Analisis Baanjir Akibat Keruntuhan Bendungan Ameroro Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Dengan Menggunakan Aplikasi HEC-RAS.

Saranani, Muh. Rivan and Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU., ASEAN Eng and Muhammad Amar Sajali, ST., MT., M. Eng., Ph.D. (2023) Analisis Baanjir Akibat Keruntuhan Bendungan Ameroro Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Dengan Menggunakan Aplikasi HEC-RAS. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bendungan merupakan bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung air limbah tambang, atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk. Pembangunan sebuah bendungan selain ditujukan untuk memperoleh manfaat tertentu juga menyimpan potensi keruntuhan yang dapat menyebabkan kerugian besar. Penyebab keruntuhan bendungan urugan seringkali disebabkan oleh overtopping dan juga piping. Keruntuhan bendungan akibat overtopping terjadi karena melimpahnya air pada waduk melalui tubuh bendungan, sedangkan keruntuhan bendungan akibat piping tidak bisa dipastikan awal mula lokasinya dikarenakan gerusan yang diakibatkan oleh rembesan terjadi di dalam tubuh bendungan. Maka perlu dilakukan studi analisa keruntuhan bendungan yang nantinya dapat diketahui bencana serta wilayah-wilayah yang terkena dampak bencana. Bendungan Ameroro merupakan tipe bendungan urugan tanah yang berada di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Bendungan ini berpotensi menyebabkan bencana besar jika mengalami keruntuhan bendungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan maksimum, pemetaan kedalaman daerah genangan banjir, dan klasifikasi tingkat bahaya risiko bencana pada wilayah yang terdampak akibat terjadinya keruntuhan Bendungan Ameroro dengan menggunakan aplikasi HECRAS. Pada hasil analisis menunjukkan debit banjir maksimum PMF dari metode HSS Nakayasu sebesar 1583,480 m3/dtk, maka dilakukan simulasi keruntuhan bendungan akibat overtopping dan piping menggunakan HEC-RAS. Hasil simulasi keruntuhan tersebut didapatkan luas genangan banjir pada kondisi overtopping seluas 102,075 km2 dengan kedalaman banjir maksimum 29,94 m. Pada kondisi piping atas pada bagian hilir luasan banjir seluas 87,227 km2, kondisi piping tengah terdapat luasan banjir seluas 86,720 km2, dan kondisi piping bawah terdapat luasan banjir seluas 86,667 km2. Hasil analisis klasifikasi tingkat bahaya akibat keruntuhan Bendungan Ameroro diklasifikasikan sebagai zona bahaya tingkat tinggi dengan jarak jangkauan banjir 5-20 km dari bendungan.

English Abstract

Dam is a building in the form of landfill, rock bricks, concrete, and stone pairs built to hold and hold the water, it also can be built for withstand and hold waste water, or hold mud so that a reservoir is formed. The beside to obtain certain benefits, has a potential collapse which can cause large losses. According to research, the cause of homogeneous dam break is overtopping and piping. Dam break due to overtopping occurs because of the overflow water in the reservoir through the body of the dam. In the other hand, the collapse of the dam due to piping can not be ascertained by the initial collapse location due to scour caused by seepage occuring inside the dam’s body. Therefore, of the dam break it is necessary to analyze the collapse of the dam to know the disaster and affected areas caused by dam break. The Ameroro Dam is a type of earth-filled dam located in Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province. This dam has the potential to cause significant disasters if it were to collapse. The aim of this research is to determine the magnitude of the maximum design flood discharge, map the depth of flood inundation areas, and classify the level of disaster risk associated with the impact of the Ameroro Dam break using HEC-RAS. The analysis results indicate that the maximum flood discharge PMF from the HSS Nakayasu method is 1583.480 m3/s, followed by the simulation of dam break due to overtopping and piping using HEC-RAS. The results of this dam break simulation show that the flood inundation area under overtopping conditions is 102.075 km2 with a maximum flood depth of 29.94 m. Under upper piping conditions, the flooded area is 87.227 km2, under middle piping conditions, there is a flooded area of 86.720 km2, and under lower piping conditions, the flooded area is 86.667 km2. The results of the disaster risk classification analysis due to the Ameroro Dam break classify it as a high-risk zone with a flood reach distance of 5-20 km from the dam.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: Banjir, Keruntuhan Bendungan, HEC-RAS, Flood, Dam Break, HEC-RAS.
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 10 Jan 2024 03:50
Last Modified: 10 Jan 2024 03:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207209
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
MUH. RIVAN SARANANI.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (14MB)

Actions (login required)

View Item View Item