Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Petani Padi Dalam Pengendalian Hama Terpadu (Pht) Di Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang

YULIANTO, TEGUH and Prof. Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo, SU (2023) Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Petani Padi Dalam Pengendalian Hama Terpadu (Pht) Di Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

PHT merupakan konsep pengendalian yang memadukan berbagai metode pengelolaan agroekosistem secara serasi untuk mencapai tingkat produksi yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan penghasilan petani, mengendalikan populasi hama, serta mengurangi kerugian bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional, yang lebih mengutamakan penggunaan pestisida. Kegiatan sosialisasi tentang PHT telah dilakukan oleh pemerintah sejak 1986 melalui INPRES No. 3/1986 tentang peningkatan pengendalian hama wereng coklat pada tanaman padi. Pemerintah juga melakukan penerapan PHT melalui sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT) pada tahun 1989-1998. Walaupun demikian tidak semua daerah mendapatkan sosialisasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan program Pengendalian Hama Terpadu dengan indikator pengetahuan, sikap dan tindakan petani terhadap Pengendalian Hama Terpadu serta diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat keberhasilan program Pengendalian Hama Terpadu serta dapat menyediakan pangkal data tentang perkembangan pengelolaan hama terpadu kepada petani di Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan di dua desa yang berada di Kecamatan Singosari, yaitu Desa Purwoasri yang merupakan desa yang pernah melaksanakan program PHT dan Desa Langlang yang digunakan sebagai desa pembanding. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara secara langsung ke petani (responden) dan data sekunder yang berasal dari literature, artikel ilmiah, website terpercaya dan instansi terkait. Kegiatan wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner terstruktur yang dengan indikator karakteristik petani, karakteristik usaha tani, pengetahuan, sikap dan tindakan petani terhadap pengendalian hama terpadu (PHT). Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan teknik Snowball sampling yang merupakan penentuan informan berdasarkan informasi informan sebelumnya. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan cara penyederhanaan data agar lebih mudah untuk di interpretasikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa program pengendalian hama terpadu yang dilaksanakan di Desa Purwoasri telah berhasil merubah pengetahuan, sikap dan tindakan petani. Petani menjadi lebih paham terhadap budidaya tanaman yang sehat mulai dari pemilihan benih hingga panen, penggunaan pupuk organik, mengurangi penggunaan pestisida dengan cara pengendalian secara hayati, melakukan monitoring secara berkala di lahan dan petani sebagai ahli PHT mengambil keputusan untuk diri sendiri berdasarkan pengalaman pribadi, sedangkan keputusan secara kelompok berdasarkan pengalaman seluruh anggota kelompok yang tidak terlepas dari petugas pertanian. Namun di sisi lain para petani di Desa Purwoasri tidak menerapkan salah satu prinsip PHT yaitu melakukan konservasi musuh alami.ii Sebab dari tidak dilakukannya konservasi musuh alami dikarenakan kurangnya kekompakan petani dalam peneran prinsip tersebut.

English Abstract

IPM is a control concept that combines various agro-ecosystem management methods in harmony to achieve high production levels, thereby increasing farmers' income, controlling pest populations, and reducing losses to public health and the environment. The concept of IPM emerged and developed as a correction to conventional pest control policies, which prioritize the use of pesticides. Socialization activities regarding PHT have been carried out by the government since 1986 through INPRES No. 3/1986 concerning the improvement of brown planthopper pest control in rice plants. The government also implemented IPM through the Integrated Pest Control Field School (IPCFS) in 1989-1998. However, not all regions received this socialization. The purpose of this research is to evaluate the success rate of implementing the Integrated Pest Management program by indicators of farmers' knowledge, attitudes and actions towards Integrated Pest Control and it is hoped that this research can provide information about the success rate of the Integrated Pest Management program and can provide a database on the development of integrated pest management to farmers in Purwoasri Village, Singosari District, Malang Regency, East Java. This research was conducted in two villages in the Singosari sub-district, namely Purwoasri Village which was a village that had implemented the PHT program and Langlang Village which was used as a comparison village. The data obtained in this study are in the form of primary data obtained by conducting direct interviews with farmers (respondents) and secondary data derived from literature, scientific articles, trusted websites and related agencies. Interview activities were carried out using a structured questionnaire with indicators of farmer characteristics, farming characteristics, knowledge, attitudes and actions of farmers towards integrated pest management (IPM). Determination of respondents was carried out using the Snowball sampling technique which is the determination of informants based on previous informant information. The data obtained was analyzed descriptively by simplifying the data to make it easier to interpret. The results showed that the integrated pest control program implemented in Purwoasri Village had succeeded in changing the knowledge, attitudes and actions of farmers. Farmers become more aware of the cultivation of healthy plants starting from selecting seeds to harvesting, using organic fertilizers, reducing the use of pesticides by means of biological control, conducting regular monitoring on the land and farmers as IPM experts making decisions for themselves based on personal experience, while group decisions are based on the experience of all group members who cannot be separated from agricultural officers. However, on the other hand, the farmers in Purwoasri Village did not apply one of the IPM principles, namely conserving natural enemies. The reason for not doing conservation of naturaliv enemies is due to the lack of cohesiveness of farmers in implementing these principles.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Annisti Nurul F
Date Deposited: 11 Jan 2024 03:38
Last Modified: 11 Jan 2024 03:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/208077
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Teguh Yulianto.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item