Pemanfaatan Soil and Water Assessment Tool (SWAT) Untuk Evaluasi Erosi Pada Berbagai Skenario Penggunaan Lahan Di DAS Brantas Hulu.

Zainul Muttaqin, Muhammad and Dr. Kurniawan Sigit Wicaksono, SP., M.Sc. (2023) Pemanfaatan Soil and Water Assessment Tool (SWAT) Untuk Evaluasi Erosi Pada Berbagai Skenario Penggunaan Lahan Di DAS Brantas Hulu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kondisi topografi Kota Batu yang sebagian besar pegunungan dan perbukitan menjadikan Kota Batu terkenal sebagai daerah dingin dengan rata-rata suhu udara selama tahun 2020 adalah 22°C dan terletak pada ketinggian rata-rata 897 mdpl (BPS, 2021). Kondisi topografi di Kota Batu yang sebagian besar wilayahnya berlereng dapat menyebabkan besarnya potensi erosi dan memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terjadinya longsor jika salah dalam pengelolaannya. Pemodelan erosi perlu dilakukan guna mengantisipasi permasalahan besar yang terjadi di DAS ke depannya. Pemodelan erosi sudah banyak dikembangkan dan memiliki beberapa metode yang salah satunya yaitu dengan menggunakan model Soil and Water Assessment Tool (SWAT). Penggunaan model SWAT dapat mengidentifikasi, menilai, mengevaluasi tingkat permasalahan suatu DAS dan sebagai alat untuk memilih tindakan pengelolaan dalam mengendalikan permasalahan tersebut. Penggunaan model SWAT juga dapat mengembangkan beberapa skenario penggunaan lahan, guna menentukan kondisi perencanaan pengelolaan DAS Brantas Hulu ke depannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan simulasi erosi menggunakan model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) berdasarkan penggunaan lahan kondisi aktual (eksisting) tahun 2022, kondisi pada masa lampau tahun 2013 serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) guna mengetahui besaran erosi dan skenario penggunaan lahan terbaik. Faktor penting dalam model SWAT yaitu data penggunaan lahan, data jenis tanah, data kemiringan lereng, serta data iklim. Data penggunaan lahan terdapat 10 penggunaan lahan, data jenis tanah terdapat 4 jenis tanah dan data kemiringan lereng terdapat 5 kelas kelerengan. Ketiga data tersebut digunakan dalam pembentukan HRU (Hydrologic Response Units). Data iklim yang digunakan yaitu data harian pada periode tahun 2012-2022 yang terdiri dari curah hujan, temperatur max dan min, lama penyinaran matahari, kelembaban, dan kecepatan angin digunakan untuk input tabel pada ArcSWAT, setelah itu dilakukan proses running pada ArcSWAT. Berdasarkan hasil output SWAT didapatkan 23 sub DAS, besaran erosi terbesar terjadi pada skenario kondisi eksisting tahun 2022 dengan nilai 105,93 ton/ha/tahun dan terkecil terjadi pada skenario tahun 2013 dengan nilai 11,68 ton/ha/tahun. Nilai rata-rata besaran erosi tahunan selama periode tahun 2012-2022 terbesar terjadi pada skenario RTRW dengan nilai 37,61 ton/ha/tahun dan terkecil terjadi pada skenario tahun 2013 dengan nilai 28,25 ton/ha/tahun. Pada ketiga skenario menghasilkan besaran erosi yang sebagian besarnya melebihi erosi yang diperbolehkan (Edp). Skenario kondisi eksisting tahun 2022 dan kondisi masa lampau tahun 2013 berturut-turut memiliki10 dan 9 sub DAS yang nilai erosinya tidak melebihi nilai erosi yang diperbolehkan (Edp). Hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan pemerintah dalam penyusunan RTRW untuk ke depannya agar besaran erosi dapat ditekan dan kondisi di sekitar DAS semakin baik serta berkelanjutan.

English Abstract

The topographical conditions of Batu City, which are mostly mountains and hills, make Batu City famous as a cold area with an average air temperatur in 2020 of 22°C and is located at an average altitude of 897 meters above sea level (BPS, 2021). The topographical conditions in Batu City where most of the area is sloping can cause a large potential for erosion and has a high level of vulnerability to landslides if it is mismanaged. Erosion modeling needs to be done to anticipate major problems that will occur in the watershed in the future. Erosion modeling has been widely developed and has several methods, one of which is using the Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model. The use of the SWAT model can identify, assess, evaluate the level of problems in a watershed and as a tool for selecting management actions to control these problems. The use of the SWAT model can also develop several land use scenarios, in order to determine the condition of the Brantas Hulu watershed management plan in the future. Therefore, in this study, erosion simulation was carried out using the Soil and Water Assessment Tool (SWAT) model based on actual (existing) land use conditions in 2022, past conditions in 2013 and the Regional Spatial Plans to determine the amount of erosion and best land use scenario. Important factors in the SWAT model are land use data, soil type data, slope data, and climate data. The land use data contains 10 land uses, the land type data contains 4 types of soil and the slope data contains 5 slope classes. These three data are used in forming HRU (Hydrologic Response Units). The climate data used is daily data for the 2012-2022 period which consists of rainfall, max and min temperatures, duration of sunlight, humidity and wind speed which are used to input tables into ArcSWAT, after which the running process is carried out in ArcSWAT. Based on the SWAT output results, it was found that for 23 sub-watersheds, the largest amount of erosion occurred in the existing condition scenario in 2022 with a value of 105,93 tons/ha/year and the smallest occurred in the 2013 scenario with a value of 11,68 tons/ha/year. The largest average value of annual erosion during the 2012-2022 period occurred in the RTRW scenario with a value of 37,61 tonnes/ha/year and the smallest occurred in the 2013 scenario with a value of 28,25 tonnes/ha/year. The three scenarios produce erosion magnitudes, most of which exceed the allowable erosion (Edp). The scenarios for existing conditions in 2022 and past conditions in 2013 respectively have 10 and 9 sub-watersheds whose erosion values do not exceed the permitted erosion values (Edp). This can be used as a reference for the government in preparing RTRW in the future so that the amount of erosion can be reduced and conditions around the watershed become better and more sustainable.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: Unnamed user with username ismiatun
Date Deposited: 11 Jan 2024 02:02
Last Modified: 11 Jan 2024 02:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207828
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muhammad Zainul Muttaqin.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item