Pengaruh Waktu Tanam dan Varietas Cabai Besar (Capsicum annum) yang Ditumpangsarikan dengan Bawang Merah (Allium cepa var. ascolonicum L.).

Anisah., - and Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto,, SU and Paramyta Nila Permanasari,, SP., M.Si (2023) Pengaruh Waktu Tanam dan Varietas Cabai Besar (Capsicum annum) yang Ditumpangsarikan dengan Bawang Merah (Allium cepa var. ascolonicum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospektif untuk dikembangkan, ini dikarenakan permintaan konsumen terhadap bawang merah sangat tinggi. Meskipun potensi pasar yang cukup tinggi, upaya untuk meningkatkan produksi masih menghadapi masalah karena petani yang masih menggunakan teknologi konvensional, skala lahan garapan yang relatif kecil serta adanya alih fungsi lahan pertanian. Maka, untuk meningkatkan produktivitas lahan diperlukan suatu usaha dan teknik budidaya yang tepat dengan menggunakan sistem tumpang sari. Pada sistem tumpang sari yang perlu diperhatikan merupakan kombinasi jenis tanaman serta pengaturan waktu tanam. Tanaman bawang merah dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain yang berbeda famili seperti cabai besar. Sistem tanam tumpang sari bawang merah dan cabai besar merupakan salah satu teknologi alternatif yang dapat dikembangkan. Selain itu tanaman cabai besar juga mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September–Desember 2021 di lahan pertanian yang bertempat di Desa Tlonto Raja, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan. Bahan yang digunakan untuk penelitian antara lain adalah benih bawang merah varietas Super Philip, benih cabai besar varietas Gada MK, benih cabai besar Baja MC F1, pupuk kandang sapi, pupuk KCl, SP-36, Urea, herbisida, pestisida, dan kertas milimeter blok. Alat yang digunakan antara lain adalah alat budidaya, hand sprayer, alat tulis, lux meter dan thermo hygrometer. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 kombinasi sebagai berikut: P0: Monokultur bawang merah, P1: Monokultur cabai besar varietas Gada MK, P2: Monokultur cabai besar varietas Baja MC F1, P3: Cabai besar varietas Gada MK dan bawang merah ditanam secara bersamaan, P4: Cabai besar varietas Gada MK ditanam 15 HST setelah bawang merah, P5: Cabai besar varietas Gada MK yang ditanam 30 HST setelah bawang merah, P6: Cabai besar varietas Baja MC F1 dan bawang merah ditanam secara bersamaan, P7: Cabai besar varietas Baja MC F1 ditanam 15 HST setelah bawang merah, P8: Cabai besar varietas Baja MC F1 ditanam 30 HST setelah bawang merah. Variabel yang diamati adalah variabel pertumbuhan, panen, dan lingkungan. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila dari hasil pengujian diperoleh hasil yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α = 5%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perlakuan bawang merah yang ditumpangsarikan dengan cabai besar varietas Baja MC F1 menggunakan waktu tanam 30 hari setelah bawang merah (P8) menghasilkan jumlah dan bobot panen umbi bawang merah tertinggi. Tanaman bawang merah yang ditumpangsarikan dengan cabai besar varietas Baja MC F1 dengan jarak waktu tanam 30 hari menghasilkan nilai R/C ratio tertinggi, yaitu 8,67. Yang artinya, jika nilai R/C ratio 8,67 maka setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1, akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 8,67.

English Abstract

Shallots are horticultural crops that have high economic value and prospective to be developed, this is because consumer demand for shallots is very high. Despite the high market potential, efforts to increase production still face problems because farmers still use conventional technology and the relatively small scale of arable land and land conversion. So, to increase land productivity, need a attempt and proper cultivation technique with intercropping system. In the intercropping system, it is necessary to pay attention to the crop combination and time of planting. Shallot can be intercropped with other plants from different families such as red chili. The intercropping system of shallots and red chili is an alternative technology that can be developed. In addition, red chili also have an increase in demand every year. This research implemented in September-Desember 2021 at farm Tlonto Raja Village, Pasean District, Pamekasan. The materials used for the research included shallot Super Philip varieties, red chili Gada MK varieties and Baja MC F1 varieties. Fertilizers that used is manure, KCl, SP-36, ZA, herbicides, pesticides, milimeter block. This study used a randomized block design (RAK) consisted of 9 combinations as follows: P0: Shallot monoculture, P1: Red chilli Gada MK varieties monoculture, P2: Red chili Baja MC F1 varieties monoculture, P3: Planting red chili Gada MK varieties and shallots simultaneously, P4: Planting red chili Gada MK varieties 15 days after shallots, P5: Planting red chili Gada MK varieties 30 days after shallots, P6: Planting red chili Baja MC F1 varieties and shallots simultaneously, P7: Planting red chili Baja MC F1 varieties 15 days after the shallots, and P8: Planting red chili Baja MC F1 varieties 30 days after the shallots. Parameters used are growth, harvest, and environment parameters. Observation data were analyzed using analysis of variance (F test) at the 5% level. If the test results obtained significantly different results, it will be followed by a comparison test between treatments with the least significant difference (LSD) at the level of α = 5%. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that the treatment of shallots intercropped with red chili varieties Baja MC F1 using a planting time of 30 days after shallots (P8) produced the highest yields of shallots. Shallot plants intercropped with red chili variety Baja MC F1 with a spacing of 30 days produced the highest R/C ratio, namely 8,67. It means, if the value of the R/C ratio is 8,67, then for every expenditure of Rp 1, it will receive revenue of Rp 8,67.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 10 Jan 2024 08:29
Last Modified: 10 Jan 2024 08:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207637
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ANISAH.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item