Dari Pandangan Struktural Menuju Pengakuan Kultural Studi Desa Inklusi Pakisaji,Kabupaten Malang.

Pradanaya, Athallah Elang and Hatib Abdul Kadir, S.Ant M.A (2023) Dari Pandangan Struktural Menuju Pengakuan Kultural Studi Desa Inklusi Pakisaji,Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Desa Inklusi bertujuan menciptakan masyarakat yang setara baik hak, peluang, dan akses yang menunjang kehidupan difabel. Ini merupakan langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan secara sosial. Salah satu Desa Inklusi di Kabupaten Malang berada di Desa Pakisaji. Penelitian ini berupaya untuk melihat bagaimana pengakuan dijalankan di Desa Inklusi Pakisaji baik dari ranah administrasi maupun ranah kultural masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik penulisan etnografi. Data dalam penelitian ini didapatkan dari observasi partisipasi dan wawancara mendalam, serta dianalisis menggunakan teori pengakuan atau rekognisi. Hasil dari riset ini menunjukkan bahwa pengakuan administrasi masih terhambat oleh infrastruktur yang kurang memadai, kurangnya data disabilitas, serta akses terbatas untuk kesehatan dan pendidikan. Pengakuan kultural juga terbatas pada rasa kasihan, dan stigma terhadap penyandang disabilitas. Kaitan antara ranah kultural dan struktural terlihat dalam pemahaman masyarakat yang cenderung melihat disabilitas sebagai objek kasihan. Dalam konteks sosial yang lebih luas seperti masyarakat Jawa, cinta kasih yang diberikan kepada individu difabel seringkali bukan cinta sejati, melainkan rasa belas kasihan. Ini berdampak pada mobilitas sosial, ekonomi, dan psikologis penyandang disabilitas.

English Abstract

Desa Inklusi aim to create a society where the rights, opportunities, and access that support the lives of people with disabilities are equal. This is a crucial step in building a more inclusive and attaining social justice. One of these Desa Inklusi is located in the Pakisaji Village of Malang Regency. This research strives to examine how recognition is implemented in Desa Inklusi Pakisaji, both in the administrative and cultural domains. The research employs a qualitative method with ethnographic writing techniques. Data was gathered through participant observation and in-depth interviews, and it was analyzed using the theory of recognition. The results of the study indicate that administrative recognition faces obstacles such as inadequate infrastructure, a lack of disability-related data, and limited access to healthcare and education. Cultural recognition is also confined to feelings of pity or in javanese is called mesake and societal stigma towards individuals with disabilities. The interconnectedness between the cultural and structural domains is evident in the community's tendency to perceive disabilities as objects of pity. In a broader social context, such as in Javanese society, the compassion extended to disabled individuals often falls short of genuine love; it is often characterized by a sense of pity. This has negative implications for the social, economic, and psychological mobility of people with disabilities.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052312
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: maria
Date Deposited: 10 Jan 2024 04:54
Last Modified: 10 Jan 2024 04:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207376
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Athallah Elang Pradanaya.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (12MB)

Actions (login required)

View Item View Item