engaruh Pengelolaan Pohon Penaung Kopi dan Pemupukan Terhadap Serapan dan Pengembalian Hara Tanaman pada Sistem Agroforestri Kopi Arabika (Coffea arabica) di UB Forest

Naufal Balangga, Muhammad and Dr. Lenny Sri Nopiani, SP., MP. and Syahrul Kurniawan, SP., MP., Ph.D. (2023) engaruh Pengelolaan Pohon Penaung Kopi dan Pemupukan Terhadap Serapan dan Pengembalian Hara Tanaman pada Sistem Agroforestri Kopi Arabika (Coffea arabica) di UB Forest. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman kopi khususnya kopi arabika (Coffea Arabica) merupakan salah satu jenis kopi yang dibudidayakan di Indonesia dan memiliki cita rasa terbaik dari jenis kopi lainnya. Maka dari itu tingkat permintaan dan konsumsi tergolong cukup tinggi pada jenis kopi arabika. Tanaman kopi tergolong jenis tanaman C3 yaitu tidak membutuhkan penyinaran penuh sehingga membutuhkan naungan. Agroforestri kopi yang berlokasi di UB Forest terdiri dari beberapa tegakan yaitu pohon mahoni dan pinus tetapi pohon pinus mendominasi. Pohon pinus di UB Forest berperan sebagai penaung dari tanaman kopi yang ada di bawahnya dan berfungsi dalam mengurangi masuknya intensitas cahaya matahari untuk tanaman kopi. Kerapatan naungan atau kanopi yang terlalu tinggi di UB Forest menjadi salah satu penyebab turunnya produksi kopi, selain itu manajemen hara melalui pemupukan juga belum tepat yang diterapkan oleh petani setempat. Petani setempat melaporkan bahwa produksi kopi di UB Forest pada tahun 2020 hanya sebesar 783 kg/ha. Rendahnya unsur P dan N juga diduga sebagai sebab turunnya produktivitas kopi di UB Forest. Maka dari itu diperlukan upaya untuk menangai permasalahan produktivitas kopi di UB Forest yaitu dengan manajemen naungan dan pemupukan yang tepat dan akan berpengaruh terhadap tingkat serapan dan pengembalian hara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh pengelolaan pohon penaung kopi dan pemupukan terhadap tingkat pengembalian hara melalui serasah dan serapan hara N, P, dan K. Serta menganalisis hubungan antara serapan dan pengembalian hara melalui serasah dengan pertumbuhan dan potensi produksi kopi arabika. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021 – Mei 2022 di UB Forest yang terletak di Dusun Sumberwangi, Desa Tawangargo, Karangploso, Kabupaten Malang kemudian dilanjutkan analisis laboratorium di Departemen Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Agustus 2022 – Septermber 2022. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari 3 faktor dan 4 ulangan. Faktor pertama merupakan pengelolaan pohon penaung yang terbagi menjadi trimming (T1) dan non trimming (T2). Faktor kedua adalah jenis pupuk yang terbagi menjadi tiga taraf yaitu pupuk organik (O), pupuk anorganik (I), dan pupuk campuran (M). Faktor ketiga ialah perbedaan dosis pupuk yang terbagi menjadi 3 dosis yaitu dosis petani (1), dosis rekomendasi Puslitkoka (2), dan dosis pergantian unsur hara (3). Parameter yang diamati meliputi diameter batang, kerapatan kanopi, biomassa, serasah kopi dan pinus, serapan hara (N, P, dan K), tingkat pengembalian hara (N, P dan K) melalui serasah, dan jumlah biji kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan manajemen naugan dan aplikasi berbagai jenis pupuk serta dosis pupuk berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap serapan hara dan pengembalian hara N, P, K melalui serasah pada tanaman kopi. Perlakuan trimming dengan jenis pupuk campuran dan dosis Puslitkoka memberikan hasil tertinggi pada serapan N sebesar 136,42 kg/ha, serapan P sebesar 31,55 kg/ha, dan serapan K sebesar 138,35 kg/ha. Sedangkan perlakuan non trimming dengan jenis pupuk organik dan dosis Puslitkoka memberikan hasil tertinggi pada tingkat pengembalian hara melalui serasah yaitu pada unsur N sebesar 80,61 kg/ha, unsur P sebesar 20,82 kg/ha, dan unsur K sebesar 91,81 kg/ha. Hasil korelasi antara tingkat serapan dan pengembalian hara N, P dan K terhadap berat basah kopi menunjukkan tidak berkorelasi nyata.

English Abstract

Coffee plants, especially Arabica coffee (Coffea Arabica) is a type of coffee cultivated in Indonesia and has the best taste of other types of coffee. Therefore, the level of demand and consumption is quite high for this type of Arabica coffee. Coffee plants are classified as C3 plant types, which do not require full irradiation so they require shade. The coffee agroforestry located in UB Forest consists of several stands, namely mahogany and pine trees, but pine trees predominate. The pine trees in UB Forest act as a shade for the coffee plants underneath and function to reduce the intensity of sunlight for the coffee plants. The density of shade or canopy that is too high in UB Forest is one of the reasons for the decrease in coffee production, besides that nutrient management through fertilization is not properly applied by local farmers. Local farmers report that coffee production in UB Forest in 2020 is only 783 kg/ha. The low nutrients of P and N are also suspected as the cause of decreased coffee productivity in UB Forest. Therefore, efforts are needed to deal with the problem of coffee productivity in UB Forest, namely with proper shading and fertilization management which will affect the level of nutrient uptake and return. The purpose of this study was to determine and evaluate the effect of coffee shade tree management and fertilization on nutrient return levels through litter and nutrient uptake of N, P, and K. As well as to analyze the relationship between nutrient uptake and return through litter and the growth and production potential of Arabica coffee. This research was conducted in November 2021 – May 2022 at UB Forest which is located in Sumberwangi Hamlet, Tawangargo Village, Karangploso, Malang Regency and then continued with laboratory analysis at the Department of Soil, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya in August 2022 – September 2022. The design used was the Design Randomized Factorial Group (RAKF) consisting of 3 factors and 4 replications. The first factor is the management of shade trees which are divided into trimming (T1) and non-trimming (T2). The second factor is the type of fertilizer which is divided into three levels, namely organic fertilizer (O), inorganic fertilizer (I), and mixed fertilizer (M). The third factor is the difference in fertilizer doses which are divided into 3 doses, namely farmer doses (1), Puslitkoka recommended doses (2), and nutrient replacement doses (3). Parameters observed included stem diameter, canopy density, biomass, coffee and pine litter, nutrient uptake (N, P, and K), rate of return of nutrients (N, P and K) through litter, and number of coffee beans. The results showed that the fertilizer management treatment and the application of various types of fertilizers and fertilizer doses had a significant effect on the level of nutrient uptake and nutrient return of N, P, K through the litter on coffee plants. Trimming treatment with mixed fertilizer types and Puslitkoka doses gave the highest yields of N uptake of 136.42 kg/ha, P uptake of 31.55 kg/ha, and K uptake of 138.35 kg/ha. While the non-trimming treatment with the type of organic fertilizer and Puslitkoka doses gave the highest yield at the level of nutrient return through the litter, namely the N element of 80.61 kg/ha, the P element of 20.82 kg/ha, and the K element of 91.81 kg /Ha. The results of the correlation between the absorption rate and the return of N, P and K nutrients on the fresh weight of coffee showed no significant correlation.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052304
Divisions:	Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User:	Unnamed user with username ismiatun
Date Deposited:	10 Jan 2024 07:53
Last Modified:	10 Jan 2024 07:53
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207577

Text (DALAM MASA EMBARGO) MUHAMMAD NAUFAL BALANGGA.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB)

Actions (login required)

View Item