Perbandingan Penambahan Tepung Maggot Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Sebagai Pakan Tambahan Terhadap Gambaran Histomorfometri Tebal Mukosa Sekum Ayam Broiler Pada Fase Starter Dan Finisher

Yogatama, Muchammad Hafid and Prof. Dr. Dra. Med. Vet. Herawati, M. P. and drh. M. Arfan Lesmana, M.Sc (2023) Perbandingan Penambahan Tepung Maggot Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Sebagai Pakan Tambahan Terhadap Gambaran Histomorfometri Tebal Mukosa Sekum Ayam Broiler Pada Fase Starter Dan Finisher. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ayam broiler merupakan komoditas yang berkontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Periode pemeliharaan ayam terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase starter dan fase finisher, dimana keduanya memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Protein kasar adalah unsur penting dalam ransum unggas karena berperan penting terhadap perkembangan organ pencernaan. Maggot Black Soldier fly (BSF) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan dari tepung ikan sebagai sumber protein yang mengandung protein kasar ± 50% dan lemak ± 25%. Sekum merupakan organ yang berfungsi membantu pencernaan secara kimiawi dengan bantuan mikroflora serta turut membantu penyerapan air dan elektrolit. Penambahan Maggot BSF dalam pakan dapat meningkatkan tebal tunika mukosa sehingga penyerapan air dan elektrolit pada sekum semakin optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penambahan Maggot BSF terhadap gambaran histomorfometri tebal mukosa sekum ayam broiler pada fase starter dan finisher. Sebanyak 100 ekor ayam broiler MB 202 strain Lohman dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 5 ekor ayam tiap kelompok dengan 4 kali ulangan perlakuan. P1 (kontrol negatif), P2 (Pakan standar + 5% tepung maggot), P3 (Pakan standar + 10% tepung maggot), P4 (Pakan Standar + 15% tepung maggot) dan P5 (Pakan standar + 20% tepung maggot). Perlakuan dimulai pada hari ke- 8 setelah 7 hari diaklimatisasi. Kelompok fase starter dinekropsi pada hari ke 17, kemudian nekropsi pada fase finisher dilakukan pada hari ke 30. Analisa data tebal mukosa sekum dianalisis dengan menggunakan one way ANOVA lalu dilanjutkan dengan uji tukey dengan angka kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung maggot BSF dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% sebagai pakan tambahan pada ayam broiler fase starter dan finisher diperoleh hasil (P<0,05) pada antar kelompok perlakuan serta memiliki tebal mukosa yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (0%). Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan tepung maggot BSF menyebabkan penambahan tebal mukosa sekum ayam broiler fase starter dan finisher paling optimal pada kelompok 20%, serta kelompok yang memiliki tebal mukosa paling tinggi diperoleh pada kelompok fase finisher dengan penambahan maggot BSF 20%.

English Abstract

Broiler chicken is a commodity that contributes greatly to meeting the needs of animal protein for the people of Indonesia. The chicken rearing period is divided into 2 phases, namely the starter phase and the finisher phase, where both have different nutritional needs. Crude protein is an important element in poultry rations because it plays an important role in the development of digestive organs. Maggot Black Soldier fly (BSF) is an alternative to reduce dependence on fishmeal as a protein source that contains crude protein ± 50% and fat ± 25%. The cecum is an organ that functions to assist chemical digestion with the help of microflora and also helps the absorption of water and electrolytes. The addition of Maggot BSF in feed can increase the thickness of tunica mucosa so that the absorption of water and electrolytes in the cecum is optimized. This study aims to determine the comparison of the addition of Maggot BSF to the histomorphometric picture of the cecum mucosal thickness of broiler chickens in the starter and finisher phases. A total of 100 broiler chickens MB 202 Lohman strain were divided into 5 treatment groups consisting of 5 chickens per group with 4 replications. P1 (negative control), P2 (Standard feed + 5% maggot flour), P3 (Standard feed + 10% maggot flour), P4 (Standard feed + 15% maggot flour) and P5 (Standard feed + 20% maggot flour). The treatment started on day 8 after 7 days of acclimatization. The starter phase group was necropsied on day 17, then necropsies in the finisher phase were carried out on day 30. Data analysis of cecum mucosal thickness was analyzed using one way ANOVA and then continued with the Tukey test with a confidence level of 5%. The results showed that the addition of BSF maggot flour with concentrations of 5%, 10%, 15%, 20% as additional feed in starter and finisher phase broiler chickens obtained results (P <0.05) between treatment groups and had higher mucosal thickness than the control group (0%). The conclusion of this study is that the addition of BSF maggot flour causes the addition of the most optimal cecum mucosa thickness of starter and finisher phase broiler chickens in the 20% group, and the group that has the highest mucosal thickness is obtained in the finisher phase group with the addition of 20% BSF maggot.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052313
Uncontrolled Keywords: Maggot, Black Soldier Fly, Sekum, Mukosa, Ayam Broiler, Pakan tambahan-Maggot, Black Soldier Fly, Cecum, Mucosal, Broiler chickens, Feed additive
Divisions: Fakultas Kedokteran Hewan > Kedokteran Hewan
Depositing User: Unnamed user with email prayoga
Date Deposited: 11 Jan 2024 01:55
Last Modified: 11 Jan 2024 01:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207791
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muchammad Hafid Yogatama.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item