Tutupan dan Keragaman Biota Penempel Teritip Pada Seedling Mangrove di Area Rehabilitasi Pesisir Probolinggo

‘Aliyyah, Adinda Kholidati and Dhira Khurniawan Saputra,, S.Kel., M.Sc and Feni Iranawati,, S. Pi., M.Si., Ph.D. (2021) Tutupan dan Keragaman Biota Penempel Teritip Pada Seedling Mangrove di Area Rehabilitasi Pesisir Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hutan Mangrove merupakan vegetasi yang mampu hidup di kawasan intertidal yang dimana kawasan tersebut dipengaruhi oleh pasang surut di sepanjang pantai. Hutan mangrove terdiri dari pohon kayu dan semak yang dapat beradaptasi pada lokasi peralihan antara daratan dan lautan. Mangrove memiliki berbagai fungsi dan manfaat salah satunya sebagai tempat berkembang biaknya biota dan fauna laut seperti Mollusca, Echinodermata, crustacea, dan tumbuhan epifit lainnya. Namun, terdapat biota yang memiliki sifat sebagai hama di mangrove yaitu teritip. Teritip yaitu biota penempel yang menempel di batang hingga akar mangrove akan menyebabkan kerusakan hingga kematian anakan mangrove. Agar fungsi hutan mangrove pulih Kembali maka perlunya melakukan rehabilitasi mangrove pada mangrove yang telah rusak salah satunya akibat teritip. Rehabilitasi mangrove memiliki fungsi sebagai upaya dalam pengembalian fungsi ekologis dari mangrove dan wilayah pantai dan pemukiman terlindungi. Kegiatan yang dilakukan dalam rehabilitasi mangrove yaitu penanaman dan perawatan secara berkala agar mangrove berhasil tumbuh. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sumberasih dan Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo dengan tiga stasiun pengamatan yaitu Desa Pesisir, Desa Banjarsari, dan Desa Curah Dringu yang merupakan area program penanaman mangrove oleh KKP dan KLKH. Penelitian dilakukan selama satu minggu pada Bulan Mei-Juni. Pengambilan data berupa tutupan teritip, keragaman, dan survival rate dengan meletakkan 5-6 plot pada tiap stasiunnya serta pengambilan data in situ sebagai penunjang. Hasil sampel teritip yang diambil akan diamati menggunakan mikroskop dengan bantuan software AMCAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat biota penempel yang ditemukan yaitu Amphibalanus amphidrite dan Crassostrea cucullata. Hubungan tutupan teritip pada mangrove di ketiga stasiun penelitian terdapat perbedaan secara signifikan yang dimana tutupan teritip tertinggi berada di stasiun 1 yaitu Desa Pesisir dan terendah berada di stasiun 3 yaitu Desa Curah Dringu. Selain itu, hubungan survival rate di ketiga stasiun penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan dinyatakan kurang berhasil dikarenakan diketiga stasiun memiliki nilai persentase < 70%. Faktor kurang berhasilnya penanaman yang dilakukan dikarenakan adanya biota penempel yang menempel pada anakan mangrove. Teritip yang menempel pada anakan mangrove akan menurunkan pertumbuhan akar, tunas, dan daun baru karena akan memaksa untuk membuat energi baru.

English Abstract

Mangrove forests are vegetation that can live in intertidal areas where the area is influenced by tides along the coast. Mangrove forests consist of wood trees and shrubs that can adapt to transitional locations between land and sea. Mangroves have various functions and benefits, one of which is as a breeding ground for marine biota and fauna such as molluscs, echinoderms, crustaceans, and other epiphytic plants. However, biota has properties as pests in mangroves, namely barnacles. Barnacles are sticking organisms that stick to the stems and roots of mangroves, causing damage to mangrove seedlings. For the function of the mangrove forest to recover, it is necessary to rehabilitate mangroves that have been damaged, one of which is due to barnacles. Mangrove rehabilitation has a function as an effort to restore the ecological function of mangroves and coastal areas and protected settlements. Activities carried out in the rehabilitation of mangroves are planting and periodic maintenance so that mangroves grow successfully. The research was carried out in Sumberasih and Tongas sub-districts, Probolinggo district, with three observation stations, namely Pesisir Village, Banjarsari Village, and Curah Dringu Village, which are areas of the mangrove planting program by KKP and KLKH. The study was conducted for one week in May-June. Collecting data in the form of barnacle cover, diversity, and survival rate by placing 5-6 plots at each station and taking in situ as support. The results of the barnacle samples taken will be observed using a microscope with the help software AMCAP. The results showed that the adherent biota found were Amphibalanus amphidrite and Crassostrea cucullata. There was a significant difference between barnacle cover in mangroves at the three research stations, where the highest barnacle cover was at station 1, namely Pesisir Village, and the lowest was at station 3 namely Curah Dringu Village. In addition, survival rates there are no significant different mangrove planting activities carried out were declared less successful because the three stations had a percentage value of <70%. The factor of the lack of success of the planting is due to the presence of attached biota attached to the mangrove saplings. Barnacles attached to mangrove seedlings will reduce the growth of new roots, shoots, and leaves because it will force them to make new energy.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080208
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 12 Jan 2024 07:54
Last Modified: 12 Jan 2024 07:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207749
[thumbnail of Adinda Kholidati ‘Aliyyah.pdf] Text
Adinda Kholidati ‘Aliyyah.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item