UJI TOLERANSI DAN KEMAMPUAN MENDEGRADASI JAMUR Trichoderma viride PADA HERBISIDA BERBAHAN AKTIF DIURON GOLONGAN PHENYLUREA

OKTAVIANA, SUHAILAH and Dr. Ir. Toto Himawan, SU (2023) UJI TOLERANSI DAN KEMAMPUAN MENDEGRADASI JAMUR Trichoderma viride PADA HERBISIDA BERBAHAN AKTIF DIURON GOLONGAN PHENYLUREA. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tingginya intensitas aplikasi herbisida yang digunakan oleh petani menimbulkan kekhawatiran mengenai bahaya pencemaran yang berasal dari residu herbisida yang tertinggal di lingkungan, khususnya dalam tanah dan air. Biasanya masalah gulma lebih dirasakan pada pertanaman yang luas, salah satu herbisida yang sering digunakan oleh petani perkebunan ialah herbisida Diuron. Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran dengan menggunakan mikroba, salah satunya yaitu dari spesies jamur Trichoderma viride. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Toksikologi Pestisida Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Januari 2020-Oktober 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan konsentrasi yaitu kontrol (tanpa herbisida), konsentrasi 2000 ppm, 4000 ppm, 6000 ppm, dan 8000 ppm. Parameter pengamatan pada penelitian ini yaitu pertumbuhan jamur T. viride dan degradasi herbisida diuron dengan metode HPLC. Data dianalisis dengan menggunakan anova dan jika terdapat hasil yang berbeda nyata dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan duncan taraf 5. Hasil uji toleransi menunjukkan bahwa jamur dapat tumbuh pada semua perlakuan, namun pertumbuhannya lambat pada perlakuan konsentrasi 8000 ppm. Hal tersebut juga berlaku pada parameter pengamatan lainnya, yaitu kerapatan spora, persentase hambatan, dan biomassa jamur. Konsentrasi 0-6000 ppm setelah diuji lanjut menunjukkan hasil tidak berbeda nyata, namun hal tersebut tidak berlaku bagi konsentrasi 8000 ppm. Perlakuan konsentrasi herbisida Diuron menghasilkan nilai pertumbuhan diameter paling tinggi sebesar pada perlakuan 4000 ppm dan terendah pada 8000 ppm dengan hasil 8,872 cm dan 7,536 cm. Hasil untuk kerapatan spora dan biomassa tertinggi ialah pada kontrol dengan nilai kerapatan spora 2,948 x 106/ml dan biomassa sebesar 0,910 gr. Nilai terendah kerapatan spora dan biomassa didapatkan pada perlakuan 8000 ppm dengan hasil 2,262 x 106/ml dan 0,178 gr. Perlakuan dengan empat konsentrasi berbeda menghasilkan nilai hambatan pertumbuhan tertinggi pada 8000 ppm yaitu 20,21 dan hambatan pertumbuhan terendah yang dihasilkan oleh perlakuan 2000 ppm sebesar 0,86. Hasil degradasi herbisida diuron menunjukkan bahwa jamur T. viride mampu mendegradasi herbisida tersebut. Persentase penurunan residu dari berbagai konsentrasi yaitu 2000 ppm, 4000 ppm, 6000 ppm dan 8000 ppm memberikan penurunan residu sebesar 47,88 ; 22,59; 30,53, dan 9,02. Berdasarkan uji korelasi antara biomassa jamur dan hasil penurunan reisdu didapatkan bahwa terdapat korelasi positif antara biomassa jamur dan penurunan residunya

English Abstract

The high intensity of farmers’ herbicide applications raises concerns about the danger of pollution from herbicide residues left in the environment, especially in soil and water. Usually, weed problems are more pronounced in crops wide; one of the herbicides that often used is the herbicide Diuron. Bioremediation is the development of environmental biotechnology by utilizing biological processes in controlling pollution using microbes, one of which is the Trichoderma viride fungus species. The research was conducted at the Pesticide Toxicology Laboratory, Faculty of Agriculture, Brawijaya University from January 2020 - October 2020. The study used a completely randomized design (CRD) using five concentration treatments, namely control (without herbicide), 2000 ppm, 4000 ppm, 6000 ppm, and 8000 ppm. This study’s observation parameters were the growth of the T. viride fungus and the degradation of the herbicide diuron by the HPLC method. Data were analyzed using ANOVA, and if there were significant results, a further test was performed using Duncan’s 5% level. The tolerance test results showed that the fungus could grow in all treatments, but the growth was slow at concentration of 8000 ppm. This also applies to other observed parameters, such as spore density, percentage of inhibition, and fungal biomass. The concentration of 0-6000 ppm after further testing showed no significant difference, but this did not apply to the concentration of 8000 ppm. Treatment of diuron herbicide concentration resulted in the highest diameter growth value at 4000 ppm treatment and the lowest at 8000 ppm with results of 8.872 cm and 7.536 cm. The results for the highest spore density and biomass were the control with a spore density value of 2.948 x 106 / ml and a biomass of 0.910 gr. The lowest values for spore density and biomass were obtained at 8000 ppm treatment with yields of 2.262 x 106 / ml and 0.178 gr. Treatment with four different concentrations produced the highest growth inhibition value at 8000 ppm, namely 20.21% and the lowest growth resistance value produced by 2000 ppm treatment at 0.86% The results of diuron herbicide degradation using HPLC showed that the fungus T. viride could degrade the herbicide. The percentage reduction in residues from various concentrations of 2000 ppm, 4000 ppm, 6000 ppm and 8000 ppm was 47.88%; 22.59%; 30.53%, and 9.02%. Based on the correlation test between fungus biomass and the result of residual reduction, it was found that there was a positive correlation between the two variables

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052304
Divisions:	Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User:	Annisti Nurul F
Date Deposited:	10 Jan 2024 08:14
Last Modified:	10 Jan 2024 08:27
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207594

Text (DALAM MASA EMBARGO) Suhailah Oktaviana.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB)

Actions (login required)

View Item