Dwi Cahyani., Riza and Prof.Dr.Ir. Kliwon Hidayat,, MS and Dr. Asihing Kustanti,, S.Hut., M.Si. (2023) Adopsi dan Difusi Inovasi Budidaya Melon (Cucumis Melo L.) dengan Teknologi Greenhouse di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
RINGKSAN Riza Dwi Cahyani. 216040401111006. Adopsi dan Difusi Inovasi Budidaya Melon (Cucumis Melo L.) dengan Teknologi Greenhouse di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Di bawah bimbingan Prof.Dr.Ir. Kliwon Hidayat, MS dan Dr. Asihing Kustanti, S.Hut., M.Si. Melon merupakan komoditas hortikultura yang memiliki peluang besar dan menjanjikan. Hal ini dikarenakan, nilai jual benih maupun buahnya cukup tinggi dibandingkan komoditas hortikultura yang lainnya (Prajnanta, 2004). Konsumsi melon semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang membutuhkan buah segar sebagai salah satu sumber gizi seharihari (Sobir dan Siregar, 2010). Tingkat konsumsi melon meningkat mendorong permintaan buah melon terus meningkat. Oleh karena itu petani perlu melakukan peningkatan produksi melon yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan melon para konsumen. Upaya dalam meningkatkan produksi melon, petani perlu melakukan adopsi inovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan petani melon di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar dalam meningkatkan produksi dan kualitas melon dengan cara mengadopsi inovasi rumah kaca dalam budidaya tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis proses adopsi inovasi rumah kaca, (2) menganalisis proses difusi inovasi rumah kaca dalam budidaya melon di Kecamatan Wates dan (3) menganalisis pendapatan petani melon yang menerapkan inovasi rumah kaca dan yang tidak mengadopsi inovasi greenhouse. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan. Teknik penentuan informan kunci menggunakan teknik purposive sampling dan informan pendukung menggunakan sampling bola salju. Sedangkan untuk teknik penentuan sampel kuantitatif menggunakan propotional random sampling. Metode pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Metode analisis data kualitatif menggunakan model interaktif Miles Huberman dan Saldana (2014), sedangkan untuk data kuantitatif metode analisis pendapatan dan kelayakan usahatani. Metode keabsahan data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses adopsi inovasi rumah kaca di Kecamatan Wates dimulai dari petani tertarik untuk melakukan inovasi karena melihat kondisi sekitar yang menghadapi beberapa masalah akibat adanya perubahan iklim. Petani mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan cara mencari informasi mengenai inovasi rumah kaca dalam budidaya melon dengan cara berdiskusi bersama dan mencari informasi melalui buku, literatur dan media youtube. Petani tertarik dengan inovasi rumah kaca setelah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan melihat secara langsung proses budidaya melon. Petani menganggap rumah kaca memiliki banyak keunggulan dan sesuai dengan kebutuhan petani di Kecamatan Wates. Namun, ada beberapa petani terkendala dalam permodalan. Ada pula petani yang menolak mengadopsi rumah kaca karena petani menganggap rumah kaca memperlukan modal awal yang besar dan hanya dapat digunakan untuk budidaya tanaman tertentu. Pada awalnya petani melakukan uji coba menerapkan rumah kaca dengan luasan yang relatif kecil. Kemudian seiring waktu sebagian besar petani mengimplementasikan inovasi rumah kaca pada skala yang lebih luas. Namun, ada pula petani yang tidak melanjutkan inovasi rumah kaca karena petani kurang dapat mengelola keuangan, penurunan fungsi plasitik UV serta kondisi lahan yang mengalami penurunan kesuburan akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Inovasi rumah kaca dalam budidaya melon mulai hadir pada tahun 2016. Inovasi rumah kaca dalam budidaya melon diinisiasi oleh salah satu petani. Pada awal perkembangan inovasi vi ix rumah kaca diperkenalkan dengan cara getuk tular. Petani juga memperkenalkan inovasi rumah kaca dan memasarkan produk melon yang dihasilkannya melalui media sosial seperti whatsapp, facebook, instagram, tiktok dan youtube. Melalui media sosial tersebut banyak mitra yang ingin bergabung dan mengembangkan inovasi rumah kaca di daerahnya. Pemerintah juga ikut serta dalam memperkenalkan produksi melon yang dihasilkan di dalam rumah kaca dengan cara menyelenggarakan acara agro festival dan bazar di Kabupaten Blitar. Penyebaran inovasi rumah kaca semakin pesat, sehingga menarik media pertelevisian untuk ikut meliput petani dalam proses budidaya melon di dalam rumah kaca. Pendapatan petani melon yang menerapkan rumah kaca lebih tinggi 57,39% dibandingkan petani melon yang tidak menerapkan rumah kaca dengan selisih Rp18.180.758,34. Budidaya melon dengan menggunakan inovasi rumah kaca maupun tidak menggunakan rumah kaca memiliki nilai R/C ratio lebih dari 1 yang artinya keduanya layak untuk dikembangkan.
English Abstract
SUMMARY Riza Dwi Cahyani. 216040401111006. Adoption and Diffusion of Melon (Cucumis Melo L.) Cultivation Innovations with GreenhouseTechnology in Wates District, Blitar Regency. Di bawah bimbingan Prof.Dr.Ir. Kliwon Hidayat, MS dan Dr. Asihing Kustanti, S.Hut., M.Si. Melons are a horticultural commodity that has great and promising opportunities. This is because the selling value of seeds and fruit is quite high compared to other horticultural commodities (Prajnanta, 2004). Melon consumption is increasing along with the increasing number of Indonesian people who need fresh fruit as a source of daily nutrition (Sobir and Siregar, 2010). The increasing level of melon consumption has pushed the demand for melons to continue to increase. Therefore, farmers need to increase the production of quality melons to meet consumers' melon needs. Efforts to increase melon production by farmers need to adopt innovation. One of the innovations of melon farmers in Wates District, Blitar Regency is increasing melon production and quality by adopting greenhouse innovations in plant cultivation. The objectives of this research are (1) to analyze the adoption process of greenhouse innovation, (2) to analyze the process of diffusion of greenhouse innovation in melon cultivation in Wates District and (3) to analyze the income of melon farmers who implement greenhouse innovation and those who do not adopt greenhouse innovation. The method used in this research is a combined method. The technique for determining key informants used purposive sampling technique and supporting informants used snowball sampling. Meanwhile, the quantitative sampling technique uses propotional random sampling. Data collection methods are observation, interviews, documentation and literature study. The qualitative data analysis method uses the interactive model of Miles Huberman and Saldana (2014), while for quantitative data the income and farming feasibility analysis method is used. Data validity method using source triangulation. The research results show that the process of adopting greenhouse innovation in Wates District started with farmers interested in carrying out innovation because they saw the surrounding conditions which were facing several problems due to climate change. Farmers are looking for solutions to these problems by looking for information about greenhouse innovations in melon cultivation by discussing together and looking for information through books, literature and YouTube media. Farmers became interested in greenhouse innovation after collecting information from various sources and seeing firsthand the melon cultivation process. Farmers consider greenhouses to have many advantages and suit the needs of farmers in Wates District. However, there are some farmers who are constrained by capital. There are also farmers who refuse to adopt greenhouses because they think greenhouses require large initial capital and can only be used for cultivating certain plants. Initially, farmers tried to implement a greenhouse with a relatively small area. Then over time most farmers implemented greenhouse innovations on a wider scale. However, there are also farmers who do not continue with greenhouse innovations because farmers are unable to manage finances, the function of UV plastic has decreased and the condition of the land has decreased fertility due to excessive use of chemical fertilizers. Greenhouse innovation in melon cultivation began to appear in 2016. Greenhouse innovation in melon cultivation was initiated by one of the farmers. At the beginning of the development of greenhouse innovation, it was introduced using the getuk tular method. Farmers also introduce greenhouse innovations and market the melon products they produce through social media such as WhatsApp, viii xi Facebook, Instagram, TikTok and YouTube. Through social media, many partners want to join and develop greenhouse innovations in their regions. The government is also participating in introducing the production of melons produced in greenhouses by holding agro festivals and bazaars in Blitar Regency. The spread of greenhouse innovations is increasingly rapid, attracting television media to cover farmers in the process of cultivating melons in greenhouses. The income of melon farmers who implement greenhouses is 57,39% higher than melon farmers who do not implement greenhouses with a difference of IDR 18.180.758,34. Melon cultivation using greenhouse innovations or not using a greenhouse has an R/C ratio value of more than 1, which means both are suitable for development. ix
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 042304 |
Divisions: | S2/S3 > Magister Sosiologi, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username saputro |
Date Deposited: | 10 Jan 2024 06:21 |
Last Modified: | 10 Jan 2024 06:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207407 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
RizadwiI Cahyani.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |