Komparasi Jamur Terbawa Benih Jagung (Zea mays L.) Impor Asal Thailand dan India

Gultom, Aprillia Haryanti and Dr. Anton Muhibuddin,, S.P., M.P. and Antok Wahyu Sektiono,, S.P., M.P. (2023) Komparasi Jamur Terbawa Benih Jagung (Zea mays L.) Impor Asal Thailand dan India. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produksi jagung di Indonesia mengalami fluktuasi hingga pada 2020 menunjukkan persentasi peningkatan sebesar 25,63%. Provinsi dengan produksi jagung tertinggi diantaranya adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung. Sementara negara dengan frekuensi terbesar melakukan impor jagung ke Indonesia diantaranya adalah India dan Thailand. Ketersediaan benih jagung yang belum stabil menyebabkan Indonesia masih membutuhkan produksi impor jagung. Kondisi ini tidak dapat ditolak ketika Indonesia menerima produk impor dari luar negeri melalui Badan Karantina Pertanian sehingga potensi terbawanya masuk patogen pada media pembawa sangat besar terjadi terutama dari negara-negara dengan frekuensi distribusi impor yang besar seperti Thailand dan India. Patogen terbawa benih mampu menyebabkan penurunan viabilitas benih, peningkatan kematian bibit, penurunan hasil, peningkatan perkembangan penyakit. Hal ini dikhawatirkan bahwa benih jagung impor akan membawa organisme pengganggu tanaman (OPT) dan organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membandingkan keanekaragaman jamur terbawa benih jagung impor yang berasal dari Thailand dan India. Penelitian dilaksanakan mulai pada bulan Oktober hingga Desember 2022 di Laboratorium Uji Karantina Tumbuhan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan sampel benih jagung impor yang berasal dari Thailand dan India yang diperoleh dari arsip Laboratorium Mikologi di BBKP Surabaya. Setelah diperoleh sampel uji, kemudian dilakukan sterilisasi benih, alat dan bahan. Kemudian dilakukan blotter test pada benih jagung. Sampel benih yang dibutuhkan berjumlah 100 benih dengan 3 ulangan sehingga total benih yang digunakan adalah 300 benih jagung untuk satu nomor sampel. Inkubasi blotter test selama 7-14 hari di dalam inkubator. Dilanjutkan dengan pembuatan media dan mengisolasi jamur terbawa benih dari hasil blotter test dengan menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar). Lalu dilanjutkan dengan purifikasi, pengamatan dan identifikasi jamur secara makroskopis serta mikroskopis. Identifikasi molekuler menggunakan PCR-Sequencing digunakan untuk isolat berbeda dari total seluruh isolat yang didapatkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa total isolat jamur terbawa benih yang diperoleh sebanyak 23 isolat yaitu 13 isolat dari benih jagung impor asal Thailand dan 10 isolat dari benih jagung impor asal India. Dari isolat jamur yang ditemukan, diperoleh genus jamur yang berbeda pada benih jagung asal Thailand yaitu Fusarium dan Daldinia eschscholtzii berdasarkan hasil PCR-Sequencing sedangkan pada benih impor asal India adalah genus Curvularia. Berdasarkan hasil perhitungan nilai keanekaragaman menunjukkan bahwa benih jagung impor asal India memiliki tingkat keanekaragaman jamur terbawa benih yang lebih tinggi yaitu H’ = 1,8867 (sedang) and Thailand H’ = 1,60521 (sedang) sementara nilai dominansi yang rendah sehingga tidak ada spesies yang mendominasi pada jamur temuan.

English Abstract

Maize production in Indonesia has fluctuated until 2020, when it showed a percentage increase of 25.63%. Provinces with the highest maize production include Jawa Timur, Jawa Tengah, and Lampung. Meanwhile, the countries with the largest frequency of maize imports to Indonesia are India and Thailand. The unstable availability of maize seeds means that Indonesia still requires imported maize production. This condition is unavoidable when Indonesia receives imported products from abroad through the Agricultural Quarantine Agency so that the potential for pathogens to enter the carrier media is very large, especially from countries with a large frequency of import distribution such as Thailand and India. Seed-borne pathogens are capable of causing decreased seed viability, increased seedling mortality, decreased yield, increased disease development. This condition showed that imported maize seeds have a potential to carry Plant Destruction Organisms (OPT) and Plant Destruction Organisms (OPTK) Quarantine. This study aims to identify and compare the diversity of fungi carried by imported maize seeds from Thailand and India. The study was conducted from October to December 2022 at the Plant Quarantine Test Laboratory of the Surabaya Agricultural Quarantine Center. The implementation of the study began with collecting samples of imported maize seeds from Thailand and India obtained from the Mycology Laboratory archive at BBKP Surabaya. After obtaining the test samples, the seeds, tools and materials were sterilized. Then the blotter test was carried out on the maize seeds. The required seed samples amounted to 100 seeds with 3 replicates so that the total seeds used were 300 maize seeds for one sample number. Incubate the blotter test for 7-14 days in an incubator. Then making media and isolating seed-borne fungi from the blotter test results is using PDA (Potato Dextrose Agar) media. Then proceed with purification, observation and macroscopic and microscopic identification of fungi. Molecular identification using PCR-Sequencing is used for different isolates from the total of all isolates obtained. The results showed that a total of 23 seed-borne fungal isolates were obtained, 13 isolates from imported maize seeds from Thailand and 10 isolates from imported maize seeds from India. From the fungal isolates found, a different fungal genus was obtained in Thailand maize seeds were Fusarium and Daldinia eschscholtzii based on PCR-Sequencing results while in imported seeds of Indian origin is the genus Curvularia. Based on the results of the calculation of diversity values, it shows that imported maize seeds from India have a higher level of diversity of seedborne fungi, namely H' = 1.8867 (moderate) and Thailand H' = 1.60521 (moderate) while the dominance value is low so that there is no species that dominates the fungal findings.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 11 Jan 2024 01:39
Last Modified: 11 Jan 2024 01:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207786
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aprillia Haryanti Gultom.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item