrease in BMP-2 and BMP-7, thus disrupting the fracture healing process. This is due to the role of BMP in inducing perivascular mesenchymal cells and osteoinductive cells like interleukin that regulate cells to aid in the fracture healing process. viii Conclusion: The use of a tourniquet for more than two hours can increase the morbidity of fracture patients by significantly reducing BMP-2 and BMP- 7 levels.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 042306 |
Uncontrolled Keywords: | BMP-2, BMP-7, cedera reperfusi-iskemik, fraktur tibia, Reperfusion-ischemic injury, Tibia fracture |
Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Unnamed user with username ihwan |
Date Deposited: | 11 Jan 2024 07:28 |
Last Modified: | 11 Jan 2024 07:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208485 |
Text (MASIH DALAM MASA EMBARGO)
Gilang Airlangga.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |