Studi Analisis Tingkat Bahaya Erosi dan Arahan Penggunaan Lahan di Sub DAS Bango Berbasis Sistem Informasi Geografis.

Prof. Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS., IPM and Dr. Linda Prasetyorini, ST., MT. (2023) Studi Analisis Tingkat Bahaya Erosi dan Arahan Penggunaan Lahan di Sub DAS Bango Berbasis Sistem Informasi Geografis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan jumlah penduduk yang semakin hari semakin bertambah dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, maka berdampak pada eksplorasi dan ekspoitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan pada lingkungan. Kegiatan eksploitasi dan eksplorasi pada Sub DAS Bango berakibat pada perubahan tata guna lahan. Pemanfaatan tata guna lahan yang tidak optimal akan menyebabkan peningkatan laju erosi. Sehingga diperlukan pemetaan laju erosi beserta tingkat bahaya erosi yang kemudian dapat diberikan skenario tata guna lahan baru yang sesuai dengan kaidah konservasi. Perhitungan laju erosi dalam studi ini menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan bantuan ArcMap 10.4. penyusunan studi diawali dengan pengumpulan data sekunder yang diperlukan, seperti data hujan dan lokasi stasiun hujan, peta Digitan elevation Model (DEM), peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), peta citra satelit, peta jenis tanah, dan peta kedalaman solum tanah. Selanjutnya data-data tersebut diolah sehingga didapatkan nilai laju erosi dan tingkat bahaya erosi. Dari hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dibuat arahan penggunaan lahan sesuai dengan pedoman “Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah” (RLKT) dari Departemen Kehutanan yang digunakan sebagai acuan pembuatan skenario tata guna lahan baru untuk mereduksi laju erosi Sub DAS Bango. Dari hasil perhitungan laju erosi Sub DAS Bango dengan landasan peta tata guna lahan tahun 2022 didapatkan nilai laju erosi sebesar 90,978 to/ha/thn atau 7,582 mm/thn dimana nilai tersebut melebihi nilai maksimum erosi diperbolehkan di indonesia sebesar 2,5 mm/thn. Hasil analisis Tingkat Bahaya Erosi berdasarkan Indeks Bahaya Erosi diperoleh tingkat keritisan lahan dengan lahan potensial kritis seluas 75,35% dari luas total Sub DAS Bango, lahan semi kritis seluas 2,81%, lahan kritis seluas 8,87%, dan lahan sangat kritis seluas 13,67%. Arahan penggunaan lahan disusun berdasarkan kriteria dari Rehabilitasi Lahan dan Kekritisan Tanah (RLKT) Departemen Kehutanan. Penyusunan skenario tata guna lahan baru difokuskan pada kondisi kerkitisan lahan kritis dan sangat kritis, skenario perubahan xii pada kawasan lindung, dan pertimbangan pengelolaan dan konservasi lahan (CP) pada kawasan penyangga dan budidaya. Penyusunan tata guna lahan baru disimulasikan kedalam tiga skenario tata guna lahan baru, skenario satu dapat mereduksi 84,167%, skenario dua dapat mereduksi 89,215%, dan skenario tiga dapat mereduksi 90,438%.

English Abstract

The increasing population growth and limited job opportunities have led to the exploration and exploitation of natural resources without considering the environmental impacts. The exploitation and exploration activities in the Bango Sub-Watershed have resulted in changes in land use. Suboptimal land use will lead to an increase in erosion rates. Therefore, mapping erosion rates and erosion hazard levels are needed, followed by the development of new land use scenarios that comply with conservation principles. The calculation of erosion rates in this study uses the Universal Soil Loss Equation (USLE) model with the assistance of ArcMap 10.4. The study begins with the collection of necessary secondary data, such as rainfall data and rainfall station locations, Digital Elevation Model (DEM) maps, Indonesian Landform maps, satellite imagery maps, soil type maps, and soil depth maps. These data are then processed to obtain erosion rate values and erosion hazard levels. According to these calculations, land use guidelines are developed according to the "Land Rehabilitation and Soil Conservation" (RLKT) guidelines from the Ministry of Forestry, which are used as a reference for creating new land use scenarios to reduce erosion rates in the Bango Sub-Watershed. The calculation results of erosion rates in the Bango Sub-Watershed using the 2022 land use map indicate an erosion rate of 90,978 ton/ha/year or 7,582 mm/year, which exceeds the maximum allowed erosion rate in Indonesia of 2.5 mm/year. The analysis of Erosion Hazard Levels based on the Erosion Hazard Index shows that the land has a critical potential covering 75.35% of the total area of the Bango Sub-Watershed, semi-critical land covering 2.81%, critical land covering 8.87%, and highly critical land covering 13.67%. Land use guidelines are prepared based on the criteria of Land Rehabilitation and Soil Criticism (RLKT) from the Ministry of Forestry. The development of new land use scenarios focuses on areas with critical and highly critical land conditions, scenario changes in protected areas, and considerations for land management and conservation (CP) in buffer xiv and cultivation areas. The development of new land use plans is simulated into three scenarios: scenario one can reduce erosion by 84.167%, scenario two can reduce erosion by 89.215%, and scenario three can reduce erosion by 90.438%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: Perubahan tata guna lahan, Erosi, USLE, Arahan penggunaan lahan, Skenario tata guna lahan baru, Land Use Change, Erosion, USLE, Land Use Guidelines, New Land Use Scenarios.
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 10 Jan 2024 06:01
Last Modified: 10 Jan 2024 06:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207390
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
MUHAMAD FARID NURKHOLIS.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (10MB)

Actions (login required)

View Item View Item