CHOIRUNNISA, ADZRA and Dr. Ir. Nur Edy Suminarti,, MS (2023) Pengaruh Tingkat Kerapatan Paranet Pada Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) yang Ditanam di Wilayah Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman kubis bunga merupakan salah satu tanaman hortikultura sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena kaya akan kandungan gizi. Dampak dari tingginya nilai gizi tersebut menyebabkan permintaan terhadap curd kubis bunga mengalami peningkatan. Namun demikian, peningkatan tersebut belum dapat segera teratasi sebagai akibat maraknya kegiatan alih fungsi lahan, khususnya di wilayah dataran tinggi. Prawoto dan Hartatik (2018), mencatat adanya penurunan luas lahan panen dari 10,785 ha pada tahun 2017 menjadi 10,097 ha pada tahun 2018. Akibatnya, secara nasional produksi curd kubis bunga mengalami penurunan hasil dari 256,836 ton/ha pada tahun 2017, menjadi 217,507 ton/ha pada tahun 2018. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan suatu upaya ekstensifikasi pertanian pada lahan kering serta modifikasi lingkungan dengan memanfaatkan penerapan naungan dan pemilihan varietas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat kerapatan paranet yang sesuai pada pertumbuhan dan hasil tiga varietas tanaman kubis bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) yang ditanam di wilayah lahan kering. Hipotesis penelitian ini yaitu tingkat kerapatan paranet yang berbeda akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang berbeda dari tiga varietas kubis bunga yang ditanam di lahan kering. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2023 di lahan Percobaan Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Petak utama berupa perbedaan tingkat naungan yaitu tanpa paranet (N0), 25% kerapatan paranet (N1), 50% kerapatan paranet (N2), dan 75% kerapatan paranet (N3). Sedangkan anak petak berupa perbedaan varietas yaitu Varietas Billy 31 (V1), Varietas PM 126 (V2), dan varietas Aquina (V3). Parameter yang diamater meliputi pengamatan lingkungan mikro, pengamatan pertumbuhan dan pengamatan panen. Pengamatan iklim mikro terdiri dari suhu udara, kelembaban udara, kelembaban tanah, dan intensitas cahaya. Pengamatan pertumbuhan diantaranya adalah jumlah daun, luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, indeks klorofil total, dan warna daun. Pengamatan panen terdiri dari bobot konsumsi/tanaman, bobot konsumsi/petak panen, dan bobot segar konsumsi/hektar. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam atau uji F dengan taraf 5%. Jika terdapat interaksi maupun pengaruh yang nyata dari perlakuan, maka akan dilanjutkan uji perbandingan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan paranet pada berbagai tingkatan memberikan pengaruh nyata pada parameter lingkungan mikro seperti intensitas radiasi matahari, suhu udara minimum dan maksimum, kelembaban udara minimum dan maksimum, serta kelembaban tanah minimum dan maksmum. Pada parameter pertumbuhan penggunaan berbagai tingkat kerapatan paranet dan varietas berpengaruh nyata pada variabel jumlah daun, bobot segar total tanaman,ii dan bobot kering total tanaman. Luas daun dan indeks klorofil tidak dipengaruhi oleh perbedaan macam varietas dan hanya dipengaruhi oleh perlakuan kerapatan paranet. Terdapat interaksi nyata antara perlakuan kerapatan paranet dan macam varietas terhadap komponen hasil yang meliputi diameter curd, bobot konsumsi per tanaman, bobot konsumsi per petak panen, dan bobot konsumsi per hektar. Perlakuan tanpa paranet memberikan hasil bobot konsumsi per hektar paling tinggi didapatkan oleh varietas PM 126 sebesar 8,53 ton/ha. Varietas Aquina dan Billy 31 tidak dapat ditanam pada wilayah lahan kering meskipun sudah diberikan paranet pada berbagai tingkat kerapatan.
English Abstract
Cauliflower is one of the vegetable horticultural crops that has high economic value because it is rich in nutrients. the impact of the nutritional value causes the demand for cauliflower to increase. However, this increase cannot be immediately resolved as a result of rampant land conversion activities, especially in the highlands. Prawoto dan Hartatik (2018), recorded a decrease in harvested area from 10,785 ha in 2017 to 10,097 ha in 2018. As a result, nationally, cabbage production decreased from 256,836 tons/ha in 2017, 217,507 tons/ha in 2018 Based on these problems, an effort is needed for agicultural extensification on dry land and environmental modification by applying shade and selecting varieties. The purpose of this study was to determine the appropriate level of paranet density on the gowth and yield of three varieties of cauliflower (Brassica oleracea var. botrytis L.) planted in dry land areas. The hypothesis of this research is that different paranet density levels will produce different gowth and yields of the three varieties of flower cabbage gown on dry land. The research was conducted from Januari to March 2023 at the Jatikerto Experimental Site, Kromengan District, Malang Regency, East Java. This research was conducted using a Split Plot Design. The main plots consist of different levels of shade, namely without paranet (N0), 25% paranet density (N1), 50% paranet density (N2), and 75% density (N3). Meanwhile, the sub-plots consisted of different varieties, namely Varieties PM 126 (V1), Varieties Aquina (V2), and Varieties Billy 31 (V3). Parameters measured include micro-environment observations, gowth observations and harvest observations. Microclimate consists of air temperature, humidity, soil moisture, and light intensity. and the gowth parameters is weights of which were the number of leaves, leaf area, total fresh weight of the plant, total dry weight of the plant, chlorophyll content, and leaf color. Harvest consisted fresh weight consumption/plant, fresh weight consumption/harvest plot, and fresh weight consumption/ha. The data obtained were analyzed using analysis of variance or F test with a level of 5%. If there is a significant interaction or effect from the treatment, then the comparison test will be continued using the Honestly Significant Difference (HSD) at the 5% level to determine the difference between treatments. The results showed that the use of paranet at various levels has a significant effect on microenvironmental parameters such as solar radiation intensity, minimum and maximum air temperature, minimum and maximum air humidity, and minimum and maximum soil moisture. In the gowth parameters, the use of various levels of paranet density and varieties had a significant effect on the variable number of leaves, total fresh weight of plants, and total dry weight of plants. Leaf area and chlorophyll index were not affected by differences in varieties and only affected by paranet density treatment. There is a real interaction between the treatment of paranet density and variety of varieties on yield components which include curd diameter, consumption weight per plant, consumption weight per harvest plot, and consumption weight per hectare. Treatment without paranets gives the highest consumption weight per hectare obtained by the PM 126 variety of 8.53iv tons / ha. Aquina and Billy 31 varieties cannot be grown in dryland areas even though they have been given paranets at various density levels.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052304 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with username chikyta |
Date Deposited: | 09 Jan 2024 06:57 |
Last Modified: | 09 Jan 2024 06:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206551 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Adzra Choirunnisa.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (8MB) |
Actions (login required)
View Item |