MELINDA, ANADHEA and Dr. Rachman Hartono,, SP., MP. (2023) Perkembangan Harga Eceran Beberapa Jenis Bahan Pangan Pokok di Kota Malang Tahun 2023 Triwulan 2. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk keberlangsungan hidup. Harga komoditas bahan pangan yang berfluktuatif menjadi masalah bagi masyarakat. Artinya harga komoditas bahan pangan cenderung berubah-ubah dari waktu ke waktu. Faktor-faktor seperti perubahan musim panen, fluktuasi harga komoditas, kebijakan pemerintah, dan perubahan permintaan dan penawaran menjadi penyebab fluktuasi harga. Interaksi antara harga, pasar konsumen, dan bahan pangan dapat saling mempengaruhi sehingga mempengaruhi keterkendalian harga. Faktor-faktor seperti ketersediaan bahan pangan, permintaan bahan pangan, faktor musiman, perubahan pola konsumsi, pendapatan dan daya beli konsumen, faktor demografis, regulasi serta kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi keterkendalian harga (BKPerdag, 2019). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis perkembangan harga eceran harian dan tingkat disparitas pasar bahan pangan pokok, menganalisis perkembangan harga eceran bulanan bahan pangan pokok, menganalisis fluktuasi harga eceran bulanan bahan pangan pokok, dan menganalisis tingkat keterkendalian harga eceran bulanan bahan pangan pokok. Tingkat keterkendalian harga bahan pangan pokok akan dilihat melalui perkembangan tingkat harga dan fluktuasi harga. Tingkat harga akan diketahui dari harga acuan di tingkat konsumen yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Sedangkan, fluktuasi harga akan diketahui menggunakan skala koefisien variasi yang telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) oleh Kemendag. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif statistik dengan jenis data panel data dari SISKAPERBAPO. Penelitian ini difokuskan pada 10 komoditas bahan pangan pokok (daging ayam ras, telur ayam ras, kedelai impor, cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, tomat, wortel, dan buncis) di 6 Pasar Kota Malang (Pasar Dinoyo, Pasar Tawangmangu, Pasar OroOro Dowo, Pasar Besar, Pasar Blimbing, dan Pasar Klojen). Data mengenai perkembangan harga merupakan data harga harian SISKAPERBAPO yang diambil pada triwulan 2, yaitu April – Juni 2023. Analisis dalam penelitian ini menggunakan harga acuan untuk menghitung tingkat harga sedangkan koefisien variasi untuk menghitung tingkat disparitas harga dan fluktuasi harga sehingga dapat melihat tingkat keterkendalian harga bahan pangan pokok dan harga pasar. Berdasarkan perkembangan harga eceran harian dan tingkat disparitas pasar, hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan harga eceran harian komoditas bahan pangan pokok secara berurutan, dimulai dari komoditas yang memiliki fluktuasi paling tinggi hingga yang paling rendah adalah cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, bawang putih, bawang merah, buncis, tomat, daging ayam ras, wortel, dan kedelai impor. Sementara itu, Pasar Dinoyo dan Pasar OroOro Dowo menjadi pasar yang paling berfluktuaktif sepanjang periode. Tingkat disparitas harga terbagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama merupakan komoditas yang memiliki nilai disparitas rendah (<10%) yaitu komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan kedelai impor. Kelompok kedua merupakanviii komoditas yang memiliki nilai disparitas sedang (10%-20%) yaitu komoditas cabai merah besar, bawang merah, bawang putih, dan wortel. Sementara itu, kelompok tiga merupakan komoditas yang memiliki nilai disparitas tinggi (20-30%) yaitu komoditas buncis dan cabai rawit. Berdasarkan perkembangan harga eceran bulanan hasil penelitian menunjukkan perkembangan harga eceran bulanan bahan pangan pokok untuk periode April ke Mei komoditas yang mengalami nilai perubahan peningkatan terbesar ke terkecil berurutan adalah buncis, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, wortel, daging ayam ras, tomat, dan kedelai impor. Sementara itu, untuk periode Mei ke Juni komoditas yang memiliki peningkatan dari tertinggi ke terendah yaitu bawang putih, cabai rawit, wortel, tomat, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah besar, bawang merah, dan kedelai impor. Berdasarkan fluktuasi harga, hasil penelitian menunjukkan bahwa fluktuasi harga eceran bulanan pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit dan buncis memiliki nilai fluktuasi yang tinggi, sedangkan komoditas kedelai impor, cabai merah besar, bawang merah, bawang putih, tomat, dan wortel memiliki nilai fluktuasi yang rendah. Berdasarkan tingkat keterkendalian harga komoditas bahan pangan pokok dari segi fluktuasi yang memiliki tingkat keterkendalian tinggi yaitu komoditas kedelai impor, cabai merah, bawang merah, bawang putih, tomat, dan wortel, sementara dari segi tingkat harga tingkat keterkendalian tertinggi terjadi pada komoditas cabai merah besar dan cabai rawit sedangkan terendah adalah komoditas telur ayam ras. Untuk tingkat keterkendalian harga pasar dari sisi fluktuasi harga, Pasar Besar memiliki nilai tingkat keterkendalian tertinggi. Namun secara keseluruhan seluruh pasar memiliki nilai presentase fluktuasi yang tinggi.Sedangkan dari segi tingkat harga Pasar Tawangmangu memiliki nilai tingkat keterkendalian yang paling rendah dan Pasar Dinoyo memiliki tingkat keterkendalian tertinggi. Sementara itu, tingkat keterkendalian bulanan tertinggi dari sisi fluktuasi harga terjadi di bulan Juni dan terendah di bulan April sedangkan dari sisi tingkat harga bulan April memiliki tingkat keterkendalian tertinggi dan terendah di bulan Juni.
English Abstract
Food is one of the basic needs that must be met for survival. Fluctuating food commodity prices are a problem for the community. This means that food commodity prices tend to fluctuate from time to time. Factors such as changes in harvest seasons, fluctuations in commodity prices, government policies, and changes in demand and supply are the causes of price fluctuations. The interaction between prices, consumer markets and foodstuffs can influence each other so as to affect price control. Factors such as food availability, demand for food, seasonal factors, changes in consumption patterns, consumer income and purchasing power, demographic factors, regulations and government policies can affect price control (BKPerdag, 2019). This research was conducted with the aim of analyzing the development of daily retail prices and the level of market disparity of staple foods, analyzing the development of monthly retail prices of staple foods, analyzing fluctuations of monthly retail prices of staple foods, and analyzing the level of controllability of monthly retail prices of staple foods. The level of controllability of staple food prices will be seen through price level developments and price fluctuations. The price level will be known from the reference price at the consumer level set by the National Food Agency (Bapanas). Meanwhile, price fluctuations will be known using the coefficient of variation scale that has been determined by the Ministry of Trade's Key Performance Indicators (IKU). The method used in this study is descriptive statistics using the panel data type from SISKAPERBAPO. This research focused on 10 staple food commodities (chicken meat, chicken eggs, imported soybean, red chilli, cayenne pepper, shallot, garlic, tomato, carrot, and green bean) in 6 Malang City Markets (Dinoyo, Tawangmangu, Oro-Oro Dowo, Besar, Blimbing, and Klojen). Data regarding price developments is SISKAPERBAPO's daily price data taken in quarter 2, namely April – June 2023. The analysis in this study uses reference prices to calculate price levels while the coefficient of variation is to calculate the level of price disparity and price fluctuation so that it can see the level of controllability of staple food prices and market prices. Based on daily retail price developments and market disparity levels, the results show that the development of daily retail prices of staple food commodities sequentially, starting from the commodities that has the highest fluctuations to the lowest are red chilli, chicken egg, cayenne pepper, garlic, shallot, green bean, tomato, chicken meat, carrot and imported soybean. Meanwhile, Dinoyo Market and Oro-Oro Dowo Market were the most volatile markets throughout the period The level of price disparity is divided into three groups, the first group is a commodity that has a low disparity value (<10%), namely chicken meat, chicken egg, and imported soybean. The second group is a commodity that has a moderate disparity value (10% -20%), namely red chilli, shallot, garlic and carrot. Meanwhile, group three is a commodity that has a high disparity value (20-30%), namely green bean and cayenne pepper. Based on the development of monthly retail prices, the results of the study show the development of monthly retail prices of staple foods for the April to Mayx period, the commodities that experience the largest to smallest increase in value change are green bean, shallot, garlic, chicken egg, carrot, chicken meat, tomato, and imported soybean. Meanwhile, for the period from May to June, the commodities that increased from highest to lowest were garlic, cayenne pepper, carrot, tomato, chicken egg, chicken meat, red chilli, shallot and imported soybean. Based on price fluctuations, the results showed that monthly retail price fluctuations for chicken meat, chicken egg, cayenne pepper and green bean has high fluctuations, while imported soybean, red chilli, shallot, garlic, tomato and carrot has low fluctuations. Based on the level of controllability of the prices of staple food commodities in terms of fluctuations that have a high degree of controllability, namely imported soybean, red chilli, shallot, garlic, tomato and carrot, while in terms of price levels the highest level of control occurs in large red chilli and cayenne pepper while the lowest is the commodity of chicken egg. For the level of controllability of market prices in terms of price fluctuations, the Besar Market has the highest level of controllability. But overall, all markets have a high percentage fluctuation value. In terms of price level, Tawangmangu Market has the lowest controllability level and the Dinoyo Market has the highest controllability level. Meanwhile, the highest monthly controllability level in terms of price fluctuations occurred in June and the lowest was in April, while in terms of price levels in April, it has the highest and lowest controllability levels in June.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with username chikyta |
Date Deposited: | 10 Jan 2024 07:23 |
Last Modified: | 10 Jan 2024 07:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207517 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
ANADHEA MELINDA.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |