Potential of Several Legumes and Organic Mulch as Weed Control and Nutrient Recycling Agents in Dry System Rice (Oryza sativa L.) Cultivation.

Hayu, Anggita Sekar and Dr. Uma Khumairoh,, SP., M.Sc (2023) Potential of Several Legumes and Organic Mulch as Weed Control and Nutrient Recycling Agents in Dry System Rice (Oryza sativa L.) Cultivation. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Padi adalah tanaman pangan penghasil beras dan memainkan peranan utama dalam perekonomian serta politik sosial di Indonesia. Sebagai bahan pangan pokok, beras sulit digantikan oleh bahan pangan lain yang juga memiliki nilai gizi yang baik untuk kebutuhan gizi masyarakat. Hal ini salah satu dampak dari propaganda konsumsi beras di era revolusi hijau. Dampak lain dari revolusi hijau terkait penggunaan bahan-bahan kimia dan irigasi penggenangan yang menyebabkan peningkatan emisi gas-gas berbahaya, seperti gas metana, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Selain itu, penggenangan sawah membatasi pilihan-pilihan petani untuk melakukan rotasi ketika permintaan terhadap komoditas lain meningkat. Budidaya padi sistem kering bisa menjadi alternatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memungkinkan untuk melakukan rotasi lahan sawah dengan tanaman lain dan sebaliknya tanpa harus mencetak sawah lagi. Namun, produktivitasnya masih tergolong rendah karena adanya kendala, seperti gangguan gulma dan rendahnya kelembapan tanah untuk menjamin aliran hara ke tanaman. Oleh karena itu, penggunaan tanaman kacang-kacangan sebagai tanaman sela dan jerami sebagai mulsa organik bisa menjadi solusi pada padi sistem kering. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kepanjen, Kota Malang, Jawa Timur pada bulan Oktober 2022 – Februari 2023. Alat yang digunakan pada penelitian adalah meteran, timbangan digital, Leaf Area Meter (LAM), soil tester, mikroskop, buku identifikasi gulma, oven laboratorium, dan frame kotak 1 x 1 m. Sementara itu, bahan yang digunakan pada penelitian adalah padi varietas ciherang, kacang tanah varietas takar 2, kacang kedelai varietas grobogan, buncis varietas Kenya, mulsa jerami, dan pupuk kandang kambing. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan dan 7 perlakuan, yaitu yaitu P = monokultur padi, PKT = polikultur padi + kacang tanah, PKK = polikultur padi + kacang kedelai, PBK = polikultur padi + buncis Kenya, PKTM = polikultur padi + kacang tanah + mulsa organik, PKKM = polikultur padi + kacang kedelai + mulsa organik, PBKM = polikultur padi + buncis Kenya + mulsa organik. Kombinasi tanaman kacang-kacangan dan mulsa organik menunjukkan potensi sebagai pengendali gulma yang terbaik, baik pada tanaman kacang tanah, kacang kedelai, maupun buncis Kenya, yaitu pada perlakuan polikultur padi dengan tanaman kacang-kacangan dan mulsa jerami. Namun, sebagai agen daur ulang hara, tanaman buncis Kenya lebih efektif dalam melakukan proses daur ulang hara lebih cepat pada pertanaman polikultur dengan padi, baik pada perlakuan yang menggunakan mulsa jerami dan tidak. Secara keseluruhan, perlakuan polikultur padi + buncis Kenya + mulsa organik menjadi perlakuan terbaik sebagai pengendali gulma dan daur ulang hara karena mampu mengembalikan input N yang diberikan sebelum penanaman. Perlakuan tersebut juga menguntungkan secara ekonomi karena nilai NKL nya yang cukup tinggi, yaitu 1,4

English Abstract

Rice is a rice-producing food crop that plays an important role in the economy and socio-politics in Indonesia. As a staple food, rice is difficult to be replaced by other food ingredients that also have good nutritional value for the nutritional needs of the community. This is one of the effects of rice consumption propaganda in the green revolution era. Another impact of the green revolution is related to the use of chemicals and irrigation which causes an increase in the emission of harmful gases, such as methane gas, which contributes to climate change and environmental damage. In addition, flooding of rice fields limits farmers' options to rotate them with other commodities when demand for these commodities increases. Dry system rice cultivation can be an alternative to reduce greenhouse gas emissions and make it possible to rotate rice fields with other crops and vice versa without having to create more rice fields. However, productivity is still relatively low due to constraints, such as weed disturbance and low soil moisture to ensure the flow of nutrients to plants. Therefore, the use of legumes as intercrops and straw mulch as organic mulch can be a solution for dry system rice. The research was carried out in Sukoharjo Village, Kepanjen District, Malang City, East Java in October 2022 – February 2023. The tools that were used in the research are a meter, digital scale, Leaf Area Meter (LAM), soil tester, microscope, weed identification book, laboratory oven, and 1 x 1 m square frame. Meanwhile, the materials that were used are rice var. ciherang, peanuts var. takar 2, soybeans var. grobogan, beans var. Kenya, straw mulch, and goat manure. This research used a Randomized Block Design (RBD) method with 4 replications and 7 treatments, namely P = rice monoculture, PKT = rice + peanuts polyculture, PKK = rice + soybeans polyculture, PBK = rice + Kenya beans polyculture, PKTM = rice + peanuts + organic mulch polyculture, PKKM = rice + soybeans + organic mulch polyculture, PBKM = rice + Kenya beans + organic mulch polyculture. The combination of legumes and organic mulch showed the potential to be the best weed control, both for peanuts, soybeans, and Kenya beans, namely in the polyculture treatment of rice with legumes and straw mulch. However, as a nutrient recycling agent, the Kenya beans plant was more effective in carrying out the nutrient recycling process more quickly in polyculture with rice, both in the treatment using straw mulch and without. Overall, the polyculture treatment of rice + Kenya beans + organic mulch was the best treatment for weed control and nutrient recycling because it was able to restore the N input given before planting. This treatment is also economically beneficial because the NKL value is quite high, namely 1.4.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 10 Jan 2024 07:52
Last Modified: 10 Jan 2024 07:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207580
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Anggita Sekar Hayu.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item