Pengaruh pemberian ekstrak tauge terhadap pertumbuhan dan hasil microgreen selada (Lactuca sativa L.) pada media tanam berbeda.

Fidela, Aurellia Rahmadea and Dr. Izmi Yulianah,, S.P., M.Si. (2023) Pengaruh pemberian ekstrak tauge terhadap pertumbuhan dan hasil microgreen selada (Lactuca sativa L.) pada media tanam berbeda. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Selada (Lactuca sativa L.) adalah salah satu tanaman yang mengandung banyak gizi seperti Vitamin A, C, E, betakaroten, seng, asam folat, magnesium, kalsium, zat besi, mangan, fosfor, dan natrium. Microgreen merupakan sayuran yang dipanen pada saat tanaman muda sekitar 7-21 hari dan memiliki kandungan nutrisi hingga 40 kali lebih besar dibandingkan tanaman dewasa. Kandungan nutrisi microgreen seperti asam askorbat, phylloquinone, tocopherosis, karetonoid, vitamin, antioksidan dan mineral. Namun, di sisi lain terdapat kendala dalam budidaya microgreen yaitu untuk menghasilkan pertumbuhan yang seragam agar produksi tanaman yang dihasilkan lebih optimal. Oleh karena itu, penggunaan ekstrak tauge sebagai zat pengatur tumbuh digunakan untuk meningkatkan keseragaman benih pada microgreen. Selain itu penggunaan media tanam yang tepat diharapkan dapat menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman microgreen agar lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara media tanam dan pemberian ekstrak tauge terhadap pertumbuhan dan hasil microgreen selada. Penelitian dilaksanakan Bulan Juni hingga Juli 2023 di Greenhouse lahan percobaan Jatimulyo Faktultas Pertanian Universitas Brawijaya dengan ketinggian tempat kurang lebih 460 mdpl dan suhu rata-rata 25,2°C. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tray 18x12x4 cm, cetok, botol spray, paranet, meteran atau penggaris, timbangan digital, alat tulis dan kamera. Serta bahan yang digunakan adalah benih selada varietas Grand Rapid, rockwool, cocopeat, arang sekam sebagai media tanam, tauge sebagai bahan ekstraksi, air dan kertas label. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah media tanam yang terdiri dari rockwool, cocopeat dan arang sekam. Faktor kedua adalah pemberian ekstrak tauge yang terdiri dari perlakuan kontrol, 30% ekstrak tauge dan 50% ekstrak tauge. Variabel pengamatan meliputi Daya kecambah (%), Tinggi tanaman (cm), Jumlah kotiledon dan daun (helai), Panjang akar (cm), Berat segar tanaman (g) dan Umur simpan microgreen (Jam). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) pada taraf nyata 5%. Apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan media tanam arang sekam dan cocopeat dengan kombinasi perlakuan ekstrak tauge 50% memberikan hasil tinggi tanaman microgreen selada tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan media tanam cocopeat dan arang sekam dengan pemberian ekstrak tauge 30%. Perlakuan media tanam rockwool dan arang sekam dengan pemberian ekstrak tauge 50% pada variabel daya kecambah menunjukkan hasil 100%. Pada pengamatan hasil menunjukkan perlakuan arang sekam dan ekstrak tauge 50% memberikan hasil berat segar yang sama dengan perlakuan lain kecuali media tanam rockwool dan ekstrak tauge 50% dan cocopeat dengan ekstrak tauge kontrol. Perlakuan media tanam dan pemberian ekstrak tauge tidak berpengaruh nyata terhadap umur panen microgreen selada.

English Abstract

Lettuce (Lactuca sativa L.) is one of the plants that contains a lot of nutrients such as Vitamin A, C, E, beta-carotene, zinc, folic acid, magnesium, calcium, iron, manganese, phosphorus, and sodium. Microgreens are vegetables harvested when they are young, around 7-21 days old, and they have nutrient contents up to 40 times higher than mature plants. Microgreens contain nutrients such as ascorbic acid, phylloquinone, tocopherols, carotenoids, vitamins, antioxidants, and minerals. However, there are challenges in microgreen cultivation, particularly in get an uniform seed germination for optimal plant production. Therefore, the use of mung bean sprout extract as a growth regulator is to increase the seed uniformity in microgreens. Additionally, the use of appropriate growing media is expected to support the growth and yield of microgreen plants for optimal results. The aim of this research is to know the interaction between growing media and the application of mung bean extract on growth and yield of lettuce microgreen. This research conducted from June to July 2023 at the Jatimulyo experimental field Greenhouse, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, with an approximate elevation of 460 meters above sea level and an average temperature of 25.2°C. The tools used in this research include 18x12x4 cm trays, throwel, spray bottles, shade nets, a measuring tape or ruler, digital scales, stationary and a camera. The materials used consist of Grand Rapid lettuce seeds, rockwool, cocopeat, and rice husk charcoal as growing media, mung bean sprouts as extract, water and label paper. The research design with completely randomized design (CRD) arranged in a factorial design with two factors. The first factor is the growing media, consisting of rockwool, cocopeat, and rice husk charcoal. The second factor is the application of mung bean sprout extract, comprising control treatment, 30% mung bean sprout extract, and 50% mung bean sprout extract. The observed variables are germination rate (%), plant height (cm), leaf count (number of leaves), root length (cm), fresh weight of plants (g), and microgreen shelf life (hours). The data obtained from observations were analyzed using analysis of variance (ANOVA) at a significance level of 5%. If there is a significant effect, further multiple comparison tests, such as honestly significant difference (HSD) tests, will be conducted at a significance level of 5%. The research results showed that the treatment using a combination of rice husk charcoal and cocopeat as the growing media with 50% mung bean extract, has the highest plant height for lettuce microgreens compared to other treatments, and there was not significant difference compared to the treatment using cocopeat and rice husk charcoal with 30% mung bean extract. The treatment using rockwool and rice husk charcoal with 50% mung bean extract showed 100% germination rate for the observed variable. In terms of fresh weight, the treatment of rice husk charcoal and 50% mung bean extract showed similar results to other treatments, except for the control treatment using rockwool and 50% mung bean extract and cocopeat with mung bean extract as the control. Growing media and the application of mung bean extract did not significantly affect the harvesting age of lettuce microgreens.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 11 Jan 2024 06:34
Last Modified: 11 Jan 2024 06:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208346
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aurellia Rahmadea.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item