Karakterisasi Morfologi Enam Calon Varietas Tanaman Jagung Pakan (Zea mays L.).

Nurhadi Putra, Mhd. and Prof. Dr. Ir. Lita Soetopo (2023) Karakterisasi Morfologi Enam Calon Varietas Tanaman Jagung Pakan (Zea mays L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jagung pakan (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas tanaman penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan strategis untuk dikembangkan. Sekitar 55% kebutuhan jagung diperuntukkan untuk pakan ternak, 30% untuk pangan, dan lebihnya untuk bahan baku industri dan bibit. Pada tahun 2019, dari 19,5 juta ton kebutuhan jagung nasional, 11,5 juta ton dimanfaatkan untuk pakan ternak. Meningkat dari tahun sebelumnya, yang hanya 10,8 juta ton dari total 17,4 juta ton. Kebutuhan yang tinggi dikarenakan jagung pakan berkontribusi sebesar 50% dalam pembuatan produk pakan oleh industri pakan ternak. Produksi jagung pakan di Indonesia pada 2020 mencapai 29,1 juta ton dengan produktivitas 5,4 ton/ha. Angka produktivitas tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan potensi produksinya dan masih tertinggal dari negara produsen jagung lainnya. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan perakitan varietas unggul melalui kegiatan pemuliaan, yang salah satu tahapannya ialah karakterisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter kualitatif dan kuantitatif enam calon varietas tanaman jagung pakan (Zea mays L.), serta mengidentifikasi calon varietas yang berpotensi memiliki hasil produksi yang nyata lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding. Hipotesis dari penelitian ini ialah terdapat calon varietas tanaman jagung pakan (Zea mays L.) dengan karakter yang seragam, dan memiliki sifat unggul berupa hasil produksi yang nyata lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2022 di CV. Borneo Seed Indonesia yang bertempat di Desa Bocek, Manggisari, Karangploso, Kabupaten Malang. Bahan tanam yang digunakan berupa 6 calon varietas tanaman jagung pakan (JP01, JP02, JP03, JP04, JP05, dan JP06), serta varietas tanaman jagung pakan NUSA 01 dan NUSA 03 sebagai pembanding. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan calon varietas. Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali sehingga terdapat 32 satuan percobaan, dengan 24 tanaman di setiap satuannya. Pengamatan dilakukan pada 11 tanaman sampel per tiap satuan percobaan. Karakter yang diamati terdiri dari karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif yang diamati meliputi antosianin pada pelepah daun pertama, bentuk ujung daun pertama, gelombang pada tepi helai daun, sudut antara daun dan batang, tipe percabangan malai, kerapatan glume, warna antosianin pada dasar glume, warna antosianin pada bagian selain dasar glume, warna antosianin pada anther, warna antosianin pada rambut tongkol, antosianin pada akar tunjang, antosianin pada internode, bentuk tongkol, tipe biji, warna permukaan biji, dan warna pangkal biji. Sedangkan karakter kuantitatif meliputi persentase tanaman hidup, umur anthesis, umur silking, panjang poros utama malai, tinggi tanaman, umur panen, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji, bobot tongkol tanpa kelobot, bobot pipilan kering, hasil panen per plot, dan produksi per hektar. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif persentatif, sedangkan data kuantitatif menggunakan uji ANOVA 5% dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian terhadap karakter kualitatif antosianin pada pelepah daun pertama, gelombang pada tepi helai daun, sudut antara daun dan batang, kerapatan glume, warna antosianin pada rambut tongkol, serta antosianin pada akar tunjang menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata antar calon varietas dan varietas pembanding yang diamati. Pada karakter kualitatif lainnya, ditemukan adanya perbedaan nyata antara karakter yang dimiliki varietas pembanding dengan seluruh calon varietas yang diamati, terkecuali calon varietas JP05. Pada pengamatan karakter kuantitatif, jagung pakan JP01 memiliki hasil yang nyata lebih baik dibandingkan varietas pembanding NUSA 03 pada seluruh karakter yang diamati, kecuali karakter jumlah baris biji. JP01 menunjukkan hasil yang nyata lebih baik terhadap varietas pembanding NUSA 01 pada karakter panjang poros utama malai, dan nyata tidak lebih baik pada karakter jumlah baris biji. Pada karakter kuantitatif lainnya, JP01 dan varietas pembanding NUSA 01 tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sehingga calon varietas JP01 memiliki potensi terbesar untuk dikembangkan lebih lanjut.

English Abstract

Fodder corn (Zea mays L.) is one of the important crop commodities that has high economic value and strategic to develop. About 55% of corn needs are used for fodder, 30% for food, and the rest are for industrial raw materials and seeds. In 2019, out of 19.5 million tons of national corn needs, 11.5 million tons were used for fodder. This shows an increase from the previous year, which was only 10.8 million tons from total 17.4 million tons. That high need is because fodder corn contributes 50% to the manufacture of feed products by the fodder industry. Fodder corn production in Indonesia in 2020 was 29.1 million tons with productivity 5.4 tons/ha. This productivity is still much lower than its potential and still lags behind other corn producing countries. Increasing productivity can be done by assembling superior varieties through breeding activities, which one of the stage is characterization. This study aims to describe the qualitative and quantitative characters of six candidate varieties of fodder corn (Zea mays L.), as well as identify candidate varieties that have the potential to have significantly higher yields than the comparison varieties. The hypothesis of this study is there are candidate varieties of fodder corn (Zea mays L.) with uniform characters, and have significantly higher yields than the comparison varieties. The research implemented in May-September 2022 at CV. Borneo Seed Indonesia located in Bocek Village, Manggisari, Karangploso, Malang Regency. Planting materials that used are 6 candidate varieties of fodder corn (JP01, JP02, JP03, JP04, JP05, and JP06), and also corn varieties NUSA 01 and NUSA 03 for comparison. The study conducted using a Randomized Block Design (RBD) with candidate varieties as the treatment. It was repeated 4 times so there was 32 experimental units, with 24 plants in each unit. Observations made on 11 sample plants per each experimental unit. The observed characters consist of qualitative and quantitative characters. The qualitative characters observed included anthocyanin of first leaf sheath, shape of first leaf apex, undulation of margin of leaf blade, angle between leaf blade and stem, tassel branching type, glume density, anthocyanin color at base of glume, anthocyanin color of glumes excluding the base, anthocyanin color of anthers, anthocyanin color of silks, anthocyanin of brace roots, anthocyanin of internode, ear shape, type of grain, color of top of grain, and color of dorsal side of grain. While quantitative characters included percentage of live plants, age of anthesis, age of silk emergence, length of main axis of tassel, plant height, harvest age, ear length, ear diameter, number of rows of grain, cob weight without husks, dry grain weight, yield per plot, and production per hectare. Qualitative data analyzed descriptively, while quantitative data used 5% ANOVA test followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results of the research on the qualitative characters of anthocyanins of first leaf sheath, undulation of margin of leaf blade, angle between leaf blade and stem, glume density, anthocyanin color of silk, and anthocyanins of brace roots showed no significant differences between the candidate varieties and the comparison varieties observed. On other qualitative characters, it was found that there were significant differences between the characters of the comparison varieties and all the candidate varieties observed, except for candidate varieties JP05. In observing the quantitative characters, fodder corn JP01 had significantly better result than the comparison variety NUSA 03 for all observed characters, except for the number of rows of grain. JP01 showed significantly better results than the comparison variety NUSA 01 on the length of main axis of tassel, and significantly not better on the number of rows of grain. For other quantitative characters, JP01 and the comparison variety NUSA 01 did not show significant different results, so that candidate varieties JP01 has potential to be developed further.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052304
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username ismiatun
Date Deposited: 09 Jan 2024 08:41
Last Modified: 09 Jan 2024 08:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206910
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
MHD. NURHADI PUTRA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item