Melati, Agatha Indah and Prof. Dr. Ir. Ellis Nihayati,, MS. (2023) Pengaruh Pemberian Urea dan Volume Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) merupakan salah satu tanaman obat Indonesia yang memiliki banyak khasiat. Tanaman kumis kucing bermanfaat untuk membantu mengobati batu ginjal, melancarkan pengeluaran urine, reumatik, dan menurunkan kadar glukosa dalam darah. Menurut Jayanti et al (2019), pemanfaatan kumis kucing mengalami peningkatan pada permintaan simplisia tanaman kumis kucing 20 ton/tahun di tahun 2005. Pribadi et al (2014) mengatakan zat sinensetin merupakan senyawa flavonoid dan bahan aktif yang paling stabil pada kumis kucing, sehingga zat tersebut menjadi salah satu zat identifikasi simplisia. Tanaman kumis kucing jarang dibudidayakan oleh petani, karena nilai jual yang tidak terlalu tinggi. Umumnya tanaman kumis kucing dibudidayakan sebagai tanaman tumpang sari sehingga pertumbuhannya tidak diperhatikan dan kurangnya pengetahuan petani tentang standar budidaya tanaman kumis kucing menyebabkan simplisia yang dihasilkan tidak memenuhi syarat tanaman obat. Sedangkan tanaman obat memiliki kriteria zat yang spesifik. Tanaman kumis kucing harus memiliki 0,10% jumlah flavonoid untuk dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kementerian Kesehatan RI (2017), yang mengatakan daun kumis kucing harus mengandung paling sedikit 0,10% flavonoid sinensetin. Unsur hara dan penyiraman yang tidak diperhatikan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari tanaman. Hal ini disebabkan tanaman kumis kucing membutuhkan unsur hara N yang cukup untuk memenuhi pertumbuhannya tetapi perlu dilakukan stress pada tanaman sehingga kadar flavonoid pada tanaman ikut meningkat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari respon tanaman kumis kucing terhadap pemberian dosis urea dan volume penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kumis kucing dan untuk mengetahui dosis urea dan volume penyiraman yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kumis kucing. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah terdapat interaksi urea dan volume penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kumis kucing serta pemberian dosis urea dan volume penyiraman yang tepat dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 hingga April 2023, di Green House Lahan Percobaan Jatimulyo pada ketinggian kurang lebih 460 mdpl dengan suhu 20°C-28°C dan kelembaban udara antara 50-80%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) secara faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama ialah dosis urea yang terdiri dari tiga taraf yaitu P1 dengan urea 75 kg urea/ha, P2 dengan urea 150kg urea/ha, dan P3 dengan urea 225kg urea/ha. Faktor kedua yaitu volume penyiraman terdiri dari tiga taraf A1 dengan 350 ml air, A2 dengan 700 ml air dan A3 dengan 1.050 ml air. Penelitian ini diulang sebanyak tiga ulangan dengan 9 plot perlakuan dan memiliki 9 tanaman per plot. Pengamatan terdiri dari 2 bagian yaitu pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang dan luas daun sedangkan pengamatan panen meliputi berat basah total dan berat basah daun, berat kering total dan berat kering daun, pengujian kadar flavonoid. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji pada taraf nyata 5% (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh nyata pada perlakuan yang diberikan, jika hasil analisis ragam terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antara perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.vi Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara dosis urea dan volume penyiraman terhadap kandungan flavonoid tanaman kumis kucing. Volume penyiraman 350 ml/tan dengan dosis urea 225 kg/ha mampu meningkatkan kandungan flavonoid. Volume penyiraman 700 ml/tan dengan dosis urea 75 kg/ha mampu memberikan pengaruh terhadap kandungan flavonoid pada tanaman kumis kucing. Volume penyiraman 1050 ml/tan dengan dosis urea 150 kg/ha dan 225 kg/ha mampu meningkatkan kandungan flavonoid pada tanaman kumis kucing, tetapi pada dosis urea 150 kg/ha memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan dosis urea 225 kg/ha. Dosis urea 75 kg/ha mampu menghasilkan rerata pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dosis urea 150 kg/ha dan 225 kg/ha pada jumlah daun umur 20-50 HST dan luas daun umur 40-50 HST. Volume penyiraman 700 ml mampu menghasilkan rerata pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan volume penyiraman 350 ml dan 1050 ml pada tinggi tanaman umur 20-50 HST dan luas daun umur 20-30 HST.
English Abstract
Java tea (Orthosiphon aristatus) is one of Indonesian medicinal plants which has many benefits. The java tea plant is useful to help treat kidney stones, expedite urine output, rheumatism, and lower blood glucose levels. According to Jayanti et al (2019), the utilization of java tea has increased due to the demand for simplicia of the java tea plant of 20 tons/year in 2005. Pribadi et al (2014) said that the substance sinensetin is a flavonoid compound and the most stable active ingredient in java tea, so that this substance is one of the simplex identification substances. Java tea are rarely cultivated by farmers, because the selling price is not too high. In general, java tea are cultivated as inter cropping plants so that their growth is not taken into account and the lack of knowledge of farmers about the standards for cultivating java tea causes the simplicia produced does not meet the requirements for medicinal plants. While medicinal plants have specific substance criteria. The java tea plant must have 0.10% total flavonoid to be used as a medicinal plant. This corresponds to the statement of the Indonesian Ministry of Health (2017), which said java tea leaves must contain at least 0.10% of the flavonoid sinensetin. Nutrients and watering that are not considered affect the quality and quantity of plants. This is because the java tea plant requires sufficient N nutrients to meet its growth but it is necessary to stress the plants so that the levels of flavonoid in the plants also increase. The purpose of this study was to study the response of java tea plants to the administration of urea dose and watering volume on the growth and yield of java tea and to determine the right dose of urea and watering volume to the growth and yield of java tea plants. The hypothesis put forward in this study is that there is an interaction of urea and watering volume on the growth and yield of java tea plants and that giving the right dose of urea and watering volume can produce the best plant growth and yields. This research was carried out from December 2022 to April 2023, at Green House Jatimulyo Experimental Field at an altitude of approximately 460 meters above sea level with a temperature of 20°C-28°C and humidity between 50-80%. This study used a factorial randomized block design (RBD) with two factors. The first factor was the dose of urea which consisted of three levels, namely P1 with 75 kg urea/ha urea, P2 with 150 kg urea/ha urea, and P3 with 225 kg urea/ha urea. The second factor is the volume of watering consisting of three levels A1 with 350 ml/plant of water, A2 with 700 ml/plant of water and A3 with 1,050 ml/plant of water. This study was repeated three times with 9 treatment plots and had 9 plants per plot. Observations consisted of 2 parts, namely growth observations including plant height, number of leaves, number of branches and leaf area while harvest observations included total fresh weight and fresh weight of leaves, total dry weight and dry weight of leaves, testing for flavonoid levels. The data obtained were analyzed by testing at a significant level of 5% (ANOVA) to determine the significant effect on the treatment given, if the results of the analysis of variance had a significant effect then it was followed byviii a comparison test between treatments using the Honest Significant Difference (HSD) at the 5% level. Based on the results of the study it can be concluded that there is an interaction between the dose of urea and the volume of watering on the flavonoid content of the java tea plant. Watering volume of 350 ml/plant with a dose of 225 kg/ha of urea was able to increase the content of flavonoid. The watering volume of 700 ml/plant with a dose of 75 kg/ha of urea was able to have an effect on the flavonoid content in java tea plants. A watering volume of 1050 ml/plant with a dose of 150 kg/ha and 225 kg/ha urea was able to increase the flavonoid content in the java tea plant, but at a dose of 150 kg/ha urea it gave higher result compared to a dose of 225 kg/ha urea. A dose of 75 kg/ha of urea was able to produce a higher growth rate than 150 kg/ha and 225 kg/ha of urea on the number of leaves aged 20-50 DAP and leaf area of 40-50 DAP. A watering volume of 700 ml/plant was able to produce a higher growth rate than a watering volume of 350 ml/plant and 1050 ml/plant for plant height aged 20-50 DAP and leaf area aged 20-30 DAP.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with username chikyta |
Date Deposited: | 09 Jan 2024 07:22 |
Last Modified: | 09 Jan 2024 07:22 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206606 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Agatha Indah.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |