Analisis Pengaruh Perubahan SNI 1726:2012 dengan SNI 1726:2019 pada Perencanaan Bangunan Struktur Beton Bertulang Studi Kasus Gedung Vokasi UB (Tinjauan Balok)

Baskara, Ahmad Rifqi and Dr. Retno Anggraini,, ST., MT. and Dr. Eng. Ir. Eva Arifi,, ST., MT (2022) Analisis Pengaruh Perubahan SNI 1726:2012 dengan SNI 1726:2019 pada Perencanaan Bangunan Struktur Beton Bertulang Studi Kasus Gedung Vokasi UB (Tinjauan Balok). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia adalah negara berkembang yang sedang aktif melakukan pembangunan infrastruktur dalam lingkup nasional. Tercatat dari tahun 2020 terdapat total pembangunan terdapat total pembangunan 48 bendungan, jalan tol sepanjang 406 km, 25.000 Ha daerah irigasi, 2012 lt/dtk SPAM, 9705 unit rumah susun, dan rehabilitasi sekolah atau gedung perguruan tinggi. Dalam melaksanakan pembangunan tersebut, tentunya digunakan beberapa peraturan yang kerap kali berubah menyesuaikan kondisi baik alam maupun zaman. Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Standar Nasional Indonesia. Perencanaan bangunan di Indonesia biasanya mengacu kepada beberapa SNI, salah satunya yang wajib digunakan adalah SNI 1726 yang mengatur tentang bangunan tahan gempa. Peraturan bangunan tahan gempa sudah mengalami perubahan beberapa kali mengingat letak Indonesia yang berada di Ring of Fire sehingga Pemerintah akan melakukan pembaharuan sesuai dengan pergerean lempeng maupun lainnya. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis terhadap perubahan SNI 1726 edisi terbaru yaitu tahun 2019 yang nantinya akan dibandingkan dengan SNI 1726 edisi sebelumnya tahun 2012. Penelitian dilakukan pada salah satu gedung perkuliahan Universitas Brawijaya, Vokasi, yang terletak di kampus II UB, dieng. Penelitian difokuskan pada pengaruh pada penulangan balok yang dimana diambil tinjauan berupa balok induk ukuran 40 cm x 70 cm dan 30 cm x 60 cm. Dalam melakukan penelitian ini, digunakan juga Software analisis SAP 2000 yang akan membantu perhitungan reaksi pada balok yang ditinjau. Serta dilakukan juga analisis terhadap penggunaan Sistem Rangka Pemikul Momen Struktur Beton Bertulang yang digunakan oleh gedung Vokasi UB Hasil dari penilitian ini adalah Gedung Vokasi UB menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus karena gedung tersebut termasuk kedalam kategori risiko IV dimananilai SDS ≥ 0,5. dan nilai SD1 ≥0,20 sehingga Gedung tersebut masuk kedalam tingkat risiko kegempaan yang wajib menggunakan SRPMK. Terjadi juga peningkatan pada Respon Spektrum yang dialami bangunan gedung. SNI 1726 : 2019 menghasilkan Respon Spektrum yang lebih tinggi sehingga menghasilkan getaran dan pembebanan gempa yang lebih tinggi juga terhadap komponen struktur. Akibat dari hal tersebut, kebutuhan tulangan balok yang ditinjau juga mengalami peningkatan yang semula balok 40/70 menggunakan 8-D22 untuk tulangan lentur tumpuan dan lapangan serta tulangan geser Ø10-75 untuk tumpuan dan Ø10-120 untuk lapangan berubah menjadi 9-D22 untuk tulangan lentur tumpuan. Sedangkan untuk tulangan lapangan mengalami perubahan menjadi 7-D22. Hal ini disebabkan karena beban gempa terbesar terjadi pada bagian tumpuan terutama antara hubungan balok kolom. Tulangan geser Balok 40/70 berubah jarak di daerah tumpuan menjadi Ø10-60 dan Ø10-110 untuk lapangan. Balok 30/60 juga mengalami peningkatan yang semula menggunakan 6-D22 untuk tulangan lentur tumpuan dan lapangan serta tulangan geser Ø10-100 untuk tumpuan dan Ø10-150 menjadi 8-D22 untuk tulangan lentur tumpuan dan 6-D22 untuk tulangan lentur lapangan serta tulangan geser Ø10-80 untuk tumpuan dan Ø10-140 untuk lapangan.

English Abstract

Indonesia is a developing country that is actively developing infrastructure on a national scale. It was recorded that from 2020 there were a total construction of 48 dams, 406 km toll road, 25,000 hectares of irrigation area, 2012 lt/sec SPAM, 9705 flats, and rehabilitation of schools or college buildings.In carrying out these developments, of course, several regulations are used which often change according to conditions both natural and times. The regulation in question is the Indonesian National Standard Regulation. Building planning in Indonesia usually refers to several SNIs, one of them The only thing that must be used is SNI 1726 which regulates earthquake-resistant buildings. Earthquake-resistant building regulations have changed several times considering Indonesia's location on the Ring of Fire, so the Government will make updates according to plate movements and others. In this study, an analysis will be carried out on the changes to the latest edition of SNI 1726 in 2019 which will be compared with the previous edition of SNI 1726 in 2012. The research was conducted in one of the lecture buildings of Universitas Brawijaya, Vocational, which is located on campus II UB, Dieng. The research focused on the effect on the reinforcement of beams, where a review was taken in the form of main beams measuring 40 cm x 70 cm and 30 cm x 60 cm. In conducting this research, SAP 2000 analysis software is also used which will help calculate the reaction on the beam under review. As well as an analysis of the use of the Reinforced Concrete Structure Moment Resistant Frame System used by UB's Vocational Building. The result of this research is that the UB Vocational Building uses a Special Moment Bearing Frame System because the building is included in the risk category IV where the SDS value is 0.5. and the value of SD1 0.20 so that the building is included in the level of seismic risk that is required to use the SRPMK. There was also an increase in the Response Spectrum experienced by buildings. SNI 1726 : 2019 produces a higher Spectrum Response resulting in higher vibration and earthquake loading as well as structural components. As a result of this,the need for reinforcement for the beam under review also increased, from the original 40/70 beam using 8-D22 for flexural reinforcement for support and field and shear reinforcement 10- 75 for support and 10-120 for field changed to 9-D22 for reinforcement. focus bending. Meanwhile, the field reinforcement has changed to 7-D22. This is because the largest earthquake load occurs at the pedestal, especially between beam-column relationships. Beam 40/70 shear reinforcement changes the distance in the support area to 10-60 and 10-110 for the field. The 30/60 beam also experienced an increase from using 6-D22 for bearing and field flexural reinforcement and 10-100 shear reinforcement for support and 10-150 to 8-D22 for bearing flexural reinforcement and 6-D22 for field flexural reinforcement and shear reinforcement. 10-80 for the pedestal and 10-140 for the field.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052207
Uncontrolled Keywords: SNI 1726, Tulangan Balok, Struktur Beton Bertulang, SRPMK, SAP 2000.SNI 1726, Beam Reinforcement, Reinforced Concrete Structure, SRPMK, SAP 2000.
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 11 Jan 2024 01:27
Last Modified: 11 Jan 2024 01:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207764
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ahmad Rifqi Baskara.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (10MB)

Actions (login required)

View Item View Item