Pola Kemitraan Pt Pameling Agro Nusantara Dengan Petani Alpukat Pameling (Parsea Americana) (Studi Kasus Di Desa Wonorejo Malang Dan Desa Andonosari Pasuruan)

FATIMAH, SITI and Prof. Dr.Ir. Kliwon Hidayat,, M.S and Dr. Asihing Kustanti,, S.Hut.,M.Si (2023) Pola Kemitraan Pt Pameling Agro Nusantara Dengan Petani Alpukat Pameling (Parsea Americana) (Studi Kasus Di Desa Wonorejo Malang Dan Desa Andonosari Pasuruan). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Menurut Suryana (2018) salah satu jenis buah-buahan yang memiliki banyak manfaat dan diminati masyarakat adalah alpukat (Parsea americana). Alpukat mengandung beberapa gizi yang dibutuhkan tubuh manusia antara lain lemak sehat, protein, gula, vitamin, mineral dan serat. Alpukat juga mengandung asam oleat tak jenuh tunggal yang telah teruji dapat mengurangi kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik dalam darah. Kemitraan yang terjalin antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani alpukat pameling terbagi menjadi tiga macam kemitraan yaitu kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit desa Wonorejo yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan saprodi atau paket budidaya yang akan dijual kepetani, kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani mitra panen desa Wonorejo yang memiliki tujuan untuk mencukupi kebutuhan pasokan buah kepada konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri, dan kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani budidaya alpukat pameling artinya petani yang bekerjasama atau bermitra dengan PT Pameling Agro Nusantara dari mulai proses penanaman bibit alpukat pameling hingga proses pemasaran kemitraan ini berfungsi untuk menambah pendapatan perusahaan dari paket budidaya yang terjual kepada petani, PT Pameling Agro Nusantara memperoleh pasokan buah dari petani untuk dipasarkan, selain itu petani juga diuntungkan dengan pendapatan yang diterima dari penjualan buah alpukat Pameling. Desa Wonorejo sendiri berada di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang merupakan desa penghasil sekaligus pengembang alpukat Pameling pertama. Adapun luas lahan produksi alpukat pameling di Desa Wonorejo dan Desa Andonosari sebagai berikut. Tabel 1 Produksi alpukat pameling di Desa Wonorejo dan Desa Andonosari Tahun 2023 Potensi Nama Luas Jumlah Jumlah Potensi No Produksi/ Harga/Kg Desa Lahan(ha) Petani Pohon Pendapatan tahun(ton) Rp Rp 1 Wonorejo 45.0 90.00 118 704 15.000 1.350.000.000 Rp Rp 2 Andonosari 24.8 107.87 25 3,082 15.000 1.618.050.000 Sumber: Data Primer diolah dari desa Wonorejo dan Andonosari, 2023 Alpukat Pameling merupakan komoditas tergolong baru yang sedang dikembangkan oleh PT Pameling Agro Nusantara. Akan tetapi dalam praktiknya pengembangan sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya tengkulak yang membeli buah alpukat Pameling desa Wonorejo dengan harga yang rendah sehingga pendapatan petani menurun. Pembelian oleh tengkulak menggunakan sistem tebas dengan alat ukur wadah bak bukan menggunakan satuan berat. Oleh karena itu, pada tahun 2022 berdiri PT Pameling Agro Nusantara yang memiliki tujuan untuk mengembangkan alpukat Pameling dan meningkatkan pendapatan petani. PT Pameling Agro Nusantara menjalin hubungan kemitraan dengan petani alpukat Pameling baik petani penangkar bibit desa Wonorejo, petani mitra panen desa Wonorejo maupun petani budidaya desa Andonosari untuk mewujudkan tujuan menghasilkan profit, mengembangkan alpukat Pameling, dan meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda yaitu desa Andonosari kecamatan Lawang Kabupaten Malang dan desa Wonorejo kecamatan Tutur kabupaten Pasuruan. Tujuan dlakukan penelitian di dua lokasi yang berbeda bukan untuk membandingkan atau mengkomparasikan akan tetapi untuk melengkapi data mekanisme kemitraan. Saat ini kemitraan di desa Wonorejo terbatas pada kemitraan dengan petani penangkar bibit dan petani mitra budidaya dan tidak ada data mengenai kemitraan dengan petani budidaya karena desa Wonorejo sudah melakukan penanaman alpukat Pameling sebelum PT Pameling Agro Nusantara berdiri. Desa Andonosari sendiri merupakan desa dengan petani mitra budidaya yang cukup banyak dan aktif dalam kemitraan. selain itu desa Andonosari dekat dengan desa Wonorejo sehingga dipilih menjadi lokasi penelitian kedua. Penelitian ini mengkaji “Analisis Pola dan Dinamika Kemitraan PT Pameling Agro Nusantara dengan Petani Alpukat Pameling (Parsea americana) di Desa Wonorejo Malang dan Desa Andonosari Pasuruan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi proses kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit di Desa Wonorejo, petani mitra panen desa Wonorejo dan petani budidaya desa Andonosari, (2) menganalisis pola kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit desa Wonorejo, petani mitra panen desa Wonorejo dan petani budidaya desa Andonosari, (3) menganalisis dinamika kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit desa Wonorejo, petani mitra panen desa Wonorejo dan petani budidaya desa Andonosari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik yang digunakan untuk menentukan informan kunci adalah purposive dengan jumlah informan kunci 2 orang yaitu pendiri PT Pameling Agro Nusantara dan HRD PT Pameling Agro Nusantara, sedangkan untuk informan tambahan menggunakan teknik snowball sampling dengan jumlah informan sebanyak 7 orang petani mitra dan 5 karyawan PT Pameling Agro Nusantara. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan model interaktif Milles Huberman dan Saldana (2014) yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan metode memperoleh keabsahan data menggunakan perpanjangan pengamatan, triangulasi sumber dan membercheck. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses kemitraan PT Pameling Agro Nusantara dengan petani budidaya meliputi (1) proses mencari petani mitra penangkar bibit desa Wonorejo, proses mencari petani mitra panen desa Wonorejo, dan petani budidaya desa Andonosari, proses sosialisai kemitraan, proses perjanjian kemitraan yang meliputi penjabaran hak dan kewajiban serta mekanisme kemitraan, proses bermitra, proses penanaman bibit alpukat pameling oleh tim budidaya PT Pameling Agro Nusantara bersama petani, dan proses pendampingan dan evaluasi kemitraan secara rutin oleh tim investasi dan kerjasama serta tim budidaya PT Pameling Agro. (2) Dinamika kemitraan yang terjalin antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit desa Wonorejo, petani mitra panen desa Wonorejo dan petani budidaya alpukat Pameling desa Andonosari. Dinamika tersebut menurut teori system meliputi: perubahan komposisi, perubahan struktur, perubahan fungsi, perubahan batas perubahan hubungan antar subsistem, dan perubahan lingkungan. Selain itu dinamika kemitraan juga menunjukkan kondisi terjadinya perkembangan dan penurunan kondisi kemitraan yang pada kondisi berkembang ditandai dengan (1) bertambahnya jumlah petani mitra, (2) penguasaan teknologi, (3) munculnya kebijakan baru. Sedangkan pada kondisi menurunnya kemitraan ditandai dengan (1) kemitraan dengan petani penangkar bibit bersifat non formal, (2) kehadiran tengkulak yang menyebabkan rendahnya harga jual buah alpukat (3) kurangnya sumber daya manusia (tenaga kerja perusahaan) (4) petani penangkar bibit yang berhenti memproduksi bibit. Hasil pembahasan (3) mengenai pola kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani alpukat Pameling baik petani penangkar bibit dsa Wonorejo, petani mitra panen desa Wonorejo maupun petani budidaya desa Andonosari memiliki jenis pola yang berbeda-beda. Pola kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit membentuk pola kerjasama operasional agribisnis, dengan petani mitra panen desa Wonorejo membentuk pola dagang umum karena terbatas pada hubungan dagang atau jual beli, sedangkan dengan petani budidaya desa Andonosari membentuk pola kerjasama operasional agribisnis (KOA) juga. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini 1) proses kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit dan petani budidaya baik di Desa Wonorejo maupun desa Andonosari dimulai dari proses mencari petani mitra sampai dengan persetujuan menjalin kemitraan dan pendampingan serta evaluasi secara rutin oleh PT Pameling Agro Nusantara (2) Dinamika kemitraan yang terjalin antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani alpukat Pameling baik petani penangkar maupun budidaya menunjukkan terjadinya keadaan perkembangan kemitraan danmenurunnya kemitraan, (3) Hubungan kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani alpukat Pameling baik penangkar bibit maupun budidaya tersebut membentuk pola yang berbeda. Pola kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani penangkar bibit desa Wonorejo membentuk pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis, dengan petani budidaya Desa Wonorejo Lawang membentuk pola dagang umum karena terbatas pada hubungan dagang, sedangkan dengan petani budidaya desa Andonosari juga membentuk pola kerjasama operasional agribisnis (KOA). Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah (1) Perlu adanya perbaikan mekanisme kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani alpukat Pameling dengan melakukan evaluasi secara rutin untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan proses kemitraan, (2) Untuk mengatasi persaingan dengan tengkulak PT Pameling Agro Nusantara dapat menjalin kerjasama bersama tengkulak dengan menjadikan mereka bagian dari tim baik pemasaran maupun budidaya untuk menghindari makin surutnya kemitraan, (3) menjadikan hubungan kemitraan antara PT Pameling Agro Nusantara dengan petani budidaya alpukat Pameling desa Wonorejo lebih formal dengan hak dan kewajiban tertulis yang mengikat kedua belah pihak

English Abstract

According to Suryana (2018), one type of fruit that has many benefits and is in demand by the public is avocado (Parsea americana). Avocados contain several nutrients that the human body needs including healthy fats, protein, sugar, vitamins, minerals and fiber. Avocados also contain monounsaturated oleic acid which has been tested to reduce bad cholesterol and increase good cholesterol in the blood. The partnership between PT Pameling Agro Nusantara and Pameling avocado farmers is divided into three types of partnerships, namely the partnership between PT Pameling Agro Nusantara and Wonorejo village seed farmers which aims to meet the needs of saprodi or cultivation packages that will be sold to farmers, partnerships between PT Pameling Agro Nusantara and Wonorejo village harvest partner farmers which aim to meet the needs of fruit supply to consumers both domestically and abroad, and the partnership between PT Pameling Agro Nusantara and pameling avocado cultivation farmers means farmers who cooperate or partner with PT Pameling Agro Nusantara from the process of planting pameling avocado seeds to the marketing process of this partnership serves to increase the company's income from cultivation packages sold to farmers, PT Pameling Agro Nusantara obtains fruit supplies from farmers to be marketed, besides that farmers also benefit from the income received from the sale of Pameling avocados. Wonorejo Village itself is located in Lawang District, Malang Regency, which is the first Pameling avocado producing and developing village. The area of pameling avocado production in Wonorejo Village and Andonosari Village is as follows. Tabel 2 Pameling avocado production in Wonorejo Village and Andonosari Village Production Number Village Number Price/ Revenue No Land (ha) potential/ of Name of trees Kg potential year (ton) Farmer Rp Rp 1 Wonorejo 45.0 90.00 118 704 15.000 1.350.000.000 Andonosar Rp Rp 2 24.8 107.87 25 3,082 i 15.000 1.618.050.000 Source: Primary Data processed from Wonorejo and Andonosari villages, 2023 Pameling avocado is a relatively new commodity that is being developed by PT Pameling Agro Nusantara. However, in practice development is difficult. This is due to the existence of middlemen who buy Pameling avocados in Wonorejo village at low prices so that farmers' income decreases. Purchases by middlemen use a slash system with a body container measuring instrument instead of using a unit of weight. Therefore, in 2022 PT Pameling Agro Nusantara was established which aims to develop Pameling avocados and increase farmers' income. PT Pameling Agro Nusantara established a partnership relationship with Pameling avocado farmers, both Wonorejo village seed breeder farmers, Wonorejo village harvest partner farmers and Andonosari village cultivation farmers to realize the goals of making profits, developing Pameling avocados, and increasing farmers' income. This research was conducted in two different locations, namely Andonosari village, Lawang district, Malang regency, and Wonorejo village, Ujar district, Pasuruan regency. The purpose of conducting research in two different locations is not to compare or compare, but to complete the data of the partnership mechanism. Currently the partnership in Wonorejo village is limited to partnerships with seed farmers and cultivation partner farmers and there is no data on partnerships with cultivation farmers because Wonorejo village has planted Pameling avocados before PT Pameling Agro Nusantara was established. Andonosari Village itself is a village with quite a lot of cultivation partner farmers and is active in partnerships. in addition, Andonosari village is close to Wonorejo village so it was chosen as the second research location. This study examines "Analysis of Patterns and Dynamics of PT Pameling Agro Nusantara's Partnership with Pameling Avocado Farmers (Parsea americana) in Wonorejo Village, Malang and Andonosari Village, Pasuruan. The objectives of this study are (1) identifying the partnership process between PT Pameling Agro Nusantara and seed farmers in Wonorejo Village, Wonorejo village harvest partner farmers and Andonosari village cultivation farmers, (2) analyzing the partnership pattern between PT Pameling Agro Nusantara and Wonorejo village seed farmers, Wonorejo village harvest partner farmers and Andonosari village cultivation farmers, (3) analyze the dynamics of partnership between PT Pameling Agro Nusantara and Wonorejo village seed farmers, Wonorejo village harvest partner farmers and Andonosari village cultivation farmers. The method used in this study is qualitative method with case study design. The technique used to determine key informants is purposive sampling with 2 key informants, namely the founder of PT Pameling Agro Nusantara and HRD of PT Pameling Agro Nusantara, while for additional informants using snowball sampling techniques with the number of informants as many as 9 partner farmers and 2 employees of PT Pameling Agro Nusantara. The methods used to collect data are in-depth interviews, observation, and documentation. The data analysis method uses the interactive model of Milles Huberman and Saldana (2014), namely data collection, data condensation, data presentation, and conclusions. While the method obtains the validity of the data using observation extension, source triangulation and membercheck. The results showed that the partnership process of PT Pameling Agro Nusantara with cultivation farmers includes (1) the process of finding Wonorejo village seed breeding partner farmers, the process of finding Wonorejo village harvest partner farmers, and Andonosari village cultivation farmers, the partnership socialization process, the partnership agreement process which includes the elaboration of rights and obligations and partnership mechanisms, the partnering process, the process of planting pameling avocado seedlings by the PT Pameling Agro Nusantara cultivation team with farmers, and a regular mentoring and evaluation process of partnerships by the investment and cooperation team as well as the cultivation team of PT Pameling Agro. (2) The dynamics of the partnership between PT Pameling Agro Nusantara and Wonorejo village seed farmers, Wonorejo village harvest partner farmers and Pameling avocado cultivation farmers in Andonosari village. These dynamics according to systems theory include: changes in composition, changes in structure, changes in function, changes in boundaries, changes in relationships between subsystems, and changes in the environment. In addition, the dynamics of partnership also show the condition of development and decline in partnership conditions which in developing conditions are marked by (1) increasing the number of partner farmers, (2) mastery of technology, (3) the emergence of new policies. Meanwhile, in the condition of declining partnerships, it is marked by (1) partnerships with seed farmers are informal, (2) the presence of middlemen who cause low selling prices of avocados, (3) lack of human resources (company labor), (4) seed farmers who stop producing seeds. The results of the discussion (3) regarding the partnership pattern between PT Pameling Agro Nusantara and Pameling avocado farmers, both Wonorejo dsa seed breeding farmers, Wonorejo village harvest partner farmers and Andonosari village cultivation farmers have different types of patterns. The partnership pattern between PT Pameling Agro Nusantara and seed farmers forms a pattern of agribusiness operational cooperation, with Wonorejo village harvest partner farmers forming a general trade pattern because it is limited to trade or buying and selling relationships, while with Andonosari village cultivation farmers form an agribusiness operational cooperation (KOA) pattern as well. The conclusions obtained from this study 1) the partnership process between PT Pameling Agro Nusantara and seed farmers and cultivation farmers both in Wonorejo Village and Andonosari Village starting from the process of finding partner farmers to the agreement to establish partnerships and mentoring and regular evaluations by PT Pameling Agro Nusantara (2) The dynamics of the partnership between PT Pameling Agro Nusantara and Pameling avocado farmers, both captive and cultivation farmers shows the state of partnership development and declining partnership, (3) The partnership relationship between PT Pameling Agro Nusantara and Pameling avocado farmers, both seed breeding and cultivation, forms a different pattern. The partnership pattern between PT Pameling Agro Nusantara and Wonorejo village seed farmers forms an agribusiness operational cooperation partnership pattern, with Wonorejo Lawang Village cultivation farmers forming a general trade pattern because it is limited to trade relations, while with Andonosari village cultivation farmers also forms an agribusiness operational cooperation (KOA) pattern. Suggestions that can be given from this study are (1) There is a need to improve the partnership mechanism between PT Pameling Agro Nusantara and Pameling avocado farmers by conducting regular evaluations to find out the advantages and weaknesses of the partnership process, (2) To overcome competition with middlemen PT Pameling Agro Nusantara can collaborate with middlemen by making them part of the team both marketing and cultivation to avoid further receding partnerships, (3) make the partnership relationship between PT Pameling Agro Nusantara and Pameling avocado cultivation farmers in Wonorejo village more formal with written rights and obligations that bind both parties.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042305
Divisions: S2/S3 > Magister Sosiologi, Fakultas Pertanian
Depositing User: Annisti Nurul F
Date Deposited: 10 Jan 2024 01:34
Last Modified: 10 Jan 2024 01:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206957
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Siti Fatimah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item