Fiko, Virgin Septarina and Wisnu Sasongko,, ST., MT. (2023) Pengembangan Jalur Pedestrian di Jalan Tunjungan Menggunakan Konsep Walkable Street. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Karakteristik lingkungan fisik, kualitas urban design, dan reaksi individu menjadi menentukan walkability pada suatu jalur pedestrian. Dengan mengkaji pilihan masyarakat mengenai kualitas desain perkotaan, diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana kualitas desain perkotaan dapat mempengaruhi walkability pada suatu tempat. Pemerintah Surabaya gencar melakukan pembangunan fasilitas publik guna memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat, yang mana salah satunya terkait pembangunan jalur pedestrian. Pembangunan fasilitas publik yang menjadi perhatian khusus pemerintah Kota Surabaya salah satunya Jalan Embong Malang. Jalan strategis Kota Surabaya ini terletak pada deretan bangunan komersial seperti mal, hotel, dan pusat perdagangan lainnya pada kedua sisi jalan. Kedua sisi memiliki perbedaan fasilitas pelengkap jalur pedestrian yang signifikan dan juga kondisi beberapa fasilitas pelengkap belum sesuai standar. Selain itu, masih terdapat penyalahgunaan fungsi jalur pedestrian Jalan Embong Malang seperti parkir dan untuk lalu lintas kendaraan sehingga mempengaruhi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pejalan kaki. Jalur pedestrian Jalan Embong Malang masih belum memiliki keragaman desain visual dan tidak ada keterpaduan elemen fisik jalur pedestrian. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap perilaku berjalan kaki di jalur pedestrian Jalan Embong Malang serta penilaian masyarakat terhadap keramahan koridor Jalan Embong Malang untuk dilalui pejalan kaki. Oleh karena itu, pada penelitian ini dikaji terkait bagaimana pengaruh kualitas urban design dalam terbentuknya walkability di koridor Jalan Embong Malang. Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana data penelitian yang dikumpulkan berbentuk angka-angka dari hasil kuesioner yang merupakan data ordinal, yang mana kemudian diubah menjadi data interval untuk dapat digunakan melakukan analisis menggunakan statistik yakni analisis regresi linier berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas urban design terhadap walkability diantaranya adalah walkability (Y) dan kualitas urban design (X). Dimana akan dicari pengaruh dari masing-masing imageability (X1), legibility (X2), enclosure (X3), human scale (X4), linkage (X5), transparency (X6), complexity (X7), dan conherence (X8) terhadap walkability (Y). Pada penelitian ini akan diketahui dari variabel tersebut variabel mana yang paling berpengaruh terhadap walkability pada koridor Jalan Embong Malang. Penelitian ini menggunakan survei primer berupa observasi dan kuesioner. Kuesioner dilakukan kepada sampel sebanyak 98 responden. Pada penelitian ini, sampel didapatkan dari pejalan kaki yang kebetualan ditemui saat peneliti melaksanakan survei dan sampel diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kualitas urban design sendiri terdiri dari imageability, legibility, enclosure, human scale, linkage, transparency, complexity, dan coherence (Ewing & Clemente, 2013). Setelah dilakukan analisis regresi berganda, didapatkan hasil bahwa pada Koridor Jalan Embong Malang kualitas urban design yang berpengaruh signifikan terhadap walkability adalah variabel complexity (X7), coherence (X8), legibility (X2), linkage (X5), human scale (X4), dan imageability (X1). Variabel yang tidak berpengaruh terhadap walkability pada koridor adalah enclosure (X3) dan transparency (X6). Enclosure menjadi tidak berpengaruh dikarenakan dimensi horizontal utamanya lebar jalan yang sangat lebar tidak sebanding dengan dimensi vertikal atau tinggi bangunan sehingga ruang kehilangan ketertutupan. Transparency tidak berpengaruh dikarenakan mayoritas perdagangan dan jasa di koridor adalah percetakan, yang mana tidak membutuhkan visual aktivitas di dalam bangunan dapat terlihat dari jalur pedestrian sehingga pejalan kkai tidak mengganggap penting dan tidak berpengaruh terhadap keramahan koridor untuk dilalui pejalan kaki. Complexity memiliki pengaruh terbesar tehadap walkability dimana keragaman aktivitas guna lahan pada koridor Jalan Embong Malang menjadi hal yang penting terhadap jalur pedestrian menjadi ramah untuk pejalan kaki dikarenakan keberagaman aktivitas dapat memudahkan pejalan kaki memenuhi kebutuhannya dalam satu koridor. Variabel yang pengaruhnya paling kecil adalah imageability, dimana kualitas tempat yang mudah dikenali dan mudah diingat mempengaruhi keramahan jalur pedestrian untuk dilalui namun bukan hal yang berpengaruh besar pada studi kasus Koridor Jalan Embong Malang ini
English Abstract
The characteristics of the physical environment, the quality of urban design, and individual reactions determine the walkability of a pedestrian path. By examining people's choices regarding the quality of urban design, it is hoped that it can provide an understanding of what and how the quality of urban design can influence the walkability of a place. The Surabaya government is aggressively building public facilities to meet the mobility needs of the community, one of which is related to the construction of pedestrian paths. The construction of public facilities that is of particular concern to the Surabaya City government is Jalan Embong Malang. This strategic road in the city of Surabaya is located on a row of commercial buildings such as malls, hotels and other trade centers on both sides of the road. The two sides have significant differences in complementary facilities for pedestrian paths and also the condition of some complementary facilities is not up to standard. Apart from that, there is still misuse of the function of the Jalan Embong Malang pedestrian path, such as parking and for vehicle traffic, which affects the security, safety and comfort of pedestrians. The pedestrian path on Jalan Embong Malang still does not have a variety of visual designs and there is no integration of the physical elements of the pedestrian path. This will of course affect walking behavior on the Jalan Embong Malang pedestrian path as well as the public's assessment of the friendliness of the Jalan Embong Malang corridor for pedestrians. Therefore, in this research we examine how the quality of urban design influences the formation of walkability in the Jalan Embong Malang corridor. This research includes research that uses quantitative research methods where the research data collected is in the form of numbers from questionnaire results which are ordinal data, which are then converted into interval data so that they can be used to carry out analysis using statistics, namely multiple linear regression analysis. The variables used in this research to determine the effect of urban design quality on walkability include walkability (Y) and urban design quality (X). Where the influence of each imageability (X1), legibility (X2), enclosure (X3), human scale (X4), linkage (X5), transparency (X6), complexity (X7), and consistency (X8) on walkability (Y). In this research, it will be known from these variables which variables have the greatest influence on walkability in the Jalan Embong Malang corridor. This research uses a primary survey in the form of observations and questionnaires. The questionnaire was administered to a sample of 98 respondents. In this study, samples were obtained from pedestrians who happened to be encountered when researchers carried out a survey and the samples were asked to fill out the questionnaire that had been provided. The quality of urban design itself consists of imageability, legibility, enclosure, human scale, linkage, transparency, complexity, and coherence (Ewing & Clemente, 2013). After carrying out multiple regression analysis, the results obtained were that in the Jalan Embong Malang Corridor, the quality of urban design that had a significant effect on walkability was the variables complexity (X7), coherence (X8), legibility (X2), linkage (X5), human scale (X4), and imageability (X1). Variables that do not affect walkability in corridors are enclosure (X3) and transparency (X6). The enclosure has no effect because the horizontal dimensions, especially the very wide width of the road, are not comparable to the vertical dimensions or height of the building so that the space loses its closure. Transparency has no effect because the majority of trade and services in the corridor are printing, which does not require visual activities in the building that can be seen from the pedestrian path so that pedestrians do not consider it important and does not affect the friendliness of the corridor for pedestrians. Complexity has the biggest influence on walkability where the diversity of land use activities in the Jalan Embong Malang corridor is important for pedestrian paths to be pedestrian friendly because the diversity of activities can make it easier for pedestrians to meet their needs in one corridor. The variable with the smallest influence is imageability, where the quality of a place that is easy to recognize and easy to remember influences the friendliness of the pedestrian path to pass through but is not something that has a big influence in this case study of the Jalan Embong Malang Corridor.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052307 |
Uncontrolled Keywords: | Walkability; Kualitas Urban Design; Jalur Pedestrian - Walkability; Urban Design Qualities; Pedestrian Path |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota |
Depositing User: | Unnamed user with username pratiwi |
Date Deposited: | 11 Jan 2024 01:43 |
Last Modified: | 11 Jan 2024 01:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207125 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fiko Virgin Septarina.pdf Download (15MB) |
Actions (login required)
View Item |