Analisis Keberlanjutan Usahatani Kunyit Organik di Desa Tarokan Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.

Dwi Amelia, Rida and Dr. Rita Parmawati,, SP., ME. and Dr. Fadli Mulyadi,, SP., MP. (2023) Analisis Keberlanjutan Usahatani Kunyit Organik di Desa Tarokan Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

RINGKASAN RIDA DWI AMELIA. 195040100113011. Analisis Keberlanjutan Usahatani Kunyit Organik di Desa Tarokan Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Di bawah bimbingan Dr. Rita Parmawati, SP., ME. dan Dr. Fadli Mulyadi, SP., MP. Keberlanjutan pertanian merupakan konsep yang penting dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, kelangkaan sumber daya, dan masalah pangan. Pertanian organik merupakan salah satu upaya untuk menerapkan keberlanjutan pertanian dengan melestarikan alam supaya tidak tercemar pestisida. Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah yang memproduksi tanaman biofarmaka yang tinggi khususnya tanaman kunyit. Produksi tanaman kunyit di Kecamatan Tarokan ini tidak hanya menggunakan sistem pertanian anorganik melainkan juga sistem pertanian organik. Namun untuk usahatani kunyit dengan sistem pertanian organik masih tergolong rendah. Selain itu setiap tahun masih ada petani yang gagal sertifikasi organik karena faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan sertifikasi yaitu adanya paparan kimia sehingga perlu adanya strategi yang baik untuk mengembangkan usahatani kunyit organik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penentuan lokasi secara purposive di Desa Tarokan Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan yaitu metode stratified sampling. Banyaknya jumlah responden yang menentukan populasi ditentukan menggunakan sensus dan rumus Slovin dengan tingkat eror 15% menghasilkan jumlah 57 responden. Responden pada penelitian ini terdiri dari petani kunyit organik dan anorganik. Petani kunyit organik berjumlah 21 orang yang mana semua dijadikan sampel dan sisanya 36 sampel diambil dari petani kunyit anorganik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis usahatani dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh petani kunyit organik dalam 1 ha lahan yaitu Rp. 75.331.750,-, sedangkan untuk petani anorganik keuntungannya sebesar Rp. 54.993.750,-. Secara keseluruhan petani kunyit memiliki nilai R/C Ratio lebih dari 1 sehingga dapat diartikan layak untuk dikembangkan. Pada usahatani kunyit organik memiliki nilai R/C ratio 7,56 sedangkan usahatani kunyit anrganik memiliki nilai 3,49. Selanjutnya pada hasil analisis SWOT bentuk strategi yang baik digunakan dalam usaha pengembangan usahatani kunyit organik Desa Tarokan yaitu strategi WO (Weakness and Opportunities). Strategi ini memanfaatkan peluang untuk meminimalisir kelemahan yang ada dengan tujuan agar usahatani kunyit organik dapat berkelanjutan. Strategi yang direkomendasikan yaitu strategi turn-round. Berdasarkan strategi WO menghasilkan 4 strategi yaitu : jaringan pemasaran yang luas dan harga kunyit yang tinggi dapat mengubah perserpsi masyarakat bahwa kunyit organik lebih menguntungkan, memberikan penyuluhan mengenai penggunaan media sosial pada petani, mengedukasi masyarakat tentang usahatani kunyit organik dan kontribusi terhadap lingkungan, meningkatkan kapasitas produksi dengan meningkatkan investasi dalam infastruktur pertanian Kata kunci: organik, usahatani, SWOT, R/C Ratio, turn-round

English Abstract

SUMMARY RIDA DWI AMELIA. 195040100113011. Analysis of Organic Turmeric Farming Sustainability in Tarokan Village Tarokan District Kediri Regency. Under the guidance of Dr. Rita Parmawati, SP., ME. and Dr. Fadli Mulyadi, SP., MP. Agricultural sustainability is an important concept in facing global challenges such as climate change, loss of biodiversity, scarcity of resources, and food problems. Organic farming is one of the efforts to implement agricultural sustainability by preserving nature so that it is not polluted by pesticides. Kediri Regency is one of the areas that produce high biopharmaceutical plants, especially turmeric plants. The production of turmeric plants in Tarokan District does not only use inorganic farming systems but also organic farming systems. However, for turmeric farming with an organic farming system it is still relatively low. In addition, every year there are still farmers who fail organic certification due to internal and external factors. One of the factors that influence the failure of certification is chemical exposure, so there is a need for a good strategy to develop organic turmeric farming. This study used a quantitative approach by purposively determining the location in Tarokan Village, Tarokan District, Kediri Regency which was in accordance with the research objectives. The sampling method used is stratified sampling method. The number of respondents that determines the population is determined using the census and the Slovin formula with an error rate of 15% resulting in a total of 57 respondents. Respondents in this study consisted of organic and inorganic turmeric farmers. There were 21 organic turmeric farmers in which all were sampled and the remaining 36 samples were taken from inorganic turmeric farmers. The data analysis technique used in this research is farming analysis and SWOT analysis. The results showed that the profit obtained by organic turmeric farmers in 1 ha of land was Rp. 75,331,750, -, while for inorganic farmers the profit is Rp. 54,993,750,-. Overall turmeric farmers have an R/C Ratio value of more than 1 so that it can be interpreted as feasible for development. Organic turmeric farming has an R/C ratio of 7.56 while inorganic turmeric farming has a value of 3.49. Furthermore, on the results of the SWOT analysis, a good strategy is used in the development of organic turmeric farming in Tarokan Village, namely the WO (Weakness and Opportunities) strategy. This strategy takes advantage of opportunities to minimize existing weaknesses with the aim that organic turmeric farming can be sustainable. The recommended strategy is the turn-round strategy. Based on the WO strategy, it produces 4 strategies, namely: an extensive marketing network and high turmeric prices can change people's perceptions that organic turmeric is more profitable, provide counseling on the use of social media to farmers, educate the public about organic turmeric farming and contribution to the environment, increase production capacity by increasing investment in agricultural infrastructure

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Uncontrolled Keywords: organic, farming, SWOT, R/C Ratio, turn-round
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with username saputro
Date Deposited: 10 Jan 2024 01:59
Last Modified: 10 Jan 2024 01:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/207015
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rida Dwi Amelia.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item